Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menimbang Cara Bijak Mengelola Risiko dan Dampaknya atas Perilaku Buruk Wisman di Bali

18 Maret 2023   14:24 Diperbarui: 21 Maret 2023   04:42 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebijakan visa on arrival di Bali jadi kontroversial terkait tingkah laku buruk wisman. Evaluasi menyeluruh harus dilakukan | (KOMPAS.com/GARRY AL)

Bali, sebagai destinasi wisata terpopuler di Indonesia, seringkali dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Namun, sayangnya tidak sedikit dari mereka yang terlibat dalam perilaku yang merugikan. Hal ini menjadi kontroversi tersendiri karena tidak ada penyebab pasti mengapa perilaku buruk tersebut terjadi.

Para turis asing di Bali sering menjadi sorotan karena perilaku mereka yang meresahkan, seperti berkendara tidak sesuai aturan lalu lintas. Selain itu, turis asing dari Rusia dan Ukraina yang seharusnya hanya memiliki visa pariwisata, justru bekerja atau membuka usaha di Bali. Mereka dinilai mengambil lapak masyarakat setempat.

Perhatian masyarakat atas masalah ini menunjukkan bahwa ini bukanlah masalah baru dan telah terjadi berulang kali. Ketidaktegasan dalam menegakkan aturan terhadap turis mancanegara diduga menjadi salah satu akar permasalahan.

Ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi perilaku buruk turis mancanegara. Antara lain perbedaan budaya, pengaruh alkohol, dan kurangnya pengawasan yang memadai. Dalam artikel ini, akan dibahas lebih lanjut tentang masalah ini. Termasuk berbagai faktor yang mempengaruhinya dalam perspektif manajemen risiko.

 Analisis Penyebab Tingkah Laku Buruk Wisatawan Mancanegara di Bali

Bali adalah salah satu destinasi wisata budaya dan wisata alam terkenal di Indonesia. Tak heran, karena jadi tujuan destinasi ini maka seringkali mengalami masalah terkait tingkah laku buruk dari wismannya. Beberapa ulah turis asing sering terlihat tidak mematuhi aturan lalu lintas, seperti tidak menggunakan helm saat berkendara. Juga ada yang membuka bisnis tanpa izin. Namun ada juga yang melakukan tindakan kriminal seperti mencuri, telah meresahkan masyarakat setempat.

Selain itu, beberapa turis asing juga melakukan tindakan yang tidak sopan. Mereka berpakaian minim di tempat umum. Atau mengikuti kegiatan spiritual atau mistis secara sembarangan tanpa memperhatikan adat dan budaya setempat.

Kurangnya sosialisasi dan pengawasan terhadap wisatawan mancanegara menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan perilaku yang meresahkan masyarakat. Selain itu, beberapa turis asing juga bekerja secara ilegal atau melanggar visa yang diberikan oleh pihak imigrasi. Faktor lain yang mempengaruhi adalah perbedaan budaya dan norma yang berlaku antara Indonesia dan negara asal wisatawan tersebut.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya yang lebih intensif dalam memberikan sosialisasi dan pengawasan yang lebih baik. Juga penegakan hukum yang lebih tegas bagi para pelaku yang melanggar aturan yang berlaku di Bali. Dengan demikian, diharapkan tingkah laku buruk dari wisatawan mancanegara dapat dihindari atau setidaknya diminimalkan.

Upaya Mengatasi Tingkah Laku Buruk Wisatawan Mancanegara di Bali

Untuk mengatasi masalah maraknya tingkah laku buruk wiman ini, diperlukan tindakan tegas. Penerapan sanksi hukum dan deportasi bagi wisatawan yang melanggar aturan perlu ditingkatkan. Sanki hukum juga dapat berupa denda atau penjara sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.

Selain itu, visa on arrival dapat dicabut bagi turis dari negara tertentu yang sering melanggar aturan. Upaya sosialisasi dan edukasi kepada wisatawan mancanegara mengenai adat istiadat dan aturan yang berlaku di Bali juga perlu ditingkatkan. Peningkatan pengawasan terhadap kegiatan wisatawan mancanegara di Bali juga harus dilakukan untuk mencegah tindakan yang merugikan masyarakat lokal dan lingkungan.

Dengan tindakan-tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pariwisata di Bali dan memberikan manfaat yang lebih baik bagi masyarakat.

Kontroversi Kebijakan Visa on Arrival dan Dampaknya Terhadap Tingkah Laku Wisman

Kebijakan visa on arrival di Bali menjadi isu kontroversial terkait tingkah laku buruk wisatawan mancanegara. Visa on arrival adalah kebijakan yang memungkinkan warga negara asing untuk mendapatkan izin masuk ke Indonesia. Lalu mereka membayar biaya di bandara atau pelabuhan kedatangan. Visa on arrival diberikan kepada warga negara dari negara tertentu, pemerintah wilayah administratif khusus suatu negara, dan entitas tertentu subjek.

Kebijakan ini dinilai banyak pihak mempermudah proses perjalanan wisatawan asing ke Indonesia dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali. Kebijakan visa on arrival dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian Bali. Namun juga dapat meningkatkan jumlah wisatawan nakal yang bekerja ilegal atau melanggar visa. Gubernur Bali bahkan mengancam akan mencabut visa on arrival bagi turis dari negara tertentu yang berulah di Bali.

Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan visa on arrival sangat diperlukan untuk menentukan kebijakan yang lebih tepat guna mengatasi tingkah laku buruk wisatawan mancanegara di Bali. Evaluasi tersebut diharapkan dapat memberikan solusi yang efektif bagi peningkatan sektor pariwisata Bali, menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat setempat, serta serta meningkatkan kualitas pariwisata Bali. Kebijakan ini juga untuk memastikan bahwa turis asing yang datang ke Bali dapat menghormati budaya setempat dan tidak meresahkan masyarakat setempat.

Selain itu, upaya sosialisasi dan edukasi kepada wisatawan mancanegara mengenai adat istiadat dan aturan yang berlaku di Bali perlu ditingkatkan. Peningkatan pengawasan terhadap kegiatan wisatawan mancanegara di Bali juga harus dilakukan untuk mencegah tindakan yang merugikan masyarakat lokal dan lingkungan.

Hal ini menunjukkan perlunya tindakan tegas untuk menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh. Sekaligus juga untuk mencari solusi yang tepat agar pariwisata di Indonesia tetap berkembang dengan baik, tanpa mengorbankan budaya dan adat istiadat setempat. Selain juga untuk menjaga pariwisata di Indonesia tetap berkembang dengan baik

Kesimpulannya, berdasarkan analisis, ditemukan beberapa penyebab tingkah laku buruk wisatawan mancanegara di Bali. Seperti kurangnya sosialisasi, perbedaan budaya, dan adanya wisatawan ilegal. Untuk mengatasinya, tindakan tegas perlu dilakukan, seperti memberikan sanksi hukum (denda dan penjara) dan deportasi, mencabut visa on arrival, dan meningkatkan pengawasan dan edukasi. 

Selain itu, evaluasi kebijakan visa on arrival juga penting dilakukan karena kontroversi terkait dampak positif dan negatif dari kebijakan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi kebijakan dan pengawasan yang lebih ketat terhadap wisatawan mancanegara di seluruh Indonesia. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pariwisata Indonesia secara keseluruhan.

Selain itu, perbedaan budaya dan norma yang berlaku antara wisatawan dan masyarakat setempat juga dapat menjadi penyebab konflik. Oleh karena itu, diperlukan upaya dari pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan pengawasan, dan sosialisasi. Kemudian secara bersamaan juga melakukan penegakan hukum agar pariwisata di Bali tetap berjalan dengan baik. Tentu, dengan tanpa merugikan masyarakat setempat maupun wisatawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun