Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Jadi Orang Baik

13 Juni 2024   06:29 Diperbarui: 13 Juni 2024   07:06 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kebaikan sejati tidak memerlukan penonton. Ia bersemayam dalam hati yang tulus, menebar kasih tanpa pamrih, dan mengharap balasan hanya dari Allah."

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang kerap kali dipenuhi oleh kesibukan dan ambisi duniawi, terdapat sebuah nasihat bijak yang menyejukkan hati: "Selalu ada orang baik di sekitar kita. Namun, bila kita belum atau tidak menemukannya, maka jadilah salah satu diantaranya."

Nasihat ini bukan hanya sekedar ungkapan, tetapi sebuah panggilan untuk kita semua. Ya, sebuah ajakan untuk bertransformasi menjadi pribadi baik, dan berakhlak yang mulia.

Menjadi orang baik adalah sebuah tanggung jawab dan kehormatan. Orang baik tidak pernah sibuk menunjukkan betapa baiknya dia, sebab kebaikan sejati itu terpancar dari ketulusan hati. Samasekali bukan dari pameran amal. Update status, dan foto-foto aktivitas kebaikan.

Ia memilih untuk lebih sibuk memastikan bahwa keikhlasannya diterima oleh Allah Yang Maha Melihat dan Maha Mencatat. Dalam keheningan malam dan kesibukan siang, orang baik senantiasa berharap agar amal kebaikannya diridai oleh-Nya.

Ia tak mau berharap semu dan takut, semua kebaikan yang pernah ia lakukan di dunia ternyata tak ditemukannya di catatan-Nya.

Kebaikan tidak membutuhkan kepura-puraan. Dalam setiap langkahnya, orang baik menyadari bahwa setiap kebaikan yang dilakukan, sekecil apapun, akan Allah balas dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (QS. Az-Zalzalah: 7). Ini adalah janji yang pasti, bahwa tidak ada kebaikan yang akan sia-sia di sisi Allah.

Dimana pun berada, orang baik selalu ingin berbuat dan berbagi kebaikan. Ia tidak terikat oleh besar atau kecilnya kebaikan, karena ia tahu bahwa manusia tidak pernah tahu dari kebaikan mana yang bisa mengantarkannya masuk surga.

Dalam satu riwayat, Ibnu Mas'ud mengisahkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya, "Maukah kalian Aku kabarkan tentang mereka yang diharamkan masuk neraka?" Para sahabat segera menjawab, "Tentu wahai Rasulullah!"

Lalu Nabi bersabda, "Neraka itu diharamkan bagi orang yang rendah hati, lemah-lembut, mudah bergaul, serta gampang dimintai tolong." (HR. Ibnu Hibban).

Hadits ini memberikan pesan yang sangat jelas bahwa berakhlak baik adalah jalan menuju surga. Berakhlak baik bukan hanya tentang menjadi orang yang sopan dan ramah, tetapi juga tentang memiliki hati yang rendah dan ikhlas dalam membantu sesama.

Orang yang memiliki akhlak mulia adalah mereka yang ramah kepada orang lain, berwajah manis, dan selalu menggunakan bahasa yang baik. Akhlak yang luhur adalah cerminan dari hati yang bersih dan niat yang tulus.

Menjadi orang baik berarti menjadi pribadi yang menebarkan cinta dan kasih sayang di mana pun ia berada. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim). Cinta dan kasih sayang adalah landasan utama dalam menjadi orang baik.

Mari kita renungkan, dalam setiap langkah kita, apakah kita sudah menjadi orang baik? Apakah kita sudah menjadi pelopor kebaikan yang mampu mewarnai dunia dengan cinta dan kasih sayang?

Jika belum, mari kita mulai dari sekarang. Jadilah orang baik yang senantiasa merindukan ridha Allah, yang selalu berusaha menebar kebaikan tanpa pamrih. Juga menjadi orang yang tidak pernah berhenti berbuat baik meski mungkin tak ada yang melihat atau mengapresiasinya.

Karena pada akhirnya, setiap kebaikan yang kita lakukan bukanlah untuk manusia, tetapi untuk mendapatkan rida Allah. Dan sesungguhnya, Allah tidak akan pernah membiarkan kebaikan kita sia-sia.

Dengan demikian, marilah kita berusaha menjadi orang baik, karena dunia ini membutuhkan lebih banyak orang baik.

Semoga Allah SWT selalu membimbing kita dalam setiap langkah kebaikan yang kita tempuh dan menjadikan kita pribadi yang senantiasa diridai oleh-Nya. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun