"Hiduplah dengan penuh kebijaksanaan, hargai hak orang lain, itulah kunci kebahagiaan sejati."
Di tengah derasnya aliran kehidupan, terdapat suara yang memanggil untuk menjaga keadilan. Setiap bait puisi menggema dengan pesan yang menginspirasi, mengingatkan kita akan pentingnya menghargai hak orang lain dalam meraih kebahagiaan sejati.
Adillah dan Bijaklah, Jangan Serakah !
Di tepi kehidupan yang terbentang luas,
Cerita tak terhitung mengalir deras,
Namun hati terhenti pada sebuah nasihat,
Yang menggema dalam setiap bait.
Hiduplah dengan penuh kebijaksanaan,
Jangan biarkan serakah menguasai diri,
Hargai hak orang lain, itulah nyata,
Kunci kebahagiaan dalam hidup yang sejati.
Janganlah menggunakan alasan sia-sia,
Untuk merampas hak yang bukan milikmu,
Sebab ketidakadilan takkan pernah bahagia,
Hanya kehampaan dan kegelapan yang mengikutimu.
Bukankah agama telah mengajarkan,
Untuk berlaku adil dalam setiap langkah,
Menjaga amanah, menjauhi keegoisan,
Merangkul kebahagiaan dalam setiap titik jalan.
Bertapa indahnya agama dalam tindakan,
Bukan sekadar kata-kata yang terlontar,
Namun keadilan dan kasih sayang yang tulus dalam perbuatan,
Itulah esensi sejati dalam meraih cahaya.
Jadi, berhentilah meraih harta dengan kezaliman,
Dan renungkanlah hak orang lain dengan penuh kebijaksanaan,
Karena kebahagiaan sejati tak pernah terwujud,
Dalam bayang-bayang ketidakadilan dan keserakahan yang terus menyudutkan.
"Hak dan Kebajikan: Memelihara Keadilan Hidup" bukan sekadar rangkaian kata, melainkan panggilan suci untuk menjaga keadilan dan menghormati hak orang lain. Dengan penuh kearifan, ingatlah bahwa kehidupan sejati tidak dapat ditempuh dengan jiwa yang serakah, yang menjadi budak dunia. Dalam setiap puisi, sang diri mengajak untuk memelihara kebaikan. Merangkul keadilan, dan menolak menjadi tawanan hawa nafsu yang serakah, sehingga jiwa dapat terbang bebas di landasan kebenaran dan kebajikan.
Kebersamaan dengan keadilan dan kasih sayang membawa cahaya dalam kegelapan ketidakadilan. Mari kita berhenti merampas hak orang lain, dan renungkanlah pentingnya kebijaksanaan dalam setiap langkah.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dari Ummu Salamah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku hanya seorang manusia biasa. Maka, boleh jadi sebagian kamu lebih pandai mengemukakan argumentasinya daripada sebagian yang lain, sehingga aku memenangkannya. Maka, barangsiapa yang aku putuskan untuknya untuk mendapatkan hak orang muslim lainnya (sesuai argumentasi yang dikemukakannya), itu adalah sepotong api neraka, maka biarlah ia membawanya atau meninggalkannya."
Jangan biarkan keserakahan membutakan hati, karena kebahagiaan sejati tak akan pernah terwujud dalam bayang-bayang ketidakadilan dan keserakahan.
"Barangsiapa yang mengambil hak orang lain walau hanya sejengkal tanah, maka akan dikalungkan ke lehernya (pada hari kiamat nanti) seberat tujuh lapis bumi." (HR Bukhari dan Muslim)
Cianjur, 112505022024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H