Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Manfaatkan Minat atau Terjebak dalam 87% Orang Dewasa yang Tak Bahagia?

6 Februari 2024   06:22 Diperbarui: 11 Februari 2024   18:31 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasrat dalam aksi. Antusias pada minat akan melahirkan antusias yang lebih dalam. Photo by Brett Jordan on Unsplash 

"Ketika kita menemukan minat yang membara, kita menyalakan semangat tak terpadamkan dalam diri kita."

Minat bukanlah sekadar kecenderungan, tetapi adalah kunci utama untuk menggali potensi dan mencapai ketabahan sejati. Saat kita menemukan minat yang membara dalam suatu aktivitas atau tujuan, itu seperti menyalakan semangat yang tak terpadamkan dalam diri kita.

Mari jelajahi pekerjaan atau aktivitas yang paling kita nikmati dalam hidup. Hidup terlalu singkat untuk dihabiskan dalam kebosanan. Jalani hasrat diri. Dengan begitu, kita akan menemukan ketahanan yang luar biasa dan keberhasilan yang mempesona. Hingga sang diri akan berkata, "Ini pekerjaan yang saya cintai, yang sungguh-sungguh memenuhi hati saya dengan kebahagiaan, dan merupakan hasrat sejati saya."

Para peneliti menemukan bahwa orang merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka ketika pekerjaan tersebut sesuai dengan minat pribadi mereka. Bahkan, mereka yang menemukan pekerjaan yang memenuhi minat pribadi cenderung lebih bahagia secara keseluruhan. Mereka bekerja dengan lebih efisien, berkolaborasi lebih baik dengan rekan kerja, dan bertahan lebih lama dalam satu pekerjaan. Alasannya sederhana: mereka memiliki semangat yang sejalan dengan pekerjaan mereka, sehingga mencapai kinerja yang lebih baik.

Seberapa besar prestasi kita dalam segala hal sangat terkait dengan hasrat dan minat kita. Survei global menunjukkan bahwa hanya 13% dari orang dewasa yang benar-benar 'mencurahkan diri' pada pekerjaan mereka.

Jadi, minat adalah kunci. Oleh karena itu, menemukan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan imajinasi kita adalah langkah awal yang bijak. Ini akan membuka pintu menuju kebahagiaan dan kesuksesan.

Jangan biarkan diri Anda terjerat dalam anggapan bahwa mencintai karier haruslah sebuah peristiwa mendadak. Karir profesional sulit untuk instant, namun akselerasi bisa dilakukan. Tak ada jalan pintas, yang ada adalah proses yang bisa dipercepat. Karena itu, seringkali kita menemukan kecerdasan dan kebahagiaan baru saat kita menjalani sesuatu secara konsisten dan merenunginya dengan mendalam. Dengan demikian, minat bisa menjadi hasil dari faktor genetik sebagian, tetapi juga dipengaruhi oleh pengalaman hidup.

Minat pada pekerjaan adalah proses penemuan sedikit demi sedikit, diikuti oleh pengembangan yang berkelanjutan, dan diperdalam sepanjang hidup. Dalam bahasa lain, lebih kurang 10% adalah penemuan, 20% adalah penggalian dan pengembangan, dan 70% adalah tindakan, pendalaman, dan penyempurnaan terus-menerus. Prinsip Kaizen: Peningkatan yang Konsisten dan Tanpa Henti.

Kini, mari kita sadari lebih dalam bahwa aspek minat itu ada dua. Minat yang dipicu dan minat yang dipelihara. Minat yang dipicu adalah ketertarikan awal yang muncul secara alami. Sementara minat yang dipelihara adalah kemampuan untuk mempertahankan ketertarikan tersebut seiring waktu.

Pada usia sekitar 13 tahunan, kita mulai mengenal minat kita, bukan melalui introspeksi, tetapi melalui interaksi dengan lingkungan. Ini melibatkan eksperimen untuk mengetahui minat mana yang bertahan dan mana yang tidak. Minat baru yang sedang berkembang harus dipicu secara berulang kali untuk dipertahankan.

Coba dan bereksperimenlah. Setiap percobaan adalah kesempatan untuk belajar. Dari sini, kita akan menemukan arah yang sesuai dengan hati nurani kita.

Image: ideogram.com 
Image: ideogram.com 

Membudidayakan Minat

Untuk mengembangkan minat, penting untuk mendalami subjek yang menarik bagi kita dan menghadapi tantangan yang muncul. Cari inspirasi dari orang-orang yang memiliki minat serupa. Bergabunglah dengan komunitas yang tepat yang bisa mengangkat kompetensi dan kedewasaan kita. Ada banyak asosiasi yang bisa kita pilih. Dan upayakan, milkilah grup "master mind" yang peduli dan sungguh-sungguh dan tulus mengembangkan diri kita, dan saling memajukan satu sama lain.

Minat akan berkembang lebih baik dengan dukungan dari orang-orang terdekat, seperti orang tua, keluarga, guru, pelatih, dan teman. Umpan balik positif dari mereka membuat kita merasa bahagia, kompeten, dan aman.

Di awal, kita membutuhkan dorongan dan kebebasan untuk mengeksplorasi minat kita. Orang tua perlu memberikan dukungan dan dorongan yang konsisten.

Lebih jauh, ada hubungan antara minat dan ketabahan. Minat memainkan peran penting dalam mempertahankan ketabahan. Minat yang kuat memotivasi seseorang untuk bertahan dan berusaha meskipun menghadapi rintangan.

Setengah dari ketabahan adalah tentang kegigihan. Kita akan bekerja keras saat kita menemukan sesuatu yang menarik bagi kita. Itu seperti ungkapan bahwa antusias itu melahirkan antusias. Ini berlaku baik pada orang lain, juga pada diri sendiri.

Karena itu, cintailah apa yang Anda lakukan dan nikmatilah prosesnya. Ini adalah permainan yang mendahului kerja keras. Mengembangkan minat membutuhkan waktu, energi, disiplin, dan pengorbanan. Namun, kebahagiaan dan kesuksesan akan menghampiri Anda ketika Anda menikmati dan mengembangkan minat Anda secara konsisten.

Sekarang mari kita lihat implikasinya untuk pendidikan. Dalam konteks pendidikan, penting bagi pendidik (coach, dosen, guru) dan orang tua untuk membantu siswa menemukan minat mereka dan memelihara minat tersebut melalui pengalaman yang mendalam dan memperkaya.

Minat bukanlah sesuatu yang tiba-tiba. Itu membutuhkan waktu untuk dikembangkan dan dipelihara. Kualitas utama guru adalah menjadikan pembelajaran menyenangkan dan relevan bagi siswa.

Orang tua perlu mendukung siswa dalam mengeksplorasi minat mereka sendiri. Ketika siswa merasa komitmen pada minat mereka, mereka akan meraih prestasi yang lebih baik dan kebahagiaan jangka panjang.

Kesimpulannya, minat adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesan. Menemukan pekerjaan atau aktivitas yang sesuai dengan minat pribadi kita membawa kepuasan, efisiensi, dan ketahanan. Kembangkan minat Anda secara konsisten untuk membuka pintu menuju kehidupan yang lebih memuaskan.

Dengan mengejar minat Anda dengan gairah, Anda tidak hanya membuka jalan menuju kehidupan yang lebih memuaskan dan sukses tetapi juga meningkatkan ketabahan dan kegigihan Anda dalam menghadapi segala tantangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun