Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Masa Depan Agroindustri di Indonesia: Potensi, Tantangan dan Dampak Industri 4.0

19 Mei 2023   20:37 Diperbarui: 19 Mei 2023   20:39 1388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agroindustri Indonesia: Potensi, tantangan, dan Industri 4.0 | Foto: faperta.umsu.ac.id

Namun, kesuksesan Indonesia tidak hanya terletak pada perkembangan industri dan teknologi. Negara ini juga memiliki peran penting dalam mencapai SDGs yang telah disepakati secara global. Sebagai anggota FAO Council, Indonesia dapat berkontribusi dalam merumuskan kebijakan-kebijakan FAO yang mendukung upaya PBB dalam mencapai tujuan tersebut.

Salah satu SDGs yang menjadi fokus adalah menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Sektor pertanian di Indonesia memiliki peranan yang signifikan dalam pencapaian SDGs tersebut, terutama dalam mengentaskan kemiskinan dan kelaparan di pedesaan.

Melihat secara keseluruhan, agroindustri Indonesia memiliki prospek yang sangat positif pada tahun 2030. Dalam menjalankan misi untuk mewujudkan SDGs dan mengembangkan sumber daya manusia berkualitas, pengembangan teknologi agroindustri menjadi kunci penting. Di samping itu, potensi budidaya kakao juga menawarkan peluang yang menjanjikan untuk dikembangkan.

Dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan, Indonesia memiliki landasan yang kokoh. Dengan penerapan Industri 4.0 dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, Indonesia siap untuk memainkan peran yang signifikan dalam ekonomi global. Pemerintah Indonesia percaya bahwa melalui perpaduan antara agroindustri dan Industri 4.0, negara ini akan mampu mengoptimalkan potensi ekonominya dan mencapai posisi sebagai salah satu dari 10 besar ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030.

Berikut adalah beberapa dampak Industri 4.0 terhadap perkembangan agroindustri di Indonesia:

1. Produksi yang efisien. Penggunaan teknologi canggih dapat membantu meningkatkan efisiensi produksi pertanian, menghasilkan hasil yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah.
2. Peningkatan manajemen rantai pasokan. Integrasi perangkat IoT dan analitik data besar (big data analutics) dapat membantu mengoptimalkan manajemen rantai pasokan, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan kualitas produk.
3. Pertanian berkelanjutan. Penggunaan teknik pertanian presisi, seperti irigasi presisi dan pemupukan, dapat membantu mengurangi dampak pertanian terhadap lingkungan.
4. Pengambilan keputusan yang lebih baik. Penggunaan analitik data besar (big data analytics) dan kecerdasan buatan dapat membantu petani membuat keputusan yang lebih baik tentang pengelolaan tanaman, yang mengarah ke hasil panen yang lebih tinggi dan produk berkualitas lebih baik.

Namun, ada juga beberapa tantangan yang perlu dibenahi untuk mewujudkan potensi Industri 4.0 dalam agroindustri di Indonesia secara maksimal. Ini termasuk:

1. Sumber daya manusia. Ada kebutuhan akan pekerja terampil yang mampu mengoperasikan dan memelihara teknologi canggih.
2. Kondisi lahan. Penggunaan teknologi canggih mungkin tidak sesuai untuk semua jenis kondisi lahan, yang dapat membatasi keefektifannya.
3. Faktor sosial dan budaya. Mungkin ada resistensi terhadap perubahan di kalangan petani yang terbiasa dengan metode pertanian tradisional.

Secara keseluruhan, Industri 4.0 berpotensi memberikan dampak signifikan bagi pengembangan agroindustri di Indonesia dengan meningkatkan efisiensi, keberlanjutan, dan pengambilan keputusan. Namun, ada juga tantangan yang perlu diatasi untuk mewujudkan manfaat ini sepenuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun