Insiden kebakaran di kilang minyak dan depo Pertamina merupakan masalah serius yang terus menjadi sorotan publik. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai manajemen risiko operasional yang diterapkan oleh perusahaan tersebut.Â
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi rentetan kebakaran yang menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan dan lingkungan sekitar. Berbagai analisis dan evaluasi efektivitas manajemen risiko operasional telah dilakukan untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan.
Artikel ini akan membahas sejumlah judul yang terkait dengan manajemen risiko operasional di Pertamina, termasuk tinjauan mendalam tentang manajemen risiko operasional, penerapan Health, Safety, Security, and Environment (HSSE), serta solusi untuk mencegah rentetan insiden kebakaran.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana pentingnya manajemen risiko operasional di aset strategis seperti kilang minyak dan depo Pertamina dan bagaimana perusahaan harus serius dalam menerapkan manajemen risiko operasional untuk mencegah terjadinya insiden kebakaran di masa depan.
Pertamina Harus Menerapkan Manajemen Risiko Operasional yang Lebih Baik untuk Mencegah Insiden Kebakaran Berulang di Kilang Minyak dan Depo Pertamina
Baru-baru ini, insiden kebakaran kembali terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada 3 Maret 2023, mengingatkan kita pada "insiden serupa" yang terjadi sebelumnya.Â
Insiden meledak dan terbakarnya Kilang Minyak Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau pada Sabtu malam, 1 April 2023 juga menjadi sorotan. Insiden tersebut mengakibatkan sembilan pekerja meninggal dunia, 418 unit rumah warga mengalami kerusakan ringan, 4 masjid dan 3 sekolah turut mengalami kerusakan.
Sebagaimana dilaporkan oleh Kompas (05/04), insiden kebakaran di Kilang Dumai diduga disebabkan oleh kebocoran pada pipa gas hidrogen yang kemudian diikuti oleh flash atau percikan api. Saat ledakan terjadi, sistem emergency shutdown di Kilang Dumai berfungsi dengan baik, sehingga aktivitas unit-unit lain di Kilang Dumai tidak terganggu.
Namun, insiden kebakaran yang terjadi berulang kali di kilang minyak maupun depo Pertamina dalam waktu yang berdekatan menimbulkan pertanyaan serius tentang kemampuan pimpinan Pertamina dalam mengelola perusahaan dan menerapkan manajemen risiko operasional. Sebelumnya, kejadian kebakaran juga terjadi di Cilacap (6 kali), Cepu, Balongan (2 kali), dan Balikpapan.
Pertamina dan Polda Riau masih menyelidiki penyebab kebakaran Kilang Dumai. Polda Riau menduga ledakan dan kebakaran tersebut disebabkan oleh kesalahan teknis di salah satu unit pompa. Namun, belum ada informasi apakah hasil investigasi tersebut telah dirilis oleh Pertamina, Ditjen Migas Kementerian ESDM, atau Polri.