"Adaptasi atau mati. Era Generative AI memanggil kita untuk menguasai keterampilan yang relevan dan vital dalam dunia kerja yang terus berubah."
Era Generative AI telah tiba dan berdampak signifikan pada dunia kerja saat ini. Sebagian pengamat menyampaikan bahwa ledakan Generative AI sudah mulai. Teknologi ini bukan lagi sekadar topik yang mendapat sorotan, melainkan telah merevolusi tenaga kerja.
Meskipun sejarahnya, otomatisasi lebih banyak memengaruhi industri blue-collar, "Generative AI sedang mengubah paradigma," menurut McKinsey. Akibatnya, para pekerja yang lebih teredukasi kemungkinan akan mengalami dampak paling besar.
Lalu, apakah AI merupakan ancaman bagi pekerjaan?
Generative AI adalah jenis kecerdasan buatan yang mampu menghasilkan gambar, teks, atau konten lainnya. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, dan menciptakan peluang pertumbuhan baru di berbagai industri.
Teknologi AI telah hadir selama puluhan tahun. Namun, sejak Chatbot ChatGPT diluncurkan oleh OpenAI pada November 2022, Generative AI telah menjadi sorotan bagi pengusaha dan karyawan. Dampaknya begitu luas. Para pendidik menjadi khawatir tentang cara membedakan karya asli siswa dan mahasiswanya. Pengusaha dan pimpinan HRD harus menyusun kembali tugas-tugas karyawan mereka. Struktur birokrasi dapat terpangkas secara signifikan. Banyak karyawan yang akan merasakan dampaknya. Bahkan, keamanan data dan keamanan negara juga mempertimbangkan masalah ini.
Dengan cepatnya adopsi teknologi, para ahli umumnya setuju bahwa karyawan harus meningkatkan atau memperbarui keterampilan mereka untuk mengikuti perubahan lanskap. Pilihan mereka hanya dua: Belajar atau tertinggal. Berubah atau punah. Adaptasi atau mati.
Dari tren dan tuntutan itu, maka para pengusaha mengutamakan beberapa keterampilan ketika menyangkut kesesuaian karyawan mereka. Setidaknya, ada 7 set keterampilan untuk membantu Anda tetap relevan dalam lanskap yang berubah:
1. Keterampilan Pemikiran Analitis (Analytical Thinking). Keterampilan ini penting karena akan memungkinkan individu untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data dengan tepat untuk membuat keputusan yang informasional.
2. Keterampilan AI dan Big Data (AI and Big Data Skills). Pertumbuhan teknologi AI dan peningkatan penggunaan big data dalam berbagai industry sudah jadi tren kebutuhan kini dan di masa depan.
3. Keterampilan Pemikiran Kreatif (Creative Thinking), yang dibutuhkan untuk menghasilkan ide-ide baru, solusi inovatif, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.
4. Keterampilan Kepemimpinan dan Pengaruh Sosial (Leadership and Social Influence Skills). Kemampuan untuk memimpin tim, mempengaruhi orang lain, dan bekerja secara kolaboratif akan menjadi semakin penting di lingkungan kerja yang terus berubah.
5. Keterampilan Rasa Ingin Tahu dan Pembelajaran Seumur Hidup (Curiosity and Lifelong Learning Skills). Kemampuan untuk terus belajar dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi memungkinkan individu untuk tetap relevan dan beradaptasi dengan cepat dengan perubahan teknologi dan tren industri.
6. Keterampilan Adaptabilitas (Adaptability Skills) yang memungkinkan individu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan kerja dan tuntutan baru.
7. Keterampilan Komunikasi Efektif (Effective Communication Skills)Â untuk berkolaborasi dan mempengaruhi orang lain, keterampilan lainnya mungkin dianggap lebih mendesak di era teknologi yang terus berkembang.
Dalam era AI, pemikiran analitis menjadi sangat penting karena sementara teknologi dapat memproses dan menganalisis data dengan efisien, namun masih memerlukan pengawasan manusia untuk membantu mensintesis hasil dan mengambil kesimpulan yang terinformasi.
Kemampuan berpikir kreatif adalah keterampilan manusia yang harus diprioritaskan. Sementara Gen AI memiliki kemampuan untuk menghasilkan ide baru dengan efisien, menulis artikel, atau bahkan membuat music. Penting untuk dicatat bahwa kemampuan ini dibangun berdasarkan data yang AI tersebut latih.
Menurut Simon Luong, senior fellow di Oliver Wyman Forum, Generative AI tidak dapat menangkap nuansa kontekstual dan evaluasi etis yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam analisis. Kemampuan manusia untuk membuat lonjakan intuitif, menghubungkan ide yang berbeda, dan menciptakan solusi yang benar-benar baru, kurang dimiliki oleh Generative AI.
Keterampilan sosial akan menjadi lebih penting dari sebelumnya. Gen AI diperkirakan akan mengotomatisasi lebih banyak tugas "berorientasi rutin" yang sebelumnya menjadi bagian signifikan dari pekerjaan sehari-hari, meninggalkan karyawan dengan lebih banyak waktu untuk tugas-tugas yang lebih berorientasi pada orang atau pengetahuan.
Keterampilan adaptabilitas serta keterampilan komunikasi efektif, juga menjadi sorotan utama karena kebutuhannya meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun.
Secara keseluruhan, perusahaan memiliki tanggung jawab besar untuk melatih dan meningkatkan keterampilan kerja karyawan, terutama dalam mengadopsi alat AI baru. Namun, penelitian menegaskan bahwa keterampilan "berpusat pada manusia" seperti adaptabilitas, kreativitas, pengaruh sosial, dan rasa ingin tahu akan semakin vital bagi kompetisi di lanskap pekerjaan baru. Pada akhirnya, keterampilan "manusia" ini tidak dapat dengan mudah digantikan oleh Generative AI.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI