Kelima, ketersediaan bahan pokok yang terbatas.Â
Beberapa bahan pokok yang ketersediaannya terbatas menjelang Ramadan atau Lebaran antara lain minyak goreng, gula, telur, cabai, beras, dan daging sapi. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan kebutuhan pokok untuk masyarakat menjelang Ramadan.Â
Pada satu pekan menjelang Ramadan, pemerintah sangat menekankan ketersediaan stok kebutuhan pokok terutama minyak goreng, gula, telur, dan cabai.
Meskipun demikian, masa-masa menjelang puasa dan hari raya kebutuhan pokok pasti lebih tinggi namun penawaran tidak bertambah banyak. Stok atau pasokan secara nasional untuk barang hasil pertanian dan peternakan seperti beras, daging sapi dan kedelai cukup untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan atau Lebaran.
Keenam, persaingan yang lebih ketat.Â
Banyak bisnis berlomba-lomba untuk menarik pelanggan selama Ramadan dan Lebaran, yang dapat menyebabkan persaingan yang lebih ketat. Persaingan ini dapat menghasilkan kenaikan harga jika bisnis tidak dapat menahan margin keuntungan mereka atau harus menambah biaya iklan dan promosi untuk tetap bersaing.
Ketujuh, euforia masyarakat dalam merayakan hari raya juga menjadi penyebab kenaikan harga bahan pokok menjelang Lebaran.
Namun, perlu dicatat bahwa kenaikan harga selama Ramadan atau Lebaran tidak selalu terjadi di semua produk dan jasa. Beberapa bisnis bahkan menawarkan diskon atau promosi khusus selama periode ini untuk menarik pelanggan.Â
Oleh karena itu, penting untuk membandingkan harga dan mengevaluasi opsi sebelum membeli produk atau menggunakan jasa selama Ramadan atau Lebaran.
Pemerintah biasanya merespons dengan berbagai kebijakan atau melakukan pengaturan harga untuk menstabilkan harga pangan menjelang Ramadan.Â
Pemerintah memastikan agar harga tetap stabil di pasaran dengan melakukan pemantauan harga. Selain itu, pemerintah juga memberikan edukasi kepada pembeli tentang cara memilih bahan pokok yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.Â