Di tengah hiruk-pikuk dunia fana,
Kita terjebak dalam pesona maya,
Mengejar impian yang kian menjauh,
Lupa akan hakikat hidup yang singgah.
Bagaimana jika saat asyik berlari,
Menggapai dunia yang tiada abadi,
Tiba-tiba nyawa berpulang pergi,
Meninggalkan semua yang kita cari?
Bekerjalah, raihlah rezeki Ilahi,
Namun jangan terlena oleh gemerlap duniawi,
Niatkan setiap langkah sebagai ibadah suci,
Agar setiap usaha berbuah ridha-Nya yang abadi.
Kekayaan dunia janganlah menyombongkan,
Melainkan menjadi jalan untuk bersyukur dan beriman,
Perbanyak sedekah dan amalan kebajikan,
Agar timbangan amal kian bertambah di sisi Tuhan.
Dunia ini hanya tempat persinggahan,
Jangan jadikan tujuan yang menggoda iman,
Tapi sebagai sarana menuju kebahagiaan,
Surga abadi yang telah dijanjikan.
Firman-Nya mengingatkan dengan lembut,
“Kehidupan dunia hanyalah permainan melalaikan, dan perhiasan,
Seperti hujan yang mengagumkan, namun cepat kering menguning,
Di akhirat ada azab yang keras dan ampunan yang menenangkan.”
Berlombalah menuju ampunan dari Tuhanmu,
Dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi,
Disediakan bagi mereka yang beriman teguh,
Karunia agung dari Allah yang Maha Rahmani.
Wahai jiwa yang sering terperdaya,
Ingatlah bahwa dunia ini hanya fana,
Jangan jadikan tujuan utama,
Namun sarana menuju surga yang sempurna.
Dengan langkah yang tertata dan hati yang tunduk,
Bersihkan diri dari dunia yang penuh tipu daya,
Agar kelak kita tiba di tempat yang dituju,
Di sisi Allah yang Maha Mulia dan Pemurah.
Dunia cukup di tangan, jangan di hati,
Agar jiwa tetap suci dan tak ternodai,
Biar langkah ringan menuju ridha Ilahi,
Menuju surga yang abadi dan penuh rahmat-Nya yang hakiki
Note:
*Puisi ini terpinspirasi dari QS Al-Hadid 57: 20-21.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H