Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Foto Keluarga di Hari Raya: Sebuah Pesan Kebahagiaan yang Bijaksana

15 April 2024   09:53 Diperbarui: 15 April 2024   09:57 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tak perlu dipamerkan di sosial media, kebahagiaan sejati terpancar dari hati yang tawadhu' dan penuh syukur."

Taqabbalallahu Minna Wa Minkum! Semoga Allah menerima amal kita dan amal kalian.

Dalam momen kebahagiaan seperti Hari Raya Idul Fitri atau lebaran, seringkali kita tergoda untuk memamerkan kebahagiaan keluarga kita melalui foto-foto indah. Namun, perlu diingat bahwa di balik layar, ada saudara-saudara kita yang sedang menghadapi cobaan dan kesulitan yang berat.

Beberapa di antara mereka kehilangan anggota keluarga, sedangkan yang lain belum diberikan jodoh. Ada juga yang belum dianugerahi keturunan, atau bahkan sedang berjuang melawan penyakit dan kesulitan lainnya. Bencana banjir, korban tanah longsor, angin puting beliung, hingga korban perang.

Ada pula yang terjebak dalam konflik dan kesedihan. Cerai, ditinggal anggota keluarga karena kecelakaan, atau meninggal karena menjadi korban kejahatan. Dimana pakaian atau sosok dan wajah dari salah satu anggota keluarga yang kita foto, mengingatkan yang melihat pada momen kesedihan dan kepedihan.

Dalam situasi ini, menyikapi foto keluarga dengan bijaksana menjadi penting. Jangan segala diupload dengan beragam dalih. Mulai untuk mengabadikan momen indah, berbagi suka, hingga hanya sekedar menutup rasa sepi dan menunggu like and comment saja.

Kita perlu menyadari akan bahaya penyakit 'ain, yaitu pandangan mata yang penuh iri dan dengki. Penyakit ini bisa berujung pada gangguan, kerusakan, bahkan kematian, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk menjaga diri dan keluarga dari penyakit 'ain dengan tidak terlalu suka pamer dan berlaku tawadhu'. Sederhana, bersahaja, dan apa adanya, tanpa disibukkan dengan tuntutan untuk membalas komentar-komentar yang masuk.

Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah mengajarkan kepada kita agar kita saling merendah diri dengan kerendahan hati, dan tidak berbangga diri pada yang lain. Hindarilah sikap suka pamer dan berlebihan dalam memamerkan kebahagiaan keluarga. Sebaliknya, marilah kita bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan tanpa perlu memperlihatkannya secara berlebihan.

Jadi, mari kita sambut Hari Raya dengan sikap yang bijaksana. Jangan hanya memperlihatkan kebahagiaan keluarga kita, tetapi juga berikan perhatian kepada saudara-saudara kita yang sedang mengalami kesulitan.

Bersyukurlah atas nikmat yang diberikan Allah tanpa perlu memamerkannya, dan jagalah diri dan keluarga dari penyakit 'ain dengan sikap tawadhu' dan rendah hati.

Dengan demikian, setiap foto keluarga yang kita bagikan cukup di kalangan internal saja, tidak hanya menjadi simbol kebahagiaan, tetapi juga pesan kebijaksanaan dan kepedulian kepada sesama.

Semoga artikel ini menjadi penyemangat bagi kita semua untuk menyikapi momen-momen berharga dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

Taqabbalallahu minna wa minkum!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun