"Tidak ada ketenangan hati yang lebih besar daripada menjaga amalan kebaikan tetap tersembunyi, karena keikhlasan sejati hanya ditemukan dalam penghambaan yang murni kepada Allah."
Kehidupan di dunia ini sungguh penuh godaan. Karenannya, menjaga kemurnian niat dalam beramal adalah tantangan besar bagi setiap Muslim. Terlebih di era media sosial, di mana segala sesuatu begitu mudah untuk dipamerkan. Hal ini mengingatkan nasihat Rasulullah dan para ulama besar betapa pentingnya keutamaan merahasiakan amalan kebaikan.
Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa di antara kalian yang mampu memiliki amal shalih yang tersembunyi, maka lakukanlah" (HR. Ibnu Abi Syaibah). Hadis ini menekankan betapa pentingnya menyembunyikan amalan kebaikan kita dari pandangan orang lain. Hingga Rasulullah pun menegaskan, "Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, yang senantiasa merasa cukup, dan merahasiakan amalan ibadahnya (HR. Muslim).
Hal ini mengisyaratkan bahwa keikhlasan dalam beramal hanya bisa terjaga ketika kita menjauhkan diri dari pandangan manusia dan mengarahkan hati sepenuhnya kepada Allah.
Fudhail bin Iyadh rahimahullah mengatakan: "Sebaik-baik amalan adalah yang paling tersembunyi, karena amal tersebut lebih mampu menangkal godaan syaithan dan lebih jauh dari riya." Dalam pernyataan ini, beliau mengingatkan kita akan bahaya riya, sebuah penyakit hati yang sering kali mengintai dalam setiap tindakan ibadah kita. Dengan menyembunyikan amalan, kita melindungi diri dari tipu daya syaitan yang senantiasa berusaha merusak niat kita.
Imam Malik rahimahullah menambahkan: "Siapa suka dibukakan kelapangan pada hatinya, dan keselamatan dari kengerian sakaratul maut, serta dahsyatnya pada hari Kiamat, maka hendaknya amalannya yang disembunyikannya itu lebih banyak daripada amalan yang tampak." Nasihat ini memberikan kita gambaran tentang betapa besarnya manfaat yang bisa kita peroleh jika kita menjaga amalan kita tersembunyi. Tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat, kita akan merasakan kelapangan dan keselamatan yang luar biasa.
Lebih jauh lagi, Imam Ibnul Jauzi rahimahullah menyatakan: "Alangkah sedikitnya orang yang beramal karena Allah Ta’ala dengan ikhlas, karena kebanyakan manusia ingin agar ibadah mereka terlihat oleh orang lain."
Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa ikhlas dalam beramal adalah sesuatu yang sangat langka dan berharga. Kebanyakan manusia cenderung ingin mendapatkan pengakuan dari sesama atas amalan mereka, sehingga sulit sekali menjaga keikhlasan.
Merahasiakan amalan kebaikan bukan berarti kita tidak boleh melakukan kebaikan yang terlihat oleh orang lain. Namun, ini adalah soal menjaga keseimbangan dan niat. Amalan yang tersembunyi adalah tameng terbaik dari godaan syaitan dan riya. Ia adalah bukti ketulusan seorang hamba dalam mencari ridha Allah semata.
Amalan tersembunyi juga mengajarkan kita untuk beribadah dengan penuh keikhlasan tanpa mengharapkan pujian dari manusia. Ini adalah bentuk penghambaan yang murni, di mana hanya Allah yang menjadi saksi atas usaha kita.