Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengurai Fenomena Tawuran Anak Sekolah di Indonesia: Penyebab, Dampak, dan Upaya Pencegahan

20 Juni 2023   17:54 Diperbarui: 20 Juni 2023   17:58 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengatasi tawuran anak sekolah dan antar remaja di Indonesia harus segera ditangani secara komprehensif | Foto:  megapolitan.kompas.com

Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu dalam mengidentifikasi penyebab, faktor-faktor yang memengaruhi, dan upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi fenomena tawuran anak sekolah. Dengan pemahaman yang lebih baik, langkah-langkah konkret dapat diambil untuk memastikan lingkungan yang aman. dan mendukung bagi para anak sekolah di Indonesia.

Selain pertanyaan di atas, penting juga untuk mempertimbangkan hal-hal berikut:

1. Peran media sosial dalam menyebarkan berita tentang tawuran dan menghasut kekerasan.
2. Dampak kemiskinan dan ketimpangan terhadap kemungkinan terjadinya tawuran.
3. Perlunya pelatihan keterampilan resolusi konflik yang lebih efektif bagi siswa.
4. Pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang lebih positif yang mengedepankan rasa hormat dan toleransi.

Untuk mencegah tawuran anak sekolah di Indonesia, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak seperti keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Dengan mengatasi masalah ini, sesuai dengan batas pengaruh dan kewenangan kita, kita dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan damai bagi semua pelajar Indonesia.

Dengan cara yang sederhana, beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan meningkatkan pengawasan orang tua terhadap anak-anak mereka. Selain itu juga dengan memberikan pendidikan karakter yang baik di sekolah, serta mengadakan kegiatan positif. Seperti olahraga, seni dan membentuk komunitas positif. Baik komunitas kajian agama, pecinta alam, atau komunitas positif lainnya.

Kesimpulan dan Saran / Rekomendasi

Kesimpulan dari artikel ini adalah fenomena tawuran anak sekolah di Indonesia merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan yang tepat. Berbagai faktor seperti lingkungan, keluarga, teman sebaya, media sosial, dan pendidikan berkontribusi pada terjadinya tawuran. Dampaknya mencakup kekerasan fisik dan psikologis, kerusakan fasilitas, penurunan kualitas pendidikan, trauma, dan tekanan psikologis.

Untuk mengatasi masalah ini, beberapa saran dan rekomendasi dapat diberikan:

Keluarga dan Sekolah:
1. Melaksanakan pendidikan agama, adab, dan nilai-nilai kebaikan secara maksimal, serius, dan sistematis.
2. Meningkatkan peran orang tua dan guru dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan serta memantau perilaku anak.
3. Memperhatikan pembentukan karakter dan pemikiran siswa melalui pendekatan yang matang dalam memperlakukan sesama dengan rasa hormat.
4. Menciptakan lingkungan sekolah yang positif, mengedepankan rasa hormat, toleransi, dan pengertian antar siswa.

Pemerintah:
1. Menerapkan kebijakan yang mendorong pencegahan tawuran anak sekolah, termasuk penggunaan SKCK sebagai acuan dalam pendaftaran pekerjaan.
2. Memberikan sumber daya bagi sekolah dan masyarakat untuk mencegah tawuran serta mempromosikan nilai-nilai dan perilaku positif di kalangan generasi muda.
3. Bekerja sama dengan lembaga penegak hukum dalam memantau daerah berisiko tinggi dan melakukan intervensi jika diperlukan.

Siswa:
1. Memainkan peran aktif dengan mempromosikan nilai-nilai positif dan menentang tawuran.
2. Mengambil tanggung jawab dalam mencegah tawuran dengan membangun rasa hormat dan pengertian di antara kelompok yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun