Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membangun Kualitas Hidup: Antara Ego Self dan Higher Self

5 Maret 2024   06:30 Diperbarui: 5 Maret 2024   06:35 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua jalan yang berbeda: korban atau pahlawan. | Image: ideogram

"Kehidupan ini tidak sedang baik-baik saja. Pilihannya adalah antara hidup sebagai korban atau menciptakan realitas yang berbeda."

Kehidupan ini tidak sedang baik-baik saja. Negara sedang bergejolak. Dunia pun sama, dan sangat tidak stabil. Politik yang kacau dan ketidakpastian yang meluas, relatif terjadi di mana-mana. Namun, terdapat sebuah realitas yang tetap konstan: lingkaran pribadi kita.

Meskipun kita berada dalam lautan masalah dan ketidakpastian, kita memiliki sebuah pilihan. Yaitu kekuatan untuk membentuk kualitas hidup kita sendiri, baik untuk diri kita sendiri maupun orang-orang yang kita cintai.

Dalam perjalanan hidup, kita sering dihadapkan pada pilihan antara EGO SELF dan HIGHER SELF. Apa yang kita pilih akan berdampak besar pada kualitas hidup kita.

1. Menjalani dalam Victim Mentality atau Mengambil Tanggung Jawab untuk Menciptakan Realitas yang Berbeda

Ego Self cenderung hidup dalam mentalitas korban, menyalahkan kondisi atau orang lain atas keadaan yang buruk. Sebaliknya, Higher Self mengambil tanggung jawab penuh atas kehidupannya dan bersedia untuk menciptakan perubahan yang diinginkan.

2. Berpikir dalam Scarcity Mindset atau Menganut Abundance Mindset

Ego Self terjebak dalam pikiran keterbatasan, takut kekurangan, dan sering kali bersaing dengan orang lain. Di sisi lain, Higher Self hidup dalam keyakinan akan kelimpahan, memahami bahwa keberlimpahan tersedia bagi siapa pun yang berusaha untuk mengaksesnya.

3. Melihat Kesalahan atau Melihat Pelajaran

Ego Self seringkali terfokus pada kesalahan dan kegagalan, tanpa mengambil hikmah atau pembelajaran dari pengalaman tersebut. Higher Self, di sisi lain, melihat setiap kesalahan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.

4. Mengeluh tentang Segalanya atau Bersyukur dan Menemukan Kebahagiaan dalam Momennya

Ego Self cenderung mengeluh tentang segala hal yang tidak sesuai harapan, tanpa menghargai kebahagiaan dari momen-momen kecil dalam hidup. Higher Self hidup dalam rasa syukur dan mampu menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana yang sering terlewatkan.

Mengadopsi sikap dan pemikiran yang lebih condong kepada Higher Self bukanlah tugas yang mudah, terutama dalam tengah-tengah tekanan dan tantangan yang sering kali kita hadapi. Namun, langkah kecil menuju kesadaran akan perbedaan antara Ego Self dan Higher Self dapat membawa perubahan besar dalam kualitas hidup kita.

Dalam era ketidakpastian ini, menjadi penting untuk memperkuat pondasi dalam lingkaran pribadi kita. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang Ego Self dan Higher Self, kita dapat membangun kekuatan untuk mengatasi tantangan, menemukan makna dalam setiap pengalaman, dan menjalani hidup dengan lebih berkelimpahan dan bermakna.

Mari bersama-sama mengubah dunia, dimulai dari perubahan dalam diri kita sendiri. Jadilah pahlawan bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat yang kita cintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun