Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengembangkan Kepemimpinan Efektif: Mengembangkan Keteladanan, Bukan Andalkan Prestasi dan Kecerdasan

12 Maret 2023   11:13 Diperbarui: 12 Maret 2023   13:47 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepemimpinan Efektif: Keteladanan, Bukan Kecerdasan Belaka | pexels.com

"Kepemiminan masa depan adalah kepemimpinan yang memaksimalkan kepemimpinan efektif, yaitu mengembangkan keteladanan nyata, bukan hanya mengandalkan prestasi masa lalu dan kecerdasan"

Zaman sudah berubah. Gaya kepemimpinan hari ini dan kedepan, menuntut kita untuk selalu mempertanyakan gaya, pola dan mindset kepemimpinan kita sekarang. Kita tidak bisa lagi mengandalkan prestasi masa lalu dan nama baik kita untuk kepemimpinan kita hari ini, apalagi ke depan.

Dengan kata lain, seorang pemimpin jangan silau diri dalam melihat beberapa penghargaan dan prestasi kepemimpinannya di masa lalu. Publik lebih membutuhkan perbaikan, transformasi dan kontribusi nyata dari kepemimpinannya. Bukan kecerdasannya dalam berdalih, dan menyalahkan dan menghukum bawahan. Atau juga secara cerdas mampu menjawab pertanyaan sulit dan merasionalisasi kelemahan dan kekurangan diri dan tim yang dipimpinnya.

Bila salah dan mengecewakan publik, maka pemimpin harus meminta maaf dengan setulus hati. Sambil juga memaparkan rencana perbaikan kedepan, dan permintaan tulus untuk membantu perbaikan di institusinya secara terbuka dan lapang dada.

Prinsip Investasi Bisa Digunakan dalam Kepemimpinan Efektif

Seperti halnya prinsip investasi yang menyatakan bahwa prestasi dan keuntungan masa lalu tidak menjamin keuntungan di masa sekarang dan masa depan. Begitu juga dengan kepemimpinan. Oleh karena itu, tujuan pemimpin yang baik adalah untuk memaksimalkan kejujuran, Amanah, keterampilan komunikasi dan kecerdasannya, dengan baik dan benar.

Dengan kata lain, kepemimpinan yang efektif tidak hanya terkait dengan kinerja masa lalu, tetapi juga memahami prinsip-prinsip investasi yang lebih luas. Sebagai pemimpin, kita harus memahami risiko yang terkait dengan setiap keputusan yang diambil dan mengelola sumber daya kita dengan 5R (Risk, Return, Regulation, Reputation, dan Resources).

Selain itu, kita harus memiliki tujuan yang jelas dan fleksibel, dan mampu beralih ke strategi yang lebih baik jika dibutuhkan. Seperti seorang investor yang bijak, kita juga harus menambah kemampuan kita secara bertahap dan mengontrol pengeluaran untuk mencapai hasil yang optimal. Dalam konteks pemulihan ekonomi Indonesia, kepemimpinan yang bijak dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Adanya multi disrupsi zaman sekarang perlu disadari sepenuhnya oleh para pemimpin sekarang dan masa depan. Kita sudah diterpa disrupsi teknologi dan transformasi digital, disrupi pasca pandemi, disrupsi media, disrupsi antar generasi, Kita juga pernah mengenal Era Society 5.0, setelah sebelumnya ada revolusi industry 4.0, revolusi energi terbarukan, dan revolusi hijau.

Kembali ke soal kepemimpinan. Gaya kepemimpinan sekarang adalah gaya kepemimpinan situasional. Tentu tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip dan ciri baku kepemimpinan. Seperti jujur, amanah (mampu menjalankan dan menjaga kepercayaan), mampu berbicara dengan benar, dan memiliki kecerdasan.

Kunci-Kunci Kepemimpinan Efektif di Era Digital

Kepemimpinan memang lebih banyak berkaitan dengan keteladanan daripada prestasi masa lalu dan kecerdasan. Seorang pemimpin yang baik harus mampu menjadi contoh bagi bawahannya dan memiliki karakter serta kredibilitas yang baik. Sebagai contoh, gaya hidup mewah seorang pemimpin bisa menimbulkan persepsi negatif dan erosi kepercayaan pada anak buahnya, dan juga kepada masyarakat.

Selain itu, seorang pemimpin juga harus mampu menumbuhkan harapan dan menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya. Meskipun prestasi masa lalu dan kecerdasan juga penting, namun hal tersebut tidak cukup untuk membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.

Lalu, kepemimpinan ultra disruptif apa yang diharapkan dapat berpengaruh besar pada efektivitas kepemimpinan di zaman sekarang ? Menurut hemat penulis, setidaknya ada 7 hal penting yang harus diperhatikan.

Pertama, Kemampuan Melihat ke Depan: Kunci Kepemimpinan Efektif

Seorang pemimpin harus bisa melihat ke depan dan memprediksi arah tim atau organisasi dengan akurat. Kepemimpinan yang efektif membutuhkan kemampuan untuk merencanakan tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan jangka panjang organisasi. Ada beberapa cara untuk meramal masa depan dan mengatur arah tim dengan benar, seperti kemampuan komunikasi yang baik, motivasi teamwork, delegasi tanggung jawab yang tepat, membangun komunikasi yang jujur dan terbuka, menjalin hubungan dengan anggota tim, serta mendorong pertumbuhan pribadi dan profesionalisme kerja di tim. Sebagai pemimpin, penting untuk selalu memantau kondisi industri dan dapat mendeteksi ancaman, tantangan, dan peluang yang kurang jelas. Terakhir, tugas pemimpin juga harus dilakukan dengan memperhatikan dan menghargai bawahannya serta kemampuan mereka dalam mencapai visi yang telah ditetapkan.

Kedua, Strategi Pemimpin dalam Memberikan Motivasi pada Bawahannya

Penting bagi seorang pemimpin untuk dapat memotivasi bawahannya agar mencapai tujuan organisasi. Ada beberapa cara efektif yang dapat dilakukan, seperti menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan, memberikan bonus atau reward, membangun komunikasi yang baik, memberikan peluang berkomunikasi yang efektif, mendengarkan dan menghargai ide-ide karyawan, memberikan apresiasi, dan tidak mengkritik atau mengkoreksi secara negatif. Selain itu, pemimpin sebaiknya membangun keakraban dengan bawahannya, mengetahui hobi personal serta cerita tentang asal-usul dan keluarganya, serta memahami karakter dan kepribadian mereka agar dapat memotivasi dengan cara yang tepat

Ketiga, Kepercayaan dan Tanggung Jawab pada Bawahan

Seorang pemimpin yang efektif harus memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada bawahannya agar mereka merasa dihargai dan memiliki rasa memiliki terhadap organisasi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin untuk memberikan kepercayaan dan tanggung jawab pada bawahannya, yaitu dengan melakukan apa yang dijanjikan terlebih dahulu, tidak menyalahkan tim, transparan dalam memberikan informasi, mengakui kesalahan, dan berkomunikasi dengan baik.

Selain itu, kepercayaan pimpinan dalam mendelegasikan tugas, tanggung jawab, dan wewenang kepada bawahannya juga sangat penting.

Keempat, Keteladanan Pemimpin dalam Memimpin dengan Efektif

Seorang pemimpin harus menunjukkan konsistensi dalam memberikan keteladanan untuk mempengaruhi bawahan secara efektif. Untuk menjadi pemimpin yang kredibel, ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain: menjadi jujur dan konsisten dalam perkataan dan perbuatan, mampu mempengaruhi tim atau bawahan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, memiliki pandangan yang jelas tentang arah organisasi atau tim, menjadi panutan bagi karyawan dengan bijak dalam delegasi tugas, dan memiliki sikap tegas namun tetap terbuka terhadap pendapat orang lain.

Kelima, Membangun Hubungan yang Baik antara Pemimpin dan Bawahannya.

Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan yang baik dengan bawahannya agar tercipta kepercayaan dan kerja sama yang efektif. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga hubungan yang baik antara pemimpin dan bawahan, seperti memahami situasi lingkungan kerja, mendengarkan masukan dari bawahannya, menjadi contoh yang baik, menghadapi masalah langsung dengan bawahan, serta meminta dan menerapkan masukan yang berguna.

Selain itu, seorang pemimpin harus bijaksana, tidak terlalu dipengaruhi oleh emosi atau situasi saat itu, serta memiliki empati dan menjadi pendengar yang baik bagi bawahannya.

Keenam, Meningkatkan Kecerdasan Spiritual dan Emosional Anak Buah

Seorang pemimpin yang efektif harus bisa meningkatkan kecerdasan spiritual dan emosional bawahannya serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Ada beberapa cara efektif yang dapat dilakukan, seperti berkomunikasi dengan baik, memotivasi teamwork, mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual anak buah, menjadi pemandu emosi, memberikan arahan yang jelas, dan memberikan contoh positif dalam menjalankan tugas.

Dengan cara ini, anak buah akan termotivasi untuk meningkatkan emotional spiritual quotient mereka dan menjadikan pekerjaan sebagai ibadah.

Ketujuh, Memikiki Sejumlah Karakter Unggul yang Dibutuhkan Dalam Kepemimpinan

Karakter unggul harus memiliki tujuh sifat baik yang dapat bervariasi tergantung perspektif dan konteks. Beberapa sifat baik yang dianggap penting oleh beberapa orang antara lain disiplin, selalu berpikir positif, sabar, punya konsep yang baik dengan diri sendiri, rendah hati, mau belajar terus, dan punya integritas.

Selain itu, kemampuan berpikir kritis, mandiri, komunikasi yang baik, kreativitas, empati, dan keyakinan pada diri sendiri juga penting. Menjadi ramah, peduli pada orang lain, dan bersyukur atas apa yang dimiliki juga dapat membantu membentuk karakter unggul. Pendidikan karakter juga mengajarkan nilai-nilai agama, kejujuran, toleransi, dan disiplin. Meskipun karakter penting, di era saat ini, bukan menjadi prioritas utama untuk menjadi pemimpin yang efektif.

Sebagai kesimpulan, pemimpin perlu selalu mempertanyakan gaya kepemimpinan yang ada dan meningkatkan kejujuran, amanah, keterampilan komunikasi, dan kecerdasannya. Prinsip investasi dapat diterapkan dalam kepemimpinan efektif dengan memperhitungkan risiko, reputasi, dan pengelolaan sumber daya. Kepemimpinan efektif membutuhkan pemimpin situasional dengan karakter yang baik, memahami risiko, dan memiliki tujuan fleksibel. Pemimpin juga harus bisa memotivasi dan menginspirasi orang lain, serta berinovasi, menyesuaikan diri dengan perubahan, membangun hubungan yang baik, dan menjaga integritasnya untuk menjadi pemimpin yang efektif di era digital

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun