Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

21 Etos Menulis yang Mengikat Makna

23 Januari 2024   08:43 Diperbarui: 23 Januari 2024   09:00 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keindahan, kebaikan, pembelajaran, dan inspirasi bisa diciptakan dalam setiap kata yang ditulis. | Image: ideogram.com

8. Menulis adalah Penghargaan. Aku Menulis Dengan Rasa Syukur Penuh Apresiasi.
Menulis juga bisa dipandang sebagai ungkapan penghargaan yang dilakukan dengan rasa syukur dan apresiasi. Setiap kata yang dituangkan oleh penulis diwujudkan dengan rasa syukur, dan setiap kalimat diungkapkan dengan penuh apresiasi. Etos penulis ini menekankan pentingnya bersyukur atas kemampuan untuk mengekspresikan diri melalui tulisan dan menghargai setiap aspek kreatif dari proses tersebut.
Dengan memberikan nilai pada setiap kata, penulis menciptakan karya yang tidak hanya mencerminkan rasa terima kasih pribadi, tetapi juga membangkitkan apresiasi pembaca terhadap keindahan dan makna di dalamnya.

9. Menulis adalah Tanggung Jawab. Aku Menulis Dengan Kejelian Penuh Kewajiban.
Prinsip ini menegaskan bahwa menulis dianggap sebagai tanggung jawab yang dijalani dengan kejelian dan kewajiban. Penulis menegaskan bahwa setiap kata yang mereka tulis dihadapi dengan kejelian dan tanggung jawab penuh. Etos penulis ini menyoroti pentingnya kesadaran dan kewajiban dalam menyampaikan pesan atau cerita.
Dengan melihat menulis sebagai tanggung jawab, penulis menghargai kekuatan kata-kata mereka dan memastikan setiap ungkapan diwujudkan dengan perhatian dan kewajiban. Ini menciptakan karya yang berkualitas, serta mencerminkan integritas dan tanggung jawab penulis terhadap pembaca dan masyarakat pada umumnya.

10. Menulis adalah Pencerahan. Aku Menulis Dengan Keterbukaan Penuh Kebijaksanaan.
Etos menulis ini menggambarkan bahwa menulis dianggap sebagai sumber pencerahan yang dijalani dengan keterbukaan dan kebijaksanaan penuh. Penulis menegaskan bahwa setiap kata yang mereka tulis dituangkan dengan keterbukaan dan kebijaksanaan. Etos penulis ini menekankan pentingnya membuka diri terhadap ide-ide baru dan menyampaikan pemikiran dengan kebijaksanaan.
Penulis meyakini bahwa menulis itu sejatinya adalah pencerahan, dan mengajak pembaca untuk melihat ke dalam diri sendiri atau dunia dengan cara yang memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam. Dengan keterbukaan dan kebijaksanaan, tulisan tersebut menjadi sumber pencerahan yang dapat membimbing dan menginspirasi pembaca.

11. Menulis adalah Keberanian. Aku Menulis Dengan Keberanian Penuh Keteguhan Hati.
Pernyataan ini mencerminkan pandangan bahwa menulis dianggap sebagai tindakan yang memerlukan keberanian, dan penulis berkomitmen untuk mengekspresikan diri dengan keberanian dan keteguhan hati. Etos penulis ini menyoroti pentingnya melepas ketakutan dan terlibat dalam penulisan dengan sikap berani.
Dengan menulis secara berani, penulis dapat menghadapi tantangan, mengatasi rintangan, dan mengekspresikan pemikiran atau perasaan yang mungkin sulit untuk diungkapkan. Keberanian ini menciptakan karya yang mencerminkan kekuatan dan integritas, menginspirasi pembaca untuk menghadapi kehidupan dengan sikap yang sama berani.

12. Menulis adalah Diksi. Aku Menulis Dengan Kekuatan Kata Penuh Kesenian.
Menulis dapat dianggap sebagai seni menggunakan diksi, dan penulis berkomitmen untuk mengekspresikan diri dengan kekuatan kata penuh "rasa seni". Etos penulis ini menyoroti peran penting diksi atau pilihan kata dalam menciptakan karya yang indah dan bermakna.
Dengan keahlian seni, penulis dapat menggunakan kata-kata untuk menghasilkan tulisan yang efektif secara komunikatif, serta memancarkan keindahan estetika. Melalui kekuatan kata, tulisan tersebut menciptakan pengalaman membaca yang lebih mendalam dan menggugah rasa keindahan, menunjukkan bahwa menulis adalah suatu bentuk seni yang membutuhkan kecermatan dalam penggunaan diksi.

13. Menulis adalah Perjalanan. Aku Menulis Dengan Keteguhan Penuh Perjalanan Spiritual.
Saat menulis dipandang sebagai suatu perjalanan, penulis berkomitmen untuk mengekspresikan diri dengan keteguhan dan perjalanan penuh spiritual. Etos penulis ini menyoroti bahwa setiap kata yang ditulis adalah langkah dalam perjalanan spiritual penulis. Dengan keteguhan hati, penulis menghadapi tantangan dan pertumbuhan pribadi sepanjang perjalanan menulis mereka.
Dalam konteks ini, menulis bukan hanya tindakan fisik, tetapi juga upaya mendalam untuk mencari makna dan pertumbuhan spiritual. Perjalanan ini menciptakan karya yang mencerminkan perjalanan batin penulis, mengajak pembaca untuk ikut serta dalam pengalaman spiritual melalui kata-kata yang dituangkan dalam tulisan tersebut.

14. Menulis adalah Kolaborasi. Aku Menulis Dengan Kerjasama Penuh Kolaboratif.
Menulis pun dapat dianggap sebagai bentuk dan proyek kolaborasi, dimana penulis berkomitmen untuk mengekspresikan diri dengan kerjasama penuh kolaboratif. Etos penulis ini menekankan pentingnya melibatkan ide, pandangan, atau pengalaman dari berbagai sumber dalam proses penulisan.
Dengan kerjasama atau menulis bersama, penulis menciptakan karya yang mencerminkan keberagaman dan kompleksitas pemikiran. Pilihan kata dan ide yang digunakan menciptakan hasil yang lebih kaya dan bersifat inklusif. Penulis memahami bahwa setiap kontribusi, termasuk dari pembaca atau rekan penulis lainnya, dapat memperkaya dan meningkatkan kualitas karya. Dengan demikian, menulis menjadi suatu bentuk kolaborasi yang menggambarkan kekayaan hasil dari berbagai perspektif dan ide.

15. Menulis adalah Pengabdian. Aku Menulis Dengan Dedikasi Penuh Pelayanan.
Kita bisa memandang bahwa menulis dianggap sebagai bentuk pengabdian, dan ekspresi diri dengan dedikasi penuh pelayanan. Karena itu, setiap kata yang ditulis dilakukan dengan tujuan memberikan layanan atau kontribusi positif. Memuaskan keinginan pribadi, juga memberikan manfaat atau inspirasi kepada pembaca.
Pelayanan di sini mencakup pemikiran tentang bagaimana tulisan dapat memberikan nilai tambah bagi orang lain. Dengan demikian, menulis menjadi suatu bentuk pengabdian yang melibatkan penulis dalam memberikan yang terbaik melalui kata-kata mereka.

16. Menulis adalah Kebaikan. Aku Menulis Dengan Kearifan Penuh Kebaikan Hati.
Menulis itu tindakan kebaikan, bila diekspresikan dengan penuh kearifan dan kebaikan hati. Karenanya,  setiap kata yang ditulis harus didasari oleh kearifan dan niat baik. Dampaknya, karya tulisan itu akan memiliki nilai estetika, dan juga memancarkan kebaikan, dampak positif dan inspirasi kepada pembaca. Dengan demikian, menulis menjadi suatu bentuk kebaikan yang melibatkan penulis dalam menyebarkan kearifan dan kebaikan melalui tulisan mereka.

17. Menulis adalah Kesenangan. Aku Menulis Dengan Sukacita Penuh Kepuasan.
Bagi saya pribadi, menulis itu kegiatan yang memberikan kesenangan. Juga untuk mengekspresikan diri dengan sukacita dan penuh kepuasan penuh. Setiap kata yang ditulis dilakukan dengan rasa senang dan kepuasan, dan imabalannya: menciptakan pengalaman positif dalam proses penulisan.
Dengan menekankan kesenangan, penulis menciptakan karya yang mencerminkan kegembiraan dan kepuasan pribadi, yang dapat dirasakan juga oleh pembaca. Melalui ekspresi sukacita, menulis menjadi lebih dari sekadar tugas, namun juga melibatkan penulis dalam suatu kegiatan yang membawa kepuasan dan kebahagiaan.

18. Menulis adalah Keberuntungan. Aku Menulis Dengan Keberuntungan Penuh Hoki.
Mungkin ini terkesan agak aneh. Tapi etos ini mencerminkan pandangan bahwa menulis dianggap sebagai keberuntungan, dan penulis berkomitmen untuk mengekspresikan diri dengan keberuntungan dan hoki penuh. Etos penulis ini menekankan bahwa setiap kata yang ditulis dilakukan dengan keyakinan bahwa menulis itu sendiri adalah suatu bentuk keberuntungan atau hoki.
Buktinya, jejak tulisan yang bermanfaat pernah menjadikan penulis diudang oleh 3 kementrian dan satu asosiasi perbankan yang mengundang untuk memberikan sebuah pelatihan transformasi manajemen.
Jadi, dengan membawa elemen keberuntungan ke dalam penulisan, penulis menciptakan karya yang mencerminkan ketidakpastian dan keajaiban dalam setiap kata. Pendekatan ini dapat membuka peluang baru dan memberikan keberuntungan yang tak terduga dalam proses kreatif. Dengan demikian, menulis menjadi suatu bentuk ekspresi yang dipenuhi dengan semangat keberuntungan dan hoki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun