"Konsistensi dalam amal adalah kunci menjaga akal sehat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT."
Hidup di zaman yang penuh dengan tantangan ini, sering kali kita dihadapkan pada berbagai masalah yang menguji akal sehat kita. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT memberikan kita panduan untuk tetap menjadi pribadi yang normal dan konsisten. Allah berfirman dalam QS. An-Nahl ayat 92:
“Janganlah kamu seperti seorang perempuan yang mengurai benang yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali. Kamu menjadikan sumpahmu sebagai alat untuk menipu di antaramu karena ada satu golongan yang jumlahnya lebih banyak dari golongan yang lain. Allah hanya mengujimu dengan hal itu. Pada hari kiamat, Allah pasti akan menjelaskan kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.”
Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak berperilaku seperti wanita yang mengurai benang yang sudah dipintal dengan kuat. Ini adalah gambaran dari ketidakkonsistenan dan perilaku yang tidak rasional. Orang yang seperti ini, menurut para ulama, bermasalah dengan akal sehatnya. Mereka tidak normal.
Luruskan Niat dan Jadilah Konsisten
Untuk menjadi orang yang normal dan menggunakan akal sehat, pertama-tama kita harus meluruskan niat kita. Niat yang ikhlas adalah fondasi dari segala tindakan yang mulia. Tanpa niat yang benar, amal kita akan sia-sia. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya segala amal itu tergantung pada niatnya."
Setelah niat yang lurus, kita harus menjaga konsistensi dalam ibadah dan tindakan kita. Banyak dari kita yang sungguh-sungguh beribadah selama bulan Ramadan, namun setelah itu kembali kepada kebiasaan lama. Ini seperti memintal benang dengan kuat, lalu mengurainya kembali. Konsistensi adalah kunci dalam menjaga amal kita tetap berharga di sisi Allah SWT.
Menghindari Perilaku yang Tidak Stabil
Kita sering kali memulai amal baik namun kemudian meninggalkannya. Ada orang yang rajin salat malam, salat dhuha, sedekah, mengaji, dan melakukan berbagai kebaikan lainnya, namun amal salehnya dirusak oleh perbuatan yang bisa menghancurkannya. Seperti syirik, khianat, gossip, riya (pamer), menyombongkan diri, kembali pada dosa dan maksiat, atau kebiasaan buruk lainnya.
Allah mengingatkan kita untuk tidak seperti itu. Menjadi normal berarti menjaga konsistensi dalam amal kita. Kita harus membangun karya dan amal dengan perjuangan, membentuk pola hidup yang baik dan mempertahankannya.