Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghindari Sifat Kikir dan Mempertahankan Keimanan dalam Perspektif Islam

5 Mei 2023   06:03 Diperbarui: 5 Mei 2023   06:10 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Faktanya, orang kikir itu tak bahagia | Foto: merriam-webster.com

Keimanan dalam Perspektif Islam

Keimanan dalam Islam merupakan keyakinan yang kuat dan teguh terhadap Allah SWT dan ajaran-Nya. Keimanan ini meliputi segala aspek kehidupan, baik itu ibadah, akhlak, maupun hubungan sosial.

Mempertahankan keimanan merupakan salah satu tugas utama umat Islam. Hal ini bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT, memperbaiki diri, serta berkontribusi positif bagi masyarakat.

Sifat kikir dapat menjadi penghalang dalam mempertahankan keimanan. Ketika seseorang terlalu terikat pada harta dan keduniawian, ia akan sulit untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebaliknya, sifat dermawan dan murah hati dapat memperkuat keimanan seseorang, karena ia merasa bahwa semua yang dimilikinya adalah karunia dari Allah SWT yang harus dibagi dengan orang lain.

Mempertahankan keimanan juga menjadi tugas utama umat Islam, dan sifat kikir dapat menjadi penghalang dalam mempertahankan keimanan. Oleh karena itu, sangat penting bagi umat Islam untuk mengembangkan sifat dermawan dan murah hati, serta menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, umat Islam dapat memperkuat hubungan dengan Allah SWT dan berkontribusi positif bagi masyarakat di sekitar mereka.

 

Sifat Kikir: Bahaya dan Konsekuensinya bagi Diri Sendiri

Sifat kikir pelit bisa berdampak buruk pada diri kita sendiri. Kikir merupakan penyakit cinta dunia yang membuat kita terlalu memikirkan harta dan materi. Orang yang pelit akan sulit untuk berbagi dan membantu orang lain karena terlalu mengutamakan kepentingan pribadi.

Dalam hadis, disebutkan bahwa sifat kikir sangat berbahaya bagi harta dan diri sendiri. Kita tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki dan selalu ingin lebih banyak lagi. Akibatnya, kita akan merasa gelisah dan tidak bahagia.

Konsekuensi bagi orang yang kikir juga cukup serius. Mereka akan kehilangan kepercayaan dan rasa kasih sayang dari orang lain. Selain itu, mereka juga akan kehilangan berkah dari Allah SWT karena tidak mau bersedekah dan berbagi dengan orang lain.

“Jauhkanlah diri kalian dari sifat kikir, karena sesungguhnya kikir itu talah menghancurkan umat-umat sebelum kalian. Kikir mendorong mereka berbuat zalim , lalu zalimlah mereka. Mendorong mereka memutuskan silaturrahim, lalu mereka pun memutuskannya. Mendorong mereka untuk berbuat jahat, lalu berbuat jahatlah mereka. Jauhkanlah diri kalian dari perbuatan zalim, karena sesungguhnya satu kezaliman membawa banyak kegelapan di hari kiamat. Jauhkanlah diri kalian dari perbuatan buruk, karena sesungguhnya Allah tidak mencintai perbuatan buruk dan tindakan yang buruk.” (HR Ahmad)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun