Selain itu, juga perlu mengendalikan impor dan meningkatkan produksi pangan dalam rangka mencapai kedaulatan pangan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga kebutuhan pokok seperti gula pasir, telur, kedelai, minyak goreng, gas dan daging menjelang Ramadan atau Lebaran terjadi karena beberapa faktor.Â
Antara lain karena kenaikan permintaan, distribusi yang memakan waktu, kondisi iklim yang tidak menentu, penambahan biaya operasional, ketersediaan bahan pokok yang terbatas, persaingan yang lebih ketat, dan euforia masyarakat dalam merayakan hari raya.Â
Meskipun demikian, pemerintah merespons dengan berbagai kebijakan atau melakukan pengaturan harga untuk menstabilkan harga pangan menjelang Ramadan.
Pemerintah memastikan agar harga tetap stabil di pasaran dengan melakukan pemantauan harga dan memberikan edukasi kepada pembeli tentang cara memilih bahan pokok yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.Â
Meskipun kenaikan harga kebutuhan pokok masih terjadi setiap tahunnya, upaya pemerintah dalam menstabilkan harga pangan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka selama bulan Ramadan.
Sebagai konklusi, penting bagi masyarakat untuk membandingkan harga dan mengevaluasi opsi sebelum membeli produk atau menggunakan jasa selama Ramadan atau Lebaran.
Menteri-menteri terkait diharapkan dapat menjelaskan strategi pemerintah untuk menjaga ketersediaan bahan pokok selama periode menjelang Ramadan dan Lebaran, upaya yang telah dilakukan untuk mencegah kenaikan harga yang signifikan pada bahan pokok selama periode tersebut, dan apakah ada upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat memungkinkan negara ini mampu menjadi negara yang berswasembada pangan, punya ketahanan pangan, dan bahkan kedaulatan pangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H