Kereta Commuterline adalah kereta komuter yang digunakan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Ada beberapa perdebatan tentang pengadaan kereta ini di Indonesia, terutama terkait dengan penggunaan dana PSO (Public Service Obligation) untuk subsidi operasionalnya. Selain itu, pengadaan material kelistrikan dan sparepart pendukung fasilitas stasiun juga menjadi perhatian.
Ada pandangan yang berbeda terkait pengadaan kereta baru buatan INKA atau kereta bekas dari Jepang. Beberapa orang mengkritik proyek kereta cepat Jakarta-Bandung karena biaya yang tinggi dan ketidakmampuan konsorsium Indonesia untuk membayar modal dasar. Namun, pemerintah Indonesia mencoba menekan impor kereta bekas dengan membeli 16 unit kereta buatan INKA.
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter merencanakan pengadaan kereta baru untuk menggantikan kereta yang akan dipensiunkan pada 2023.Â
Namun, mereka telah menyetujui untuk mengimpor kereta bekas dari Jepang. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan ekonomis dan operasional, di mana biaya pengadaan kereta bekas jauh lebih murah daripada kereta baru, dan juga karena kereta bekas telah teruji dan siap pakai.
Namun, keputusan ini tetap menjadi perdebatan dan kritik dari beberapa pihak, terutama mengenai risiko kualitas dan keamanan dari penggunaan kereta bekas yang sudah tua dan sering digunakan. Oleh karena itu, diperlukan manajemen risiko yang baik dalam pengadaan dan pengoperasian kereta bekas ini.
PT KCI juga telah menandatangani kesepakatan dengan PT INKA untuk mengadakan kereta api buatan dalam negeri, namun pengiriman kereta ini baru akan dilakukan pada tahun 2025-2026.Â
KCI harus memastikan standar keandalan, kenyamanan, dan keamanan yang disyaratkan oleh Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada saat menggunakan kereta bekas Jepang. Ada juga beberapa pihak yang mengkritik impor kereta bekas karena dapat merugikan industri kereta api dalam negeri.
Pengadaan Kereta Baru dan Bekas untuk PT KCI: Pertimbangan Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah ilmu yang menggabungkan konsep risiko dan keputusan untuk dikelola agar memberikan hasil yang diharapkan. Di bidang transportasi Indonesia, manajemen risiko sangat penting karena dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan dan kerugian finansial.Â
Manajemen risiko dapat membantu mengidentifikasi risiko, mengevaluasi dampaknya, dan mengambil tindakan pencegahan atau mitigasi yang tepat.
Dalam pengadaan kereta baru buatan INKA dan kereta bekas dari Jepang, manajemen risiko harus dipertimbangkan. Risiko pengadaan kereta baru buatan INKA meliputi risiko kualitas, risiko keterlambatan pengiriman, dan risiko biaya produksi yang lebih tinggi. Namun, keuntungan dari pengadaan kereta baru adalah teknologi yang lebih mutakhir dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan PT KCI.