Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Best Coach in The World: My Dad

23 Februari 2024   09:28 Diperbarui: 23 Februari 2024   09:35 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah cinta abadi: ayah dan anak | Foto: dokumen pribadi

"Tak ada guru yang lebih hebat daripada seorang ayah yang mengajarkan dengan cinta, memberi teladan dengan tulus, dan memberikan dukungan tanpa pamrih." 

Di pagi yang masih malam, ketika embun menyapa bumi dengan lembutnya, sebuah rumah kecil di pinggiran kota menjadi saksi dari momen yang mengharukan. Seorang ayah, dengan langkah lembutnya yang memecah keheningan pagi, kembali ke pelukan rumahnya. Tak seperti pagi-pagi biasanya, kali ini ada yang berbeda. Di samping dua gelas kopi yang setia menemani awal hari mereka, tergeletak selembar kertas bertuliskan pesan singkat dari anak tercintanya.

Saat itu, detik-detik hangat memeluk hati sang ayah. Sorot matanya terpaku pada baris-baris kata yang penuh makna, dituliskan dengan cinta dari hati seorang anak. Dan dalam kesunyian pagi itu, dia menghirup napas panjang, meresapi setiap bait kalimat yang menjelma menjadi lagu syahdu dalam benaknya.

"Ah, betapa dahsyatnya sebuah pesan dari hati seorang anak," bisik sang ayah dalam hati.

Perlahan, ia baca kembali surat anaknya :

"The best coach in the world: My dad

Your view of the world is getting older, and your knowledge of business today may look very outdated. However, we all know that every single hero as well as the great man we have known today is well educated by the best parents they had, including their fathers.

We all know that Mr Habibie's dad never taught him calculus even the construction of an airline. Instead, he always gave him an invaluable philosophy and foundation to prepare him to face the uncertain world.

I believe that behind the great men and women in this world, there is always the great father who is always supporting him or her to navigate life at tough times."

Cerita dari anaknya pun mengalir begitu panjang. Menyoroti cerita Habibie, kiprahnya dengan istrinya Ibu Ainun, PPI Achen, dan perjuangan hidupnya di Jerman. Kemudian, cerita pun ditutup dengan kesibukannya belajar dari banyak konsultan dari belahan dunia. Termasuk latihan bareng orang Jerman, Tunisia, dan orang-orang dari negara lainnya. Ia begitu bersemangat karena ada diantarnya yang sudah di BCG dan Deloitte. Katanya, "Memang ya melelahkan, tapi memang ini yang harus dilewati ya. Semoga Allah selalu meluruskan niat kakak, memberkahi hasilnya, dan memudahkan setiap langkah kakak".

Dengan pena yang ringan, namun penuh makna, ia pun membalas surat itu. Setiap goresan pena mengukir kata-kata yang tak hanya menyentuh hati, namun juga menerangi lorong-lorong gelap dalam jiwa anaknya yang bersemangat mengejar mimpi.

"Anakku tercinta,

Terima kasih atas kata-kata yang penuh perhatian ini. Hangatnya kasih sayangmu sungguh menggetarkan hatiku. Penghargaanmu bagiku adalah harta yang paling berharga.

Ketika engkau memulai perjalananmu di universitas, ingatlah bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang terus berkembang. Lalu, apa yang mungkin terasa kuno hari ini bisa menjadi dasar bagi inovasi masa depan. Meskipun aku mungkin tidak begitu paham akan hal-hal yang terkini dalam dunia bisnis, aku meyakinkanmu bahwa prinsip-prinsip yang telah aku tanamkan padamu adalah abadi.

Sama seperti ayahnya Mr. Habibie, tujuanku selalu lebih dari sekadar pengetahuan akademis. Aku bertujuan untuk melengkapi kamu dengan kompas moral yang kuat, ketabahan di tengah-tengah kesulitan, dan keyakinan yang teguh untuk membimbingmu melewati ketidakpastian kehidupan.

Ketika engkau melangkah menghadapi tantangan kehidupan di universitas dan di luar sana, selalu ingat nilai-nilai yang kita junjung tinggi: integritas, ketekunan, dan kasih sayang. Kualitas-kualitas ini, ditambah dengan bakat alamimu dan pendidikan yang sedang kamu terima, akan membawamu menuju kebesaran.

Jangan pernah meremehkan kekuatan sebuah pondasi yang kokoh. Sama seperti ketinggian sebuah pencakar langit bergantung pada kekuatan dasarnya, kesuksesanmu akan dibangun di atas prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang kamu junjung.

Selalu ingatlah pesan ini : Dalam setiap langkahmu, selalulah libatkan Allah. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Selalu Allah. Dan contohlah master coachmu yang sebenarnya: Rasulullah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

Aku sangat bersyukur dengan pribadi yang sedang kamu bentuk, dan aku memiliki keyakinan penuh akan kemampuanmu untuk mengatasi setiap rintangan yang datang. Teruslah berjuang untuk keunggulan, tetaplah menjadi dirimu yang sejati, dan jangan pernah lupakan bahwa aku selalu di sini, memberikan dukungan setiap langkahmu.

Dengan segala cinta dan dukungan,
Ayahmu"

Dalam gemuruh sunyi pagi, surat itu menjadi riwayat cinta yang abadi antara seorang ayah dan anaknya. Sebuah kisah yang tak pernah pudar keindahannya seiring berjalannya waktu. Dan di tengah pergulatan kehidupan, pesan cinta itu menjadi pelita yang menerangi langkah-langkah keduanya dalam menapaki jalan kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun