"Ikhlas bukan sekadar tindakan, tetapi sikap batin yang membutuhkan kesadaran mendalam."
Sebagai umat Islam, kita dipanggil untuk hidup dalam jujur dan Ikhlas. Namun, perjalanan menuju kesempurnaan dalam hal ini bukanlah sesuatu yang mudah. Dalam pandangan Islam, sifat ikhlas merupakan salah satu pilar utama dalam membangun karakter yang saleh dan bermartabat. Namun, kesulitan terbesar terletak pada pengenalan diri kita sendiri: seberapa jauh kita telah mencapai tingkat ikhlas yang sesungguhnya?
Mengenal Ikhlas dengan Lebih Dalam
"Tadzkiratus Saami' Wal Mutakallim Fii Adabil 'Alim Wal Muta'alim" adalah judul buku yang ditulis oleh Imam Badrudin Ibnu Jama'ah. Buku ini mengulas tentang adab penuntut ilmu dan orang yang memiliki ilmu.
Dalam buku tersebut, Imam Badrudin Ibnu Jama'ah membahas soal ikhlas. Buku ini adalah sebuah karya monumental yang membahas adab seorang ulama dan pembelajar. Ia menegaskan bahwa ikhlas bukanlah sekadar tindakan, tetapi sebuah sikap batin yang membutuhkan pengorbanan dan kesadaran yang mendalam. Ikhlas tidak hanya berkaitan dengan tindakan yang terlihat, tetapi juga dengan niat dan keikhlasan dalam hati.
Menurut Islam, kesucian hati merupakan kunci dalam meraih ikhlas. Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah An-Najm 53 ayat 32 mengingatkan kita bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, termasuk hati kita yang sebenarnya. Oleh karena itu, klaim diri kita sebagai orang yang ikhlas tidaklah tepat, karena hanya Allah yang mengetahui keadaan hati yang sebenarnya.
Menjadi Saleh tanpa Menyombongkan Diri
Salah satu ciri orang saleh adalah kesadaran akan ketidaksempurnaan diri dan penghindaran dari menyombongkan diri. Mengklaim diri sebagai orang yang baik atau bijak, matang, memahami tahapan kehidupan, atau label-label lain versi dirinya sendiri, terutama di media sosial, adalah tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Orang saleh tak pernah klaim demikian.
Allah melarang kita untuk merekomendasi diri sendiri, janganlah kalian merekomendasi diri kalian sendiri. Allah yang Maha Tahu siapa yang bertakwa. Orang yang benar-benar saleh akan menunjukkan kualitas-kualitas tersebut melalui tindakan nyata, bukan melalui pujian diri sendiri.
Tantangan dalam Mencapai Ikhlas
Mengklaim diri sebagai orang yang ikhlas bukanlah sesuatu yang sederhana, karena ikhlas merupakan tantangan batin yang harus ditempuh setiap saat. Proses pencapaian ikhlas sering kali disertai dengan pertarungan antara nafsu dan kehendak, serta penilaian terhadap diri sendiri yang sesungguhnya hanya Allah yang berhak menentukannya.
Panduan Menuju Kebenaran
Agar ikhlas ini menjadi jalan bagi kehormatan, martabat dan kebenaran, inilah empat hal penting yang harus kita perhatikan.
1. Introspeksi Diri. Langkah pertama dalam mencapai ikhlas adalah dengan jujur memeriksa diri sendiri. Tinjau apakah tindakan dan niat kita murni untuk mencari keridhaan Allah ataukah ada motif lain di baliknya.
2. Berpegang pada Ajaran Islam. Panduan terbaik dalam mencapai ikhlas adalah dengan mengikuti ajaran Islam secara kaffah. Hal ini termasuk dalam hal-hal seperti melakukan amal saleh, berzikir, berdoa, dan menghindari segala bentuk riya' (pamer).
3. Bertawakal kepada Allah. Salah satu bentuk ikhlas adalah dengan meninggalkan segala jenis perhitungan dunia dalam melakukan kebaikan. Bertawakal kepada Allah SWT akan membantu kita melepaskan diri dari kecenderungan untuk mencari pujian dari manusia.
4. Memperbaiki Niat. Setiap tindakan yang kita lakukan haruslah dilandaskan pada niat yang benar, yaitu mencari ridha Allah semata.
Kesimpulannya, dalam perjalanan menuju kesempurnaan, ikhlas adalah salah satu tujuan utama yang harus kita capai. Namun, mengklaim diri sebagai orang yang benar-benar ikhlas adalah tindakan yang tidak bijaksana. Karena, hanya Allah yang mengetahui keadaan hati yang sebenarnya. Melalui introspeksi diri, berpegang pada ajaran Islam, bertawakal kepada Allah, dan memperbaiki niat, kita dapat memperkuat keikhlasan dalam setiap tindakan kita. Dengan demikian, kita dapat mengembangkan karakter yang saleh dan membangun hubungan yang lebih erat dengan Sang Pencipta.
Begitulah, menggali kekuatan ikhlas bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan kesadaran diri dan ketekunan, kita dapat menapaki jalan menuju kehormatan dan kebenaran yang sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H