Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengurai Fenomena Tawuran Anak Sekolah di Indonesia: Penyebab, Dampak, dan Upaya Pencegahan

20 Juni 2023   17:54 Diperbarui: 20 Juni 2023   17:58 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengatasi tawuran anak sekolah bukanlah tugas satu pihak, tetapi merupakan tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi para pelajar".

Tawuran anak sekolah di Indonesia memang masih sering terjadi dan berakhir dengan jatuhnya korban. Fenomena tawuran anak sekolah masih marak terjadi di banyak kota dan daerah, dan terus berulang terjadi di Indonesia. Hal ini memang menjadi perhatian serius dan memerlukan pendekatan yang tepat untuk mengatasi masalah ini.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2014 peristiwa tawuran pelajar (dan mahasiswa) terjadi di 0,4% desa/kelurahan Indonesia. Lantas pada 2018 angkanya naik menjadi 0,65%, namun turun menjadi 0,22% pada 2021.

Dilansir dari databoks.katadata.co.id (23 Mei 2023), Polres Metro Jakarta Selatan telah mengumumkan bahwa riwayat pelaku tawuran akan dimasukkan ke dalam Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

Menurut Wakapolres Metro Jakarta Selatan, AKBP Harun, SKCK diperlukan dalam setiap pendaftaran pekerjaan atau keperluan lainnya, dan informasi tersebut berasal dari tindakan sebelumnya. Oleh karena itu, semua tindakan yang dilakukan oleh pelaku tawuran akan terus tercatat dan berpengaruh pada masa depan mereka.

Lebih lanjut, AKBP Harun menyatakan bahwa tindakan kriminal seperti ini dapat menghilangkan cita-cita sejak kecil, dan juga dapat menghambat peluang mencari pekerjaan. Dengan kebijakan ini, AKBP Harun berharap bahwa para pelajar akan berpikir panjang sebelum terlibat dalam tawuran.

Fenomena tawuran di kalangan pelajar di Indonesia merupakan persoalan serius yang perlu dibenahi. Beberapa faktor yang menyebabkan tawuran dan anak sekolah di Indonesia antara lain adalah karena faktor lingkungan, faktor keluarga, faktor teman sebaya, faktor media sosial, dan faktor pendidikan.

Berikut beberapa pertanyaan penting yang perlu dilontarkan dalam menyikapi fenomena tawuran anak sekolah di Indonesia. Dengan kata lain, untuk memahami situasi ini dengan lebih baik, berikut adalah beberapa pertanyaan penting yang dapat diajukan untuk mensikapi fenomena ini. Juga untuk memahami dan mengatasi masalah ini:

1. Apakah di keluarga dan di sekolah pendidikan agama dan adab (akhlak, sopan, santun, etika, sikap yang baik) sudah dilaksanakan secara maksimal, serius, dan sistematis ? Apakah nilai-nilai kebaikan itu sudah ditanamkan dengan keteladanan dari orang tua di rumah dan guru-guru di sekolah ? Dan apakah mereka dan memantau perilakunya.
2. Apa akar penyebab utama terjadinya tawuran di kalangan anak sekolah di Indonesia? Sebagian ulama berpendapat bahwa maraknya tawuran disebabkan karena sekolah kurang memperhatikan pembentukan karakter dan pemikiran siswa. Sekolah dianggap gagal menumbuhkan pendekatan yang matang dalam memperlakukan sesama dengan rasa hormat. Yang lain berpendapat, bahwa tawuran terutama disebabkan oleh masalah identitas dan tradisi. Namun, benarkah demikian faktanya demikian ?
3. Mengapa tawuran anak sekolah sering terjadi di Indonesia? Apa faktor mendasar yang berkontribusi terhadap masalah ini?
4. Bagaimana faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya memengaruhi munculnya kekerasan di kalangan anak sekolah?
5. Apa saja dampak dari tawuran anak sekolah di Indonesia? Apa akibat jangka pendek dan jangka panjang dari tawuran anak sekolah Bagaimana perkelahian ini berdampak pada para korban, keluarga mereka, dan komunitas mereka? Apa konsekuensi tawuran bagi anak sekolah serta masyarakatnya? Tawuran dapat mengakibatkan luka-luka bahkan kematian, serta kerusakan harta benda dan gangguan ketertiban umum. Ini juga dapat memiliki konsekuensi jangka panjang bagi siswa, seperti trauma dan tekanan psikologis. Dampak dari tawuran anak sekolah di Indonesia sangat merugikan baik bagi korban maupun pelaku. Dampaknya antara lain adalah terjadinya kekerasan fisik dan psikologis, kerusakan fasilitas umum atau fasilitas sekolah, serta menurunnya kualitas pendidikan.
6. Bagaimana siswa sendiri dapat mengambil tanggung jawab untuk mencegah tawuran? Siswa dapat berperan dengan mempromosikan nilai-nilai dan perilaku positif di antara teman sebayanya, dan dengan menentang tawuran ketika mereka melihat hal itu terjadi. Mereka juga dapat bekerja sama dengan sekolah dan komunitas mereka untuk mengembangkan program dan prakarsa yang mempromosikan rasa hormat dan pengertian di antara kelompok yang berbeda.
7. Apakah ada peran dari lingkungan sekolah, termasuk manajemen sekolah, guru, dan staf administrasi, dalam mencegah dan menangani tawuran anak sekolah? Bagaimana sekolah dan orang tua bekerja sama untuk mencegah tawuran? Sekolah dapat memainkan peran penting dalam mencegah tawuran dengan berfokus pada pembentukan karakter, dan mengajarkan siswa untuk memperlakukan satu sama lain dengan hormat.
8. Bagaimana peran keluarga dan lingkungan sekitar pelajar dalam mencegah tawuran dan kekerasan di kalangan anak sekolah?
9. Apakah ada peran media massa dalam meningkatkan atau menurunkan kejadian tawuran anak sekolah? Bagaimana media dapat berperan dalam memerangi fenomena ini?
10. Apakah ada program pencegahan kekerasan di sekolah yang telah diimplementasikan dan berhasil di tempat lain? Bagaimana program ini dapat diadaptasi dan diterapkan di Indonesia?
11. Apa cara paling efektif untuk mencegah tawuran anak sekolah? Intervensi apa yang berhasil di negara lain yang bisa dicontoh atau diadaptasikan untuk diterapkan di Indonesia ?
12. Peran apa yang dilakukan orang tua, sekolah, dan pemerintah dalam mencegah tawuran anak sekolah? Apa yang dapat dilakukan masing-masing pemangku kepentingan ini untuk membantu mengatasi masalah ini?
13. Apa peran pemerintah dalam mencegah dan menangani tawuran anak sekolah? Apakah ada kebijakan yang telah diterapkan atau perlu diterapkan untuk mengatasi masalah ini? Bagaimana lembaga penegak hukum dan pemerintah menyikapi tawuran? Lembaga penegak hukum dapat bekerja untuk mencegah tawuran dengan memantau daerah berisiko tinggi dan mengintervensi jika diperlukan. Pemerintah juga dapat berperan dengan menyediakan sumber daya bagi sekolah dan masyarakat untuk mencegah tawuran dan mempromosikan nilai-nilai dan perilaku positif di kalangan generasi muda.
14. Bagaimana peran masyarakat dalam mendukung upaya pencegahan kekerasan di kalangan pelajar dan anak sekolah?
15. Bagaimana pendekatan yang tepat dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya sikap toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan penyelesaian konflik secara damai kepada pelajar dan anak sekolah?
16. Bagaimana cara mencegah tawuran anak sekolah di Indonesia? Apa pertimbangan etis yang terlibat dalam mencegah tawuran anak sekolah? Bagaimana kita bisa menyeimbangkan kebutuhan untuk melindungi siswa dengan hak atas kebebasan berekspresi?
17. Bagaimana langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh semua pihak terkait, termasuk pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat, untuk mengurangi dan mengatasi tawuran anak sekolah?

Ini hanyalah sejumlah pertanyaan penting yang perlu ditanyakan untuk mengatasi masalah tawuran sekolah di Indonesia. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, kita dapat mulai memahami akar penyebab masalah ini dan mengembangkan solusi yang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun