Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kesadaran Privilese di Sekolah Melalui Integrasi Formal

14 Maret 2023   08:07 Diperbarui: 14 Maret 2023   08:24 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar tentang keistimewaan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah penting | Dokpri

Mengintegrasikan pelajaran tentang kesadaran privilese ke dalam kurikulum sekolah memiliki peran penting dan strategis dalam pembentukan nilai dan pandangan siswa. Oleh karena itu, sangat penting untuk memasukkan pelajaran tersebut secara formal ke dalam kurikulum. Anak-anak dapat memahami dengan lebih baik tentang hak istimewa yang dimiliki oleh individu atau kelompok tertentu dan bagaimana menghindari atau mengatasi diskriminasi dan ketidakadilan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini, integrasi pelajaran tentang privilese dapat membantu meningkatkan kesadaran dan mempromosikan kesetaraan di antara siswa. Hal ini juga membantu siswa memahami dampak hak istimewa pada masyarakat dan bagaimana pengaruhnya terhadap kelompok orang yang berbeda. Integrasi ini dapat dilakukan dalam berbagai mata pelajaran untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan empati terhadap orang lain. Guru memainkan peran penting dalam proses ini dengan membangun hubungan profesional dengan siswanya dan menciptakan lingkungan belajar yang aman di mana semua siswa merasa dihargai dan dihormati.

Melalui kurikulum, guru dapat mengajarkan tentang kesetaraan dan inklusi sosial serta memberikan pemahaman tentang pentingnya memahami perbedaan dan keberagaman. Sekolah dapat menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua siswa tanpa memandang latar belakang mereka. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan sikap toleransi, empati, dan saling menghargai antar individu dari berbagai latar belakang. Namun, ketidakpedulian sekolah terhadap isu-isu privilese ini dapat menyebabkan terjadinya diskriminasi atau ketidakadilan di dalam lingkungan sekolah tersebut. Oleh karena itu, integrasi formal pelajaran privilese sangat penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan adil bagi semua siswa.

 

Apa Itu Pelajaran Privilese ?

Privilese adalah keuntungan atau hak istimewa yang dimiliki oleh sekelompok orang tertentu, seperti kelas sosial, ras, jenis kelamin, orientasi seksual, agama, status sosial dan lainnya.

Contoh dari privilese antara lain: akses pendidikan yang lebih baik, kesempatan kerja yang lebih banyak dan lebih baik dibandingkan dengan kelompok lain, perlakuan yang lebih baik dari pihak berwenang atau masyarakat umum karena identitas tertentu seperti warna kulit atau agama. Privilese dapat memberikan keuntungan bagi individu atau kelompok tertentu namun juga dapat merugikan kelompok lainnya. Penting untuk memahami isu privilese agar kita bisa menghindari diskriminasi dan ketidakadilan serta menciptakan lingkungan yang inklusif bagi semua orang.

Alasan Pentingnya Mengintegrasikan Pelajaran Privilese Ke Dalam Kurikulum

Integrasi pelajaran hak istimewa ke dalam kurikulum dapat memperkuat pemahaman tentang hak istimewa individu atau kelompok tertentu, mencegah diskriminasi, dan meningkatkan kesadaran dan mempromosikan kesetaraan di antara siswa.

Selain itu, ini dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, dan empati terhadap orang lain, serta memahami multikulturalisme dan keragaman.

Dengan belajar tentang keistimewaan, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kelompok orang yang berbeda mengalami dunia dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh ketidaksetaraan sistemik. Integrasi pelajaran hak istimewa ke dalam berbagai mata pelajaran juga dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif di mana setiap siswa dihargai dan dihormati.

Dalam kesimpulannya, dengan mempromosikan empati dan toleransi, integrasi pelajaran hak istimewa dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua individu.

Keuntungan Mengintegrasikan Pelajaran Privilese Secara Formal Ke Dalam Kurikulum

Integrasi pelajaran privilese dalam kurikulum dapat membantu anak-anak memahami ketidakadilan dan mengatasi ketidaksetaraan sistemik. Siswa dapat memahami dan mengenali priviledge yang dimiliki serta menjadi lebih peka dan empatik terhadap masalah ketidakadilan. Selain itu, pelajaran keistimewaan membantu menyiapkan anak-anak untuk hidup dalam masyarakat yang beragam dan inklusif serta menunjukkan komitmen sekolah untuk mempromosikan kesetaraan dan keadilan.

Dengan belajar tentang keistimewaan, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah penting. Hal ini juga dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman di mana semua siswa merasa dihargai dan dihormati terlepas dari latar belakang atau identitas mereka. Integrasi pelajaran keistimewaan ke dalam kurikulum secara formal dapat membantu menciptakan masyarakat yang adil dan harmonis di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil.

Strategi Untuk Mengintegrasikan Pelajaran Privilese Ke Dalam Kurikulum

Terdapat tiga strategi untuk mengintegrasikan pelajaran privilese ke dalam kurikulum. Pertama, menambahkan informasi tentang privilese ke dalam mata pelajaran yang ada. Kedua, membuat program ekstrakurikuler yang fokus pada isu-isu privilese. Ketiga, mengadakan pelatihan untuk guru dan staf sekolah tentang cara mengajar tentang privilese secara efektif.

Untuk strategi pertama, guru dapat membahas bagaimana privilese berpengaruh dalam sejarah suatu negara atau kelompok masyarakat tertentu. Sedangkan untuk strategi kedua, sekolah dapat membuat klub diskusi yang fokus pada isu-isu sosial dan politik yang berkaitan dengan privilese. Untuk strategi ketiga, pelatihan untuk guru dapat membantu mereka memahami konsep privilese dan cara mengajarkannya dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa.

Untuk mengintegrasikan pelajaran privilese ke dalam kurikulum, khususnya dalam membuat program ekstrakurikuler yang fokus pada isu-isu privilese, dapat dilakukan dengan beberapa strategi. Pertama, menentukan tujuan dan sasaran dari program tersebut. Kedua, melibatkan siswa secara aktif dalam proses pengembangan program agar mereka merasa memiliki dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Ketiga, memilih metode pembelajaran yang tepat seperti diskusi kelompok atau simulasi peran. Keempat, memastikan bahwa program tersebut terintegrasi dengan kurikulum utama.

Untuk mengadakan pelatihan untuk guru dan staf sekolah tentang cara mengajar tentang privilese secara efektif, beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain : memberikan program pelatihan bagi guru agar lebih profesional, mengembangkan strategi pembelajaran sebagai sarana bagi lembaga pendidikan untuk memberikan dan meningkatkan kualitas pendidikan, serta memberikan bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kesempurnaan manusia.

Ketiga strategi ini dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang isu-isu privilese dan bagaimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

Contoh Pengalaman Sekolah Yang Telah Berhasil Mengintegrasikan Pelajaran Privilese Ke Dalam Kurikulum 

Sekolah di luar negeri yang berhasil mengintegrasikan pelajaran privilese ke dalam kurikulum, antara lain Phillips Academy, Massachusetts, Amerika Serikat, yang memiliki program keanekaragaman untuk mempelajari sejarah dan budaya dari berbagai kelompok ras, agama, dan etnis. Selain itu, The City School, Lahore, Pakistan, menawarkan pelajaran tentang hak asasi manusia, kesehatan reproduksi, keberlanjutan, dan isu-isu gender. Sementara The International School of Brussels, Belgia, menawarkan kursus tentang hak asasi manusia, konflik internasional, dan keberlanjutan.

Di Indonesia, Jakarta Intercultural School memiliki program keanekaragaman dan menghargai perbedaan dengan pelajaran tentang budaya, sejarah, dan agama dari berbagai negara. Bali Green School memiliki kurikulum fokus pada keberlanjutan dan lingkungan dengan pelajaran tentang pengelolaan sampah, pertanian organik, dan energi terbarukan. Yayasan Emmanuel, Surabaya, memiliki program untuk membantu anak-anak miskin dan marginal dengan program bantuan belajar dan kegiatan untuk membantu anak-anak yang mengalami kesulitan belajar.

Tantangan Dalam Mengintegrasikan Pelajaran Privilese Ke Dalam Kurikulum

Tantangan dalam mengintegrasikan pelajaran privilese ke dalam kurikulum adalah sebagai berikut :

1. Kesulitan menyesuaikan kurikulum yang sudah ada, karena perlu dilakukan penyesuaian atau perubahan pada kurikulum yang sudah ada agar dapat memasukkan materi-materi tentang privilese.
2. Menjaga keseimbangan antara pendidikan tentang privilese dan materi pelajaran lainnya, sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan pada proses pembelajaran dan tetap memperhatikan kebutuhan pendidikan lainnya.
3. Membuat strategi yang efektif untuk mengatasi rasa tidak nyaman siswa dalam menghadapi isu-isu privilese, karena materi-materi tentang privilese seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman atau tidak nyaman bagi siswa, sehingga perlu dipikirkan cara yang efektif untuk mengatasi hal ini agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik.
4. Kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang isu-isu privilese di kalangan guru dan staf sekolah.
5. Kesulitan dalam menemukan materi yang tepat untuk diajarkan kepada siswa tentang privilese.
6. Tidak adanya dukungan dari pihak sekolah atau pemerintah dalam mengimplementasikan pelajaran privilese ke dalam kurikulum
7. Adanya resistensi dari siswa atau orang tua siswa yang tidak ingin membahas isu-isu privilese karena dianggap sensitif atau kontroversial. Seperti isu ras, etnis, dan agama; Isu gender dan orientasi seksual; Isu kelas sosial dan ekonomi; serta Isu politik dan kebijakan publik.

Kesimpulan

Pendidikan tentang privilese atau hak istimewa adalah penting untuk diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah agar siswa dapat memahami secara mendalam dan kritis tentang isu-isu sosial yang terkait dengan hak istimewa yang ada dalam masyarakat. Dalam pengajaran yang formal, siswa dapat belajar tentang sejarah dan konsep privilese, serta cara-cara untuk mengidentifikasi dan mengatasi ketidakadilan yang terkait dengan hak istimewa.

Manfaat dan keuntungan dari pengajaran privilese secara formal di sekolah adalah meningkatkan kesadaran siswa tentang isu-isu sosial dan memperkuat kemampuan mereka dalam memahami, menghargai, dan menghormati keberagaman budaya dan latar belakang sosial. Hal ini dapat membantu mengurangi diskriminasi, meningkatkan toleransi, serta menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan adil bagi semua siswa.

Untuk memperkuat pendidikan tentang privilese di sekolah, para pembaca diundang untuk mengambil tindakan seperti meminta pihak sekolah untuk menyediakan sumber daya yang relevan, berpartisipasi dalam diskusi dan kegiatan yang membahas isu-isu privilese, serta mengambil langkah untuk memperbaiki kesenjangan hak istimewa dalam masyarakat secara luas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun