Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis, Rahasia Meraih Umur Kedua yang Abadi dan Pahala Tak Terputus

20 Juni 2024   16:06 Diperbarui: 20 Juni 2024   16:21 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tulisan adalah warisan abadi yang melampaui batas usia. Dengan menulis, kita menanam benih kebaikan yang akan terus tumbuh dan berbuah meski raga telah tiada." ~ @agungmsg

Di tengah hiruk-pikuk dan kesibukan kehidupan duniawi yang fana, manusia seringkali lupa akan hakikat keberadaannya. Dalam Islam, setiap muslim yang sadar akan akhirat pasti berharap memiliki bekal yang cukup untuk perjalanan panjang menuju keabadian.

Hanya saja, usia manusia terbatas; amal perbuatan yang dapat dilakukannya pun terbatas oleh usia itu. Ketika kematian menjemput, seluruh amal manusia terputus, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh.

Namun, terdapat sebuah rahmat yang dianugerahkan oleh Allah SWT yang membuka peluang bagi manusia untuk terus mengalirkan pahala bahkan setelah jasadnya terkubur di dalam tanah. Inilah yang disebut sebagai "umur kedua".

Salah satu cara untuk meraih umur kedua tersebut adalah melalui menulis. Menulis sesuatu yang bermanfaat bagi keluarga, sesama, dan umat di seluruh dunia, merupakan wujud nyata dari sedekah jariyah yang tak pernah putus.


Hakekat Umur Kedua

Dalam Islam, konsep umur kedua sangat erat kaitannya dengan amal jariyah. Rasulullah SAW bersabda, "Apabila manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak yang saleh yang mendoakannya" (HR. Muslim).

Menulis merupakan salah satu bentuk ilmu yang bermanfaat, yang dapat terus mengalirkan pahala kepada penulisnya selama tulisan tersebut dibaca, dipahami, dan diamalkan.

Menulis bukan sekadar mencurahkan pikiran ke dalam kata-kata, tetapi merupakan upaya merangkai ilmu dan hikmah yang dapat menjadi petunjuk bagi orang lain.

Seorang ulama besar, Al-Ghazali, dalam karyanya "Ihya' Ulumuddin" menekankan pentingnya ilmu yang tercatat dalam bentuk tulisan sebagai warisan yang abadi. Ilmu yang tertulis mampu menembus batas waktu, menembus batas generasi, dan terus menjadi sumber cahaya bagi mereka yang mencarinya.

Menulis sebagai Motivasi dan Inspirasi

Sebagai muslim, kita harus memandang menulis sebagai bentuk ibadah yang luhur. Setiap kata yang dituliskan dengan niat yang ikhlas untuk kebaikan, akan menjadi saksi kebaikan kita di hadapan Allah SWT. Menulis bukan hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi tentang menyebarkan kebaikan dan kebajikan yang akan terus dikenang.

Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam "Madarij as-Salikin" mengajarkan bahwa menulis adalah salah satu cara untuk menyampaikan dakwah yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

Bayangkan, berapa banyak orang yang mendapatkan hidayah dan pencerahan dari tulisan-tulisan yang telah kita buat. Berapa banyak jiwa yang tersentuh dan tergerak untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Sayyid Qutub pernah berkata, "Satu peluru hanya menembus satu kepala, tapi satu telunjuk (tulisan) sanggup menembus jutaan kepala."

Semua itu tidak lepas dari izin Allah SWT dan usaha kita dalam menulis sesuatu yang bermanfaat. Menulis adalah cara kita mengukir nama di langit, bukan hanya di bumi. Tulisan yang bermanfaat adalah investasi akhirat yang nilainya tak terhingga.

Perencanaan Umur Kedua Melalui Menulis

Untuk merencanakan umur kedua, seorang muslim harus memahami bahwa menulis membutuhkan keikhlasan, kesabaran, dan dedikasi yang tinggi. Ada beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Memperdalam ilmu. Sebelum menulis, kita harus memperdalam ilmu agar apa yang kita tulis benar-benar memiliki manfaat dan nilai kebenaran. Ilmu yang bermanfaat adalah fondasi dari tulisan yang bermanfaat.

2. Niat yang ikhlas. Niatkan menulis sebagai ibadah dan sedekah jariyah. Dengan niat yang ikhlas, Allah SWT akan memberikan keberkahan pada tulisan kita.

3. Menulis dengan cinta dan kejujuran. Tulisan yang lahir dari hati akan lebih mudah diterima oleh pembaca. Sampaikan kebenaran dengan jujur. Hindari menulis sesuatu yang tidak kita ketahui, atau tidak kita yakini kebenarannya.

4. Menyebarkan tulisan. Setelah menulis, sebarkan tulisan tersebut agar manfaatnya dapat dirasakan oleh banyak orang. Manfaatkan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan kebaikan.

5. Mendoakan karya kita. Setelah semua usaha dilakukan, serahkan hasilnya kepada Allah SWT, dan berdoalah agar tulisan kita menjadi amal jariyah yang terus mengalirkan pahala.

Penutup

Menulis adalah sebuah seni yang mulia dan ibadah yang abadi. Melalui menulis, kita dapat menciptakan umur kedua yang akan terus mengalirkan pahala dan kebaikan.

Sebagai muslim yang sadar akan akhirat, marilah kita berupaya untuk menulis sesuatu yang bermanfaat bagi sesama, sebagai bentuk sedekah jariyah yang tak pernah putus.

Ingatlah, setiap kata yang kita tulis dengan niat yang ikhlas, akan menjadi saksi kebaikan kita di hadapan Allah SWT. Karena itu, jadikan setiap kata sebagai cahaya yang menerangi jalan orang lain, dan raihlah umur kedua yang penuh berkah.

Semoga kita semua diberikan kemampuan dan kesempatan untuk menulis kebaikan, serta meraih umur kedua yang penuh berkah. Aamiin ya robbal alamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun