"Makna Lebaran sejatinya tak hanya sekadar berkumpul dan bersenang-senang, melainkan juga momen introspeksi diri, berbuat kebaikan, dan membagikan kebahagiaan dengan sesama."
Setelah lebaran, makanan jajanan yang sering diburu pembeli adalah bakso. Bakso dianggap bisa menghilangkan rasa bosan karena makanan lebaran yang relatif sama. Karena itu, tak heran jika hampir di semua tempat bakso setelah lebaran pembeli berjubel. Bakso juga makanan yang murah, meriah, dan terjangkau semua kalangan.
Kemarin, saat lebaran, di rumah ibu sudah tersedia bakso dengan kuah tahu yang enak dan lezat. Dalam dalam hitungan kurang dari satu jam, bakso itu sudah hilang. Tertelan dalam desah dan rasa pedas yang mengesankan.
Sebelumnya, di rumah Uwa pun sama. Puluhan saudara berkumpul di rumah saudara dan sama-sama pesta baso. Ukuran basonya ada dua macam, yang diameter 3 cm dan yang 6 cm. Tak hanya itu, dalam sebuah grup whatsapp juga ada undangan reuni dengan titik kumpul di seorang teman yang paling baik hatinya. Dengan agenda acara pasca reuni halal bi halal dengan ngebakso sebagai penutup acaranya.
Bakso juga memiliki hubungan erat dengan Lebaran. Sejak zaman dahulu, bakso menjadi makanan favorit yang disajikan saat Lebaran. Bahkan, bakso menjadi hidangan wajib di meja Lebaran di Indonesia. Kehadirannya di meja Lebaran bahkan tidak kalah penting dengan hidangan khas Lebaran seperti ketupat, opor, dan rendang.
Namun, dalam pandangan Islam, Lebaran bukan hanya ajang berkumpul dan bersenang-senang dengan keluarga dan teman-teman. Lebaran juga memiliki makna yang mendalam sebagai momen puncak dari ibadah Ramadan, sebagai ajang introspeksi diri, dan momentum untuk berbuat kebaikan.
Dalam hal ini, kita bisa menggali filosofi yang terkandung dalam bakso untuk menemukan makna Lebaran yang lebih dalam dan bermakna bagi umat Muslim. Bakso terbuat dari daging sapi atau ayam yang dicincang halus dan dibentuk bulat. Filosofi dari bentuk bulat ini mengajarkan kita untuk senantiasa melaksanakan amalan yang baik dan positif secara terus-menerus, karena kebaikan yang kita lakukan akan kembali ke diri kita seperti lingkaran bulat yang terus berputar.
Selain itu, proses pembuatan bakso yang membutuhkan kerja keras mengajarkan kita untuk bersabar dan bekerja keras dalam melakukan ibadah Ramadan. Bakso juga menjadi simbol kebersamaan karena dapat dihidangkan untuk banyak orang, sehingga mengajarkan kita untuk membagikan kebahagiaan dengan sesama.
Dengan memahami filosofi bakso, kita bisa menemukan makna Lebaran yang lebih dalam dan bermakna bagi kita sebagai umat Muslim. Sehingga, selain berkumpul dan bersenang-senang dengan keluarga dan teman-teman, kita juga bisa memaknai Lebaran sebagai momen untuk introspeksi diri, berbuat kebaikan, dan membagikan kebahagiaan dengan sesama.
Bakso: Ciri Khas Kuliner Indonesia dengan Sejarah dan Budaya yang Kaya