Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bahaya Kontroversial: Gerakan Pramuka Tidak Lagi Wajib di Sekolah

26 April 2024   21:22 Diperbarui: 26 April 2024   21:23 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Kwarnas Pramuka Buwas merespons Permendikbud No. 12/2024 yang menghapus Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah | Foto: pramuka.id

"Keberadaan Gerakan Pramuka bukan sekadar ekstrakurikuler biasa. Ini tentang membentuk karakter siswa, membangun identitas nasional, serta menanamkan patriotisme dan rasa cinta tanah air." 

Perubahan kebijakan di sekolah yang menghapus status wajib Gerakan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler, ramai dibicarakan di media masa pemberitaan dan media sosial. Kebijakan yang tertuang pada Permendikbud N0. 12 Tahun 2024 dan ditetapkan 25 Maret 2024 ini, menyebabkan Pramuka tidak lagi menjadi kegiatan yang diwajibkan bagi siswa di beberapa institusi pendidikan.

Keputusan ini menimbulkan kontroversi di berbagai kalangan ahli. Beberapa ahli pendidikan menyatakan keprihatinan mereka terhadap potensi dampak negatif terhadap pembentukan karakter siswa. Para psikolog mengkhawatirkan penurunan keterampilan sosial dan adaptasi siswa akibat penghapusan Gerakan Pramuka ini. Di sisi lain, para praktisi manajemen risiko mempertanyakan kebijakan ini karena potensi dampaknya terhadap identitas nasional dan nilai-nilai luhur bangsa.

Kontroversi ini mengundang perdebatan tentang pentingnya Gerakan Pramuka dalam pendidikan karakter dan pembangunan generasi muda yang berkualitas di masa depan. Dalam konteks ini, artikel ini akan mengeksplorasi lebih lanjut isu-isu yang terkait dengan kebijakan penghapusan Gerakan Pramuka di sekolah dan implikasinya bagi pendidikan dan pembangunan karakter siswa.

Peran Gerakan Pramuka dalam Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter menjadi sangat penting dalam menghadapi tantangan zaman modern yang kompleks. Karakter yang kuat membantu siswa mengembangkan sikap yang positif, integritas, dan tanggung jawab dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan.

Gerakan Pramuka memiliki peran yang signifikan dan berkontribusi nyata dalam membentuk karakter siswa. Melalui kegiatan kepramukaan, siswa diajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, kerjasama, disiplin, dan rasa tanggung jawab. Pramuka juga mengajarkan keterampilan hidup yang relevan, seperti kemampuan bertahan hidup dan orientasi pada pelayanan kepada sesama.

Gerakan Pramuka dapat berperan dalam penanganan masalah sosial di sekolah, seperti bullying, penyalahgunaan narkoba, pornografi, dan tawuran. Pramuka membantu meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya menghormati dan membantu sesama, serta memberikan alternatif positif untuk mengatasi masalah sosial tersebut melalui nilai-nilai kepramukaan.

Dengan adanya Gerakan Pramuka di sekolah, diharapkan siswa dapat menginternalisasi nilai-nilai positif ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, membantu menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman, harmonis, dan peduli terhadap sesama.

Ancaman Terhadap Kepemimpinan dan Identitas Bangsa

Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Budi Waseso menyatakan keprihatinannya terhadap potensi pelemahan kepemimpinan Indonesia di masa depan, yang bisa dipengaruhi oleh pengurangan peran Gerakan Pramuka di sekolah. Menurutnya, Pramuka memiliki peran penting dalam membentuk generasi penerus yang memiliki kepemimpinan yang kuat.

"Keberadaan Permendikbud itu justru tidak relevan dengan perkembangan zaman saat ini yang telah mengalami kemerosotan moral, nilai-nilai budaya, menurunya kedisiplinan, hingga lemahnya nasionalisme dan cinta tanah air," kata Budi Waseso sebagaimana dikutip dari katadata.co.id.

Ia pun menilai bahwa penghapusan itu sebagai merupakan upaya terselubung untuk melemahkan kepemimpinan Indonesia di masa depan dan menghilangkan identitas serta karakter bangsa. (jpnn.com, 26/04/2024)

Karena itu, hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pramuka ini memutuskan untuk menolak keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang menghapus Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah. Ketua Kwarnas Pramuka Komjen Pol. (Purn) Budi Waseso akan menyampaikan penolakan ini kepada Presiden Joko Widodo.

Sikap penolakan terhadap kebijakan Mendikbud itu diambil dalam Rakernas Pramuka yang berlangsung pada 24-26 April 2024. Seluruh pimpinan 34 Kwarda Pramuka di seluruh provinsi Indonesia secara bulat menolak Permendikbud No.12 Tahun 2024 dan menandatangani dokumen pernyataan sikap bersama yang mendesak Kemendikbud Ristek untuk segera mencabut peraturan menteri tersebut. (katadata.co.id, 26/04/2024).

Penurunan peran Gerakan Pramuka dalam pendidikan juga dapat berdampak negatif terhadap identitas bangsa dan rasa patriotisme siswa. Identitas bangsa dan rasa cinta tanah air seringkali ditanamkan melalui kegiatan-kegiatan Pramuka yang mendorong kesadaran akan kepentingan negara dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat.

Dampak Psikologis dan Pendidikan Penghapusan Pramuka

Gerakan Pramuka telah lama dikenal sebagai wadah untuk mengembangkan nilai-nilai kepramukaan yang penting dalam membentuk karakter siswa. Penghapusan Gerakan Pramuka dapat menimbulkan risiko kehilangan nilai-nilai kepramukaan. Bahkn mengancam kehilangan solidaritas antar siswa, rasa tanggung jawab, dan juga cinta terhadap tanah air, yang merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kepramukaan.

Kehadiran Gerakan Pramuka di sekolah memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi secara sosial, bekerja sama dalam tim, dan mengasah keterampilan adaptasi dalam berbagai situasi. Penghapusan Pramuka dapat mengurangi kesempatan ini, yang berpotensi menyebabkan penurunan keterampilan sosial dan adaptasi siswa.

Gerakan Pramuka memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk kesadaran identitas nasional dan nilai-nilai luhur bangsa melalui pembelajaran tentang sejarah, budaya, dan kebangsaan. Tanpa kehadiran Pramuka, ada risiko bahwa kesadaran ini akan terganggu atau berkurang, mengancam pemahaman siswa tentang identitas nasional dan nilai-nilai luhur bangsa.

Pentingnya Gerakan Pramuka Bagi Pendidikan dan Pembangunan Karakter

Kontribusi Gerakan Pramuka dalam pengembangan keterampilan siswa itu nyata. Gerakan Pramuka memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan praktis seperti keterampilan outdoor, survival, dan keterampilan hidup lainnya. Selain itu, melalui kegiatan kepramukaan, siswa juga dapat mengasah keterampilan kepemimpinan, kerjasama, dan tanggung jawab.

Gerakan Pramuka memiliki peran yang penting dalam menanamkan kesadaran patriotisme dan kebangsaan. Juga menumbuhkan rasa cinta tanah air, kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan, serta tanggung jawab terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui kegiatan-kegiatan pramuka, siswa diajarkan untuk menghormati dan melestarikan nilai-nilai luhur bangsa.

Disisi lain, urgensi untuk mempertahankan Gerakan Pramuka sebagai bagian integral dari pendidikan karakter, tetap harus diupayakan. Dengan menghapus Gerakan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah, ada risiko besar terhadap pembentukan karakter siswa.

Pendidikan karakter merupakan bagian integral dari pendidikan, dan Gerakan Pramuka telah terbukti efektif dalam membantu siswa mengembangkan nilai-nilai positif dan keterampilan yang diperlukan untuk berkontribusi positif dalam masyarakat dan negara. Oleh karena itu, mempertahankan Gerakan Pramuka adalah hal yang mendesak untuk pembangunan karakter siswa yang holistik dan kuat.

Kesimpulan

Artikel ini disampaikan untuk merespons kontroversi seputar keputusan tidak diwajibkannya Gerakan Pramuka di sekolah. Keputusan ini telah menimbulkan banyak perdebatan di kalangan ahli. Termasuk ahli dan pemerhati pendidikan, psikolog, dan pengelola risiko, dengan banyak pihak yang menganggapnya sebagai langkah yang merugikan dalam pembentukan karakter siswa.

Pentingnya Gerakan Pramuka dalam membangun generasi muda yang berkualitas ditegaskan kembali. Gerakan Pramuka telah terbukti efektif dalam membentuk karakter, keterampilan, dan kesadaran nasional pada generasi muda. Kehadirannya sangat penting untuk melengkapi pendidikan formal dengan nilai-nilai praktis dan nilai-nilai luhur bangsa.

Dengan demikian, mempertahankan Gerakan Pramuka sebagai bagian integral dari pendidikan merupakan langkah yang strategis untuk membentuk generasi muda yang memiliki karakter kuat, patriotik, dan siap berkontribusi dalam membangun bangsa dan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun