Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pertanian Berkelanjutan, Alternatif Bijaksana Menghadapi Dampak Pupuk Kimia

5 Juli 2023   06:03 Diperbarui: 7 Juli 2023   12:45 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memberi pupuk tanaman.(sumber: SHUTTERSTOCK/SINGKHAM via kompas.com)

"Menggunakan pupuk kimia secara bijaksana adalah kunci untuk menjaga kesuburan tanah dan keberlanjutan pertanian."

Dunia pertanian kini sudah maju cukup pesat. Namun sayang, kepesatan kemajuan pertanian itu hanya difahami dan dikuasai oleh petani-petani berdasi. 

Selebihnya, di sejumlah daerah tidak sedikit ditemukan para petani yang belum bijaksana dalam pemanfaatan pupuk kimia. Bagi sebagian dari mereka, masih ada yang beranggapan bahwa banyak pupuk kimia akan banyak hasil panennya.

Mereka bertani hanya berdasarkan tradisi atau kebiasaan Bertani sebagaimana para senior dan leluhurnya. Mereka kurang menggali betapa ada bahaya laten dan nyata dari penggunaan pupuk kimia yang tidak bijaksana.  

Padahal, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan tidak bijaksana dapat memiliki dampak serius terhadap kesuburan tanah dan lingkungan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa dampak serius yang dapat terjadi:

1. Penurunan Kesuburan Tanah. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan mengganggu keseimbangan nutrisi dalam tanah. 

Pupuk kimia memberikan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, namun penggunaan berlebihan menyebabkan kelebihan zat seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. 

Akibatnya, kesuburan tanah menurun secara jangka panjang karena ketidakseimbangan nutrisi dan kehilangan kemampuan mendukung pertumbuhan tanaman secara alami.

2. Hilangnya Keragaman Hayati. Penggunaan pupuk kimia berlebihan membahayakan organisme penting dalam tanah seperti mikroorganisme dan cacing tanah. 

Mikroorganisme tanah penting untuk dekomposisi materi organik dan siklus nutrisi alami dalam tanah. 

Gangguan atau penurunan populasi mikroorganisme akibat paparan pupuk kimia berlebihan menyebabkan berkurangnya keragaman hayati dan fungsi ekosistem tanah.

3. Pencemaran Air Tanah. Penggunaan pupuk kimia dalam jumlah besar dapat mencemari air tanah. Ketika hujan turun atau saat penyiraman, pupuk kimia larut dan meresap ke dalam tanah. 

Zat-zat kimia seperti nitrat dan fosfat dalam pupuk dapat mencapai sumber air tanah, menyebabkan pencemaran air. Kadar nitrat yang tinggi dalam air minum berdampak buruk pada kesehatan manusia, terutama pada bayi dan anak-anak.

4. Kerusakan Ekosistem Perairan. Pupuk kimia yang mencapai sungai, danau, atau laut melalui aliran air permukaan atau sistem drainase dapat menyebabkan eutrofikasi. 

Eutrofikasi adalah peningkatan nutrisi berlebih dalam ekosistem perairan. Kenaikan kadar nitrogen dan fosfor merangsang pertumbuhan alga yang berlebihan. 

Pertumbuhan alga berlebihan mengurangi kadar oksigen di air dan menyebabkan "zona mati" di mana organisme lain tidak dapat bertahan hidup.

5. Penggunaan pupuk kimia berkepanjangan atau berlebihan tidak hanya mampu merusak unsur-unsur dalam tanah, tetapi juga merusak bagian-bagian tanaman secara perlahan. Akar menjadi rusak. Menghambat penyerapan zat hara oleh akar.

6. Ketergantungan Jangka Panjang. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan menciptakan ketergantungan jangka panjang pada petani terhadap pupuk tersebut. 

Tanah yang terlalu bergantung pada pupuk kimia kehilangan kemampuannya mempertahankan kesuburan alami. Selain itu, biaya penggunaan pupuk kimia terus-menerus memberikan beban finansial bagi petani.

7. Membunuh organisme (mikroorganisme tanah).

8. Menurunkan kesuburan tanah, yaitu merusak tanah dan mengganggu keseimbangan unsur hara tanah. Tanah pertanian yang dipaksa oleh pupuk kimia dapat menyebabkan tanah tidak bisa mengikat unsur organik di tanah.

9. Penunggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang bisa membunuh organisme-organisme pembentuk unsur hara yang bisa menyebabkan tanah kehilangan kesuburan alaminya.

10. Penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan serius pada organisme yang bertanggung jawab dalam membentuk unsur hara tanah. 

Tanah yang sehat mengandung organisme seperti bakteri, jamur, dan cacing tanah yang berperan dalam mengurai bahan organik menjadi nutrisi yang dapat diserap oleh tanaman. 

Dengan kata lain, Pupuk kimia yang digunakan dalam jangka panjang telah menyebabkan tanah kehilangan kesuburan alaminya.

***

Minimalisasi dampak pupuk kimia dengan Rotasi Tanaman dan Intercropping | Foto : ecosystemsunited.com
Minimalisasi dampak pupuk kimia dengan Rotasi Tanaman dan Intercropping | Foto : ecosystemsunited.com

Pupuk kimia berlebihan mengganggu organisme tanah yang penting bagi tanaman. Bahan kimia dalam pupuk menjadi racun, mengurangi jumlah organisme tersebut. Akibatnya, siklus pemrosesan bahan organik terganggu, dan kesuburan tanah menurun.

Organisme ini penting untuk menjaga kesuburan tanah. Mereka meningkatkan struktur tanah, ketersediaan nutrisi, dan kapasitas penahanan air. Tanpa mereka, tanah menjadi kurang subur.

Penggunaan pupuk kimia harus bijaksana dan menjaga keseimbangan ekosistem tanah. Pertanian berkelanjutan seperti pertanian organik adalah alternatif yang lebih baik. Praktik-praktik seperti rotasi tanaman, penutup tanah, dan pengelolaan air efisien membantu menjaga kesuburan tanah dan lingkungan.

Pupuk kimia harus digunakan dengan dosis yang tepat. Praktik pertanian berkelanjutan membantu meminimalkan dampak negatif pada kesuburan tanah dan lingkungan serta menjaga keseimbangan ekosistem.

Berikut adalah beberapa cara mengurangi dampak negatif penggunaan pupuk kimia pada kesuburan tanah:

1. Mengurangi penggunaan pupuk kimia secara berlebihan.
2. Beralih menggunakan pupuk organic hayati (pupuk hayati cair)
3. Menggunakan depot pupuk cair sebagai alternatif pengganti pupuk kimia.
4. Menggunakan mikroba lokal yang aman sebagai pupuk organik.
5. Menjaga keseimbangan unsur hara tanah dengan melakukan rotasi tanaman dan intercropping.
6. Memperhatikan dosis dan waktu aplikasi pupuk kimia agar tidak merusak keseimbangan unsur hara tanah.

Rotasi Tanaman dan Intercropping

Salah satu cara mengurangi dampak negatif penggunaan pupuk kimia pada kesuburan tanah adalah dengan menjaga keseimbangan unsur hara tanah dengan melakukan rotasi tanaman dan intercropping.

Dalam konteks pertanian, intercropping mengacu pada praktik menanam dua atau lebih jenis tanaman yang berbeda secara bersamaan pada lahan yang sama. 

Dalam intercropping, tanaman-tanaman yang berbeda tersebut ditanam dalam pola yang teratur atau campuran yang tidak teratur di antara satu sama lain.

Pada dasarnya, intercropping melibatkan penggabungan tanaman yang memiliki sifat yang saling menguntungkan secara fisik, ekologis, atau ekonomis. Beberapa manfaat intercropping antara lain:

1. Peningkatan pemanfaatan lahan. Dengan menanam dua atau lebih jenis tanaman secara bersamaan, lahan dapat dimanfaatkan secara lebih efisien, sehingga produktivitas lahan meningkat.

2. Pengendalian hama dan penyakit. Kombinasi tanaman yang berbeda dapat mengurangi risiko penyebaran hama dan penyakit yang spesifik bagi satu tanaman saja. Beberapa tanaman dapat bertindak sebagai "perangkap" atau "penghalang" bagi hama tertentu, sehingga mengurangi kebutuhan akan penggunaan pestisida kimia.

3. Pengendalian gulma. Tanaman yang tumbuh rapat dalam pola intercropping dapat memberikan penutup tanah yang lebih baik, yang mengurangi persaingan dengan gulma dan membantu mengendalikan pertumbuhan gulma.

4. Peningkatan kesuburan tanah. Kombinasi tanaman dengan sifat yang berbeda dapat membantu meningkatkan ketersediaan nutrisi dalam tanah. 

Misalnya, beberapa tanaman dapat mengekstrak nutrisi dari kedalaman tanah yang lebih dalam sementara yang lain dapat menambahkan nutrisi ke tanah melalui penambahan nitrogen ke dalam sistem akar mereka.

5. Diversifikasi hasil panen. Dengan menanam tanaman yang berbeda secara bersamaan, petani dapat mengurangi risiko gagal panen yang disebabkan oleh faktor seperti perubahan iklim atau serangan hama atau penyakit tertentu. Jika satu tanaman tidak berhasil, tanaman lain masih dapat memberikan hasil panen.

Intercropping merupakan salah satu strategi pertanian berkelanjutan yang dapat membantu mengurangi dampak negatif penggunaan pupuk kimia pada kesuburan tanah dengan menciptakan keseimbangan unsur hara yang lebih baik melalui pola tanam yang beragam.

Belajar dari para ahli pertanian dan praktisi sukses di dunia pertanian, kita akan jadi lebih memahami betapa pentingnya mengurangi dampak negatif penggunaan pupuk kimia terhadap kesuburan tanah. 

Berikut ini adalah beberapa cara efektif untuk mengurangi dampak negatif tersebut:

1. Gunakan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang untuk memberikan nutrisi yang seimbang secara alami dan meningkatkan struktur tanah.

2. Praktik rotasi tanaman untuk mencegah penumpukan nutrisi tertentu dan mengendalikan serangan hama dan penyakit.

3. Tanam tanaman penutup atau "pupuk hijau" untuk memperbaiki kesuburan tanah dan melepaskan nutrisi terperangkap.

4. Atur irigasi dengan tepat untuk menghindari "pencucian" nutrisi dan meminimalkan penggunaan pupuk kimia.

5. Gunakan pupuk mikroba untuk meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman dan memecah bahan organik yang kompleks.

6. Biarkan sisa-sisa tanaman di lapangan untuk memberikan nutrisi tambahan, memperbaiki struktur tanah, dan mengurangi erosi.

Dengan membiarkan sisa-sisa tanaman di lapangan, Anda memberikan kesempatan bagi mikroorganisme tanah untuk memecah bahan organik tersebut menjadi humus yang kaya akan nutrisi. 

Humus meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman, meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air, dan meningkatkan kualitas dan struktur agregat tanah. 

Selain itu, sisa tanaman juga dapat bertindak sebagai penutup tanah alami, melindungi permukaan tanah dari erosi akibat air dan angin.

Untuk mengoptimalkan praktik pengelolaan sisa tanaman, Anda dapat melakukan hal berikut:

1. Setelah panen, biarkan sisa-sisa tanaman di lapangan untuk beberapa waktu agar dapat terdekomposisi dengan baik. Anda juga dapat mempercepat proses dekomposisi dengan menghancurkan atau memotong sisa tanaman menjadi potongan yang lebih kecil.

2. Jika memungkinkan, gunakan metode tanam langsung (no-till farming) di mana Anda tidak mengolah tanah secara intensif. Hal ini membantu mempertahankan sisa-sisa tanaman di permukaan tanah dan mendorong aktivitas mikroorganisme tanah yang lebih baik.

3. Menggabungkan tanaman penutup (cover crop) dengan praktik pengelolaan sisa tanaman juga dapat meningkatkan manfaatnya. Tanaman penutup dapat melindungi tanah dari erosi, memperbaiki struktur tanah, dan memberikan tambahan nutrisi saat didekomposisi.

4. Jaga kebersihan lapangan dengan membuang sisa-sisa tanaman yang terinfeksi penyakit atau hama. Ini membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit atau hama ke musim tanam berikutnya.

Dengan mengadopsi praktik pengelolaan sisa tanaman yang baik, Anda dapat memanfaatkan potensi nutrisi dan memperbaiki kesuburan tanah secara alami, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan menjaga kelestarian lingkungan pertanian.

Semua penjelasan diatas adalah cara-cara sederhana, seperti pemanfaatan kebiasaan kearifan lokal para petani zaman dahulu. Cara diatas cukuplah efektif untuk diterapkan di lapangan. 

Namun, dengan teknologi pertanian terkini, kini kita mulai terbuka dan semakin tren penggunaan bakteri cerdas dan bahan alami untuk peningkatan produktivitas pertanian. 

Salah satunya adalah pemanfaatan Asam Humat dan Asam Fulvat untuk memperbaiki struktur tanah. Kemudian, menyempurnakannya dengan pemberian nutrisi yang "bergizi" untuk tanaman dengan pemberian pupuk hayati majemuk cair.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun