Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Apakah Air Mata Kita Menyentuh di Hadapan-Nya?

29 Mei 2023   21:05 Diperbarui: 29 Mei 2023   21:10 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tangisan, sebuah amalan para kekasih Allah, bukti kesucian, ketaqwaan, keluhuran jiwa".

Jadilah insan yang penuh dengan airmata,
Yang setiap titikannya mempesona hati,
Menyentuh jiwamu hingga bergetar,
Dalam keindahan nurani yang terbalut jiwa

Apakah setiap mengingat Allah,
Dosa dan kekurangan terungkap dalam hati,
Meneteslah air mata dari mata yang tulus,
Mengiringi penyesalan yang mendalam?

Apakah saat maksiat dilakukan,
Kewajiban terlupakan dan tak terpenuhi,
Tangis penyesalan membasahi pipi,
Itukah ratapan akan kelemahan sang diri ?

Ketika terdengar ayat-ayat Ilahi,
Hati kita luluh, tunduk dalam sujud,
Air mata mengalir mengisi relung jiwa,
Beningkah kekhusyuan kita dalam kebenaran yang ada?

Ataukah hati ini keras dan terlalu kasar,
Tertawa tanpa henti, melupakan tangis,
Terlupa akan betapa berharga menangis,
Kelembutan yang hilang dalam canda dan riuh tawa?

Tangisan, sebuah amalan para kekasih Allah,
Bukti kesucian, ketaqwaan, keluhuran jiwa,
Kehalusan hati nurani, kesetiaan, dan kerendahan hati,
Syukurkah kita atas kelembutan dan takut saat merenung?

Apakah kita merasakan rahmat yang dikurniakan,
Karena Allah, Yang Maha Penyayang,|
Ketika air mata mengalir di pipi,
Menghiasi doa yang disampaikan?

Apakah dalam keseharian kita,
Peduli dan peka terhadap penderitaan,
Mengalirkan air mata dengan cepat,
Dalam belas kasihan yang tulus?

Apakah kita menangis karena tak mampu berbuat baik,
Belum memenuhi hak-hak yang tercinta,
Atau takut akan siksa yang mendera,
Mengasihi korban musibah sebagai keberuntungan yang hilang?

Apakah kita menangis karena dunia yang fana,
Murah yang tak layak disesali,
Atau hanya karena ketaatan, takut, dan rindu,
Hanya kepada Allah kita menangis?

Apakah kita menangis karena kebesaran Ilahi,
Dekat dengan Sang Pencipta dalam kerendahan diri,
Ketika berdoa dalam kekhusyuan,
Takut dan cinta menyatu dalam hati?

Pernahkah kita menangis mendengar kajian agama,
Atau meneteskan air mata saat nasihat disampaikan,
Lebih jelas tangisan kita berbicara,
Daripada kata-kata untuk yang tercinta?

Ketika bersujud dalam shalat yang khusyuk,
Air mata mengalir dalam dada yang bergolak,
Mendengarkan atau membaca Al-Qur'an,
Terharukah hati ini dan adakah air mata yang jatuh?

Apakah kita merasakan bagaimana,
Ketika Nabi Muhammad menjadi saksi atas diri,
Berharap ampunan dari Allah semata,
Karena hanya Dia Mahaperkasa dan Mahabijaksana?

Cinta Rasulullah begitu menjiwa kepada kita
Lalu, tidakkah kita ingat saat Rasulullah menangis,
Ketika tangannya terangkat dalam doa yang tulus,
"Ya Allah, selamatkanlah umatku, selamatkan umatku."

Apakah kita menangis di sisi kuburan,
Tempat akhir kekayaan dan gemerlap dunia,
Awal dari rumah yang abadi di akhirat,
Mengalirkan air mata dengan kesedihan yang dalam?

Apakah kita menangis saat menziarahi,
Kuburan ibu, orang tua, dan yang tercinta,
Air mata tumpah dan jiwa berkabung,
Dan hanya mengucapkan yang diridai oleh Allah ?

Apakah kita menangis ketika mendengar kisah,
Para syuhada yang gugur di medan perang,
Kisah kesyahidan yang menggetarkan hati,
Mengalirkan air mata dengan keinsafan yang mendalam?

Apakah hati kita suci dan lembut,
Mulia dan luhur dalam kehalusan,
Air mata mudah mengalir dengan kasih,
Saat menengok orang yang sakit terjepit?

Ataukah kita menangis ketika melihat,
Orang yang menua dan ajalnya semakin dekat,
Tak kuasa menahan air mata yang jatuh,
Ketika menjenguk yang telah pergi dari dunia?

Apakah kita menyadari keutamaan tangisan,
Karena takut pada Allah yang Maha Agung,
Hari di mana tak ada naungan kecuali dari-Nya,
Mengalirkan air mata saat berdzikir dalam kesunyian?

Selama ini, adakah tangisan kita yang benar,
Yang terpuji karena takut dan cinta pada-Nya,
Ketika kita kembali kepada-Nya dan berdiri di hadapan-Nya,
Ketika kita berharap akan syafaat dari Nabi tercinta?

Jadilah insan yang tulus dalam tangisan,
Takut dan cinta pada Sang Pencipta,
Tangisan yang membawa rahmat dan keberkahan,
Mengalirkan air mata dalam ikhtiar mendekat kepada-Nya.

* Puisi kerinduan buat Teh Ina.
Semoga bisa menziarahimu kembali
bersama keluarga tercinta
dalam cinta, jiwa, dan doa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun