"Jika hidup terasa kelam dan abu-abu, jangan biarkan pesimisme merusakmu. Jadilah optimis dan lihatlah keindahan dalam setiap warna kehidupan."
Hidup dan kehidupan ini punya banyak warna. Saat warna abu-abu, hitam dan kelam, tetaplah optimis. Jangan jadi pesimis. Karena, optimisme itu penting, serta banyak dampak dan manfaatnya. Hal yang sama juga berlaku pada pesimisme, dimana dampaknya justru lebih banyak dan merusak.
Optimisme adalah sikap positif dalam menghadapi kehidupan, baik dalam keadaan menguntungkan atau tidak. Hal ini penting karena optimisme memiliki banyak manfaat dan dampak yang positif. Sebaliknya, pesimisme memiliki dampak yang lebih buruk dan merusak.
Optimisme berkaitan dengan kecenderungan untuk melihat sisi positif dari kehidupan, mencari solusi dari masalah, dan memiliki keyakinan yang kuat pada kemampuan diri sendiri. Optimisme juga memandang kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Namun, terlalu banyak berharap pada hasil positif tanpa tindakan yang tepat dapat mengarah pada ketidakrealistisan dan kekecewaan.
Sementara Pesimisme, adalah sikap atau kecenderungan untuk melihat segala sesuatu dengan pandangan negatif atau buruk. Pesimisme berkaitan dengan kecenderungan untuk melihat sisi negatif dari kehidupan, cenderung memandang masalah sebagai hal yang sulit atau tidak dapat diatasi, dan memiliki keyakinan yang rendah pada kemampuan diri sendiri. Pesimisme juga memandang kegagalan sebagai suatu bentuk kepastian yang tak dapat dihindari. Terlalu banyak melihat sisi negatif tanpa mencari solusi dapat mengarah pada ketidakmampuan untuk mengambil tindakan dan meraih kesuksesan.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi pesimis, seperti pengalaman masa lalu yang buruk, kurangnya dukungan sosial, gangguan kesehatan mental, kondisi lingkungan yang buruk, atau keterbatasan fisik. Namun, faktor-faktor tersebut tidak selalu menyebabkan seseorang menjadi pesimis, tergantung pada cara mereka menghadapinya.
Optimisme memiliki banyak manfaat dan dampak positif, seperti meningkatkan kesehatan mental dan fisik, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat hubungan sosial. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan antara optimisme yang sehat dan realitas yang ada sangat penting dalam menghadapi kehidupan.
Lebih jauh, pesimisme itu sendiri akan mengundang rasa putus asa, gelisah, takut, risau, sedih, kegagalan, dan dosa.
Optimisme dan Ketenangan dalam Islam: Mengembangkan Perspektif Positif dan Tawakal pada Allah
Nabi Muhammad Saw adalah sosok yang tenang, dan murah senyum. Beliau selalu optimis terhadap janji-Nya, selalu percaya dan berhusnuzhan kepada Sang Khalik, serta bertawakal kepada-Nya.
Percaya kepada Allah Swt itu amunisinya, tawakal adalah bekalnya. Karenanya, Allah telah menurunkan ketenangan kepadanya, memakmurkan hatinya dengan rasa percaya, tawakal, dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya.
"Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira" (QS. At-Taubah 9: 124)
Bila orang percaya, beriman, dan bertawakal kepada Allah, maka Dia pun akan memberikan kepada hamba-Nya harapan, ridha, tenang, nyaman, optimisme, riang dan kabar gembira kepadanya.
Karena itu, biasakanlah menggunakan kata-kata yang baik dan positif, membawa kabar gembira, kebaikan dan optimisme. Termasuk saat memberikan penamaan, labelling, reframing, atau memberikan nama-nama pada orang, tempat, atau pun kejadian.
Rasulullah bersabda, "Nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman. Nama yang paling jujur adalah Harits dan Hamman. Nama yang paling buruk adalah Harb (perang) dan Murrah (pahit)," (HR. al-Bukhari).
Rasulullah lebih memilih nama Jamilah (indah) daripada Ashiyah (pelaku maksiat). Sahl daripada Hazn. Thayyibah daripada Yatsrib (cercaan, cacian, dan hinaan). Nama yang elok, indah, dan bagus yang menunjukkan "aura positif" berupa kebaian, perkembangan, serta kenikmatan dalam setiap hal.
Namun saat musibah atau ujian datang, kendalikan pikiran, dan janganlah kehilangan perspektif.
Juga, "Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita" (QS. At Taubah 9 : 40)
"...dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir" (QS. Yusuf 12 : 87).
"Allah adalah Pelindungmu. Allah adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong" (QS al-Anfal 8 : 40)
Bukankah kemudahan akan datang setelah kesulitan ?
Karena itu, bila kita ditimpa kesedihan, kefakiran, sakit, dan kesusahan, ulang-ulanglah kalimat ini sebagaimana yang Rasulullah contohkan. Jadi, saat dalam keadaan sulit, percayalah kepada Allah dan ucapkan berulang : "Allah tidak akan pernah menyia-nyiakanku sama sekali". Allah akan menyertai kita dan hasil baik pun akan memimak kepada kita.
Jadi, kita akan tetap baik dalam kondisi apa pun. Karena Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa orang-orang yang optimis akan memperolah pahala dari Allah. Persis seperti, "Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah" (HR. at-Tirmidzi).
"Allah akan memberi apa yang dia harapkan, serta memberinya keamanan dari apa yang dia takuti," (HR at-Tirmidzi). Dengan kata lain, optimisme merupakan bantuan yang kuat, dan kekuatan yang positif.
Beliau pun pernah bersabda bahwa Allah Swt berfirman, "Aku sesuai denga napa yang diperkirakan oleh hamba-Ku" (Mutaffaq 'alaih). Karenanya, berprasangkalah bahwa Allah itu baik, dermawan, mulia, dan penyayang. Juga bergembiralah dengan kemudahan yang Allah berikan kepada kita semua.
Tips dari Islam agar Tetap Optimis dalam Setiap Kondisi
Optimisme sangat dihargai dan dianjurkan dalam Islam. Berikut adalah beberapa cara untuk tetap optimis dalam setiap kondisi dan keadaan, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW:
1. Bertawakal kepada Allah SWT yaitu keyakinan penuh bahwa Allah akan menolong dan membantu kita dalam setiap situasi yang sulit. Hal ini akan membuat kita merasa lebih tenang dan yakin bahwa Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan yang kita hadapi.
2. Bersyukur atas segala nikmat Allah SWT dalam setiap kondisi yang kita hadapi, baik suka maupun duka. Dengan bersyukur, kita akan lebih mudah melihat sisi positif dari setiap situasi yang kita hadapi dan merasa lebih optimis.
3. Membaca Al-Quran dan Hadits yang dapat memberikan motivasi dan inspirasi untuk tetap optimis dalam menghadapi segala tantangan hidup.
4. Menjaga hubungan baik dengan Allah SWT dan sesama manusia dengan melakukan ibadah secara konsisten, seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Quran. Selain itu, dengan menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, kita juga akan mendapatkan dukungan dan bantuan ketika kita membutuhkannya.
5. Melakukan amal sholeh yaitu melakukan kebaikan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dengan melakukan amal sholeh, kita juga akan merasa lebih bahagia dan optimis karena merasa telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
6. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar lebih mudah mengatasi setiap tantangan hidup dan merasa lebih optimis karena merasa lebih siap dalam menghadapinya.
7. Menghindari hal-hal yang merugikan seperti dosa-dosa, kebiasaan buruk, dan pergaulan yang tidak sehat. Dengan menjauhi hal-hal yang merugikan, kita akan merasa lebih tenang dan damai dalam hati, sehingga dapat lebih fokus dalam menjalani kehidupan dengan penuh semangat dan harapan. Menjauhi hal-hal yang merugikan adalah salah satu kunci untuk tetap optimis dan positif dalam setiap situasi dan kondisi, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Kesimpulan & Saran :
Kesimpulannya, betapa pentingnya kita memiliki sikap optimis dan tawakal dalam menghadapi kehidupan. Karena ada banyak manfaat dan dampak positif dari sikap optimisme, serta mewaspadai bagaimana pesimisme dapat merusak kehidupan seseorang. Karena itu, Islam mendorong sikap optimisme dan tawakal sebagai kunci sukses dalam hidup.
Dalam menghadapi tantangan hidup, optimisme dan tawakal dapat membantu seseorang untuk melihat sisi positif dari setiap masalah, mencari solusi yang tepat, serta memperkuat hubungan sosial. Oleh karena itu, disarankan untuk mengembangkan sikap optimisme yang sehat dan realistis, serta meningkatkan keyakinan dan tawakal pada Allah.
Selain itu, kita pun perlu menyadari betapa pentingnya penggunaan kata-kata yang baik dan positif dalam hidup sehari-hari. Sebagai umat Islam, kita dapat mengambil contoh dari Nabi Muhammad Saw yang selalu tenang, optimis, dan tawakal pada Allah dalam menghadapi setiap ujian hidup.
Oleh karena itu, disarankan agar kita selalu berusaha untuk mengembangkan sikap optimisme yang sehat, serta meningkatkan keyakinan dan tawakal pada Allah dalam menghadapi setiap ujian hidup. Kita juga dapat membiasakan diri untuk menggunakan kata-kata yang baik dan positif, serta mengambil contoh dari Nabi Muhammad Saw dalam menjalani hidup ini. Dengan demikian, kita dapat mengoptimalkan hidup kita dan menjadi sukses dalam menghadapi tantangan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H