Tahap 2: Mendefinisikan Permasalahan dalam Design Thinking - Landasan Inovasi Berkelanjutan
"Mendefinisikan Permasalahan," adalah langkah utama yang menentukan kesuksesan inovasi. Perusahaan yang merinci masalah dengan baik dan mengidentifikasi akar penyebabnya cenderung mencapai inovasi yang lebih signifikan.
Tahap ini melibatkan identifikasi penyebab masalah, pemahaman konteks yang lebih luas, dan pengaturan parameter pemecahan masalah. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti pengguna, pelanggan, tim internal, dan mitra eksternal adalah langkah penting untuk mencegah bias dan asumsi yang menghambat inovasi.
Contoh kasus yang dapat diambil sebagai referensi adalah Amazon, perusahaan teknologi terkemuka. Amazon secara rutin melibatkan pengguna dan pelanggan mereka dalam proses mendefinisikan masalah. Hal ini telah memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi permasalahan yang mungkin tidak terlihat oleh internal saja dan merumuskan solusi yang lebih relevan.
Buku-buku seperti "The Lean Startup" karya Eric Ries dan "Sprint" karya Jake Knapp juga memberikan panduan berharga untuk merinci masalah dengan benar.
Tahap Mendefinisikan Permasalahan adalah kunci untuk mencapai inovasi yang signifikan dan berkelanjutan, memastikan bahwa solusi yang dikembangkan memenuhi kebutuhan pengguna dan efektif dalam menyelesaikan masalah.
Tahap 3: Berpikir Kreatif dan Ideation - Kunci Sukses dalam Menciptakan Inovasi Bisnis
Tahap ini memainkan peran kunci dalam menciptakan inovasi bisnis yang berkelanjutan. Pada tahap ini, alat berpikir kreatif, seperti brainstorming dan TRIZ (Theory of Inventive Problem Solving), merangsang berbagai ide solusi untuk masalah yang telah didefinisikan.
Contoh kasus yang mencolok adalah perusahaan teknologi seperti Google. Google dikenal karena menerapkan berbagai alat berpikir kreatif dalam proses inovasinya, yang telah menghasilkan produk dan layanan yang memengaruhi cara kita menjalani hidup sehari-hari.
Selain alat berpikir kreatif, lingkungan kerja yang mendukung berpikir kreatif juga penting. Penelitian dan studi kasus menunjukkan bahwa lingkungan yang kolaboratif dan berfokus pada eksperimen mendorong berpikir kreatif.
Tahap Berpikir Kreatif dan Ideation juga terkait dengan efektivitas teknik berpikir kreatif. Buku seperti "Creative Confidence" dan "Creative Intelligence" dapat menjadi referensi bermanfaat.