Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terimakasih Emak Enggar, Sungguh Kegigihanmu Itu Indah untuk Dimaknai Ulang

20 April 2024   12:34 Diperbarui: 20 April 2024   13:01 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat usianya yang sudah 90 tahun lebih ini, saya pun tergoda untuk menanyakan dimana rumah Emak. Katanya, "Tanya aja tukang bandros, dia tahu rumah Emak dimana. Rumah Emak mah, udah rusak berat. Banyak bocor disana-sini." Tak lama, Emak pun pamit. Ia keliling menjajakan dagangannya membawa beberapa gelas air mineral, dan sepotong kue dari seorang tetangga yang baik hatinya. Ada banyak hikmah dan makna yang bisa dipetik di pagi ini.

Kisah-kisah kehidupan mereka mempertemukan kita dengan lapisan-lapisan makna yang dalam. Di balik kesederhananya, tersembunyi kekayaan batin yang tak ternilai harganya. Keteguhan hati Ibu Enggar dan kesederhanaan ibu pemulung menjadi cermin bagi kita semua untuk menghargai setiap detik hidup dan kesempatan yang diberikan.

Momen ini mengajarkan bahwa kehidupan adalah tentang memberi, menerima, dan menjalani setiap detiknya dengan penuh keikhlasan.

Terima kasih, Ibu Enggar, telah berbagi cerita yang menggetarkan hati di pagi yang indah ini. Semoga setiap langkahmu diiringi keberkahan dan rahmat-Nya, dan semoga kita semua dapat belajar dari kearifan hidupmu yang luhur.

Melalui tulisan yang sederhana ini, saya ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus kepada Emak Enggar dan menyoroti keindahan dari kegigihan yang ditunjukkan olehnya. Perjuangan dan kegigihan Emak Enggar tidak hanya merupakan suatu hal yang luar biasa, tetapi juga merupakan sesuatu yang layak untuk direnungkan dan dijadikan pelajaran kehidupan. Biarlah hikmah-hikmah itu menjadi catatan hati yang indah untuk dimaknai ulang, dan menjadi bahan untuk merefleksi dan berintrospeksi diri. Menyapa hati, menimbang rasa, dan memuliakan jiwa.

Sungguh, hidup ini hanya sebentar. Semua yang kita miliki hanya mengaku-ngaku saja. Ini milikku, itu kepunyaanku, itu punyaku. Padahal semua itu senyatanya hanyalah titipan semata dari Allah Yang Maha Memiliki segala sesuatu. Tak lama, suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, kita akan kembali pada-Nya.

Saat Emak berbalik pamit, saat itu pula saya doakan semoga Emak tetap sehat wal afiat, dan tetap ada dalam rida dan kasih sayang-Nya. Aamiin ya robbal alamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun