Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menghadapi Rentetan Kasus, Kemenkeu Perlu Tindakan Cepat dan Tegas

10 Maret 2023   21:43 Diperbarui: 10 Maret 2023   21:48 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rentetan kasus di Kemenkeu mengindikasikan sistem dan pratik risk management di kementrian ini lemah | (Dok. Kemenkeu)

Kemenkeu sedang terguncang oleh badai masalah yang bertubi-tubi! Berita mengenai kasus penganiayaan berat yang melibatkan Mario Dandy dan Agnes hanya menjadi pemicu dari deretan kasus yang mengguncang institusi ini. Seperti bongkahan salju yang semakin membesar, masalah-masalah baru terus bergulir.

Kepala Kantor Bea Cukai Yogyakarta yang sering pamer-ria menjadi sorotan terakhir dan akhirnya dicopot dari jabatannya, menyusul berbagai tuduhan korupsi dan pelanggaran lainnya yang melibatkan pegawai-pegawai di bawahnya. Namun, kejutan baru muncul ketika gaya hidup istri dan anak dari Kepala Bea Cukai Makassar juga menjadi sorotan publik. Sebelumnya, muncul berita 13 ribu pegawai Kemenkeu belum lapor hartanya. 

Tak hanya itu, KPK juga akan melaporkan 134 ASN Pajak yang memiliki saham di 280 perusahaan ke Kemenkeu. Tak ayal, ini akan menjadi beban baru bagi institusi yang sudah terguncang oleh kasus-kasus sebelumnya. Bahkan, Mahfud juga menyatakan bahwa ada pergerakan uang mencurigakan senilai Rp300 triliun yang melibatkan 460 pegawai di Kemenkeu.

Kasus-kasus tersebut semakin meruncing ketika 40 rekening milik Rafael dan keluarganya diblokir karena transaksi mencapai lebih dari Rp500 miliar. Tak hanya itu, PPATK bahkan mengonfirmasi bahwa Rafael juga memiliki "safe deposit box" yang berisi puluhan miliar rupiah di luar transaksi di rekeningnya.

Dengan berbagai masalah yang semakin membesar dan mengguncangkan Kemenkeu, institusi ini harus segera mengambil tindakan untuk membersihkan diri dari praktik-praktik korupsi dan pelanggaran lainnya. Sebuah drama besar yang akan terus berlanjut dan bisa berpotensi membuat masyarakat semakin meragukan integritas pemerintah.

Perlukah Kemenkeu Melakukan "Red Alert" dan "Tanggap Darurat" atas Serangkaian Kasus yang Mengguncang Institusi ?

Kini, harus diakui bahwa terdapat beberapa kasus serius yang mengguncang Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan mungkin perlu diambil tindakan lebih lanjut. Dilihat dari perspektif manajemen risiko, apakah rentetan kasus ini perlu menghidupan semacam "Red Alert" atau "Aksi Tanggap Darurat" ?

Sebelum dapat menentukan apakah tindakan "Red Alert" atau "Aksi Tanggap Darurat" diperlukan, perlu dipahami terlebih dahulu makna dari kedua tindakan tersebut.

"Red Alert" biasanya digunakan dalam situasi darurat yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera untuk memastikan keselamatan dan keamanan. Sedangkan "Aksi Tanggap Darurat" mengacu pada serangkaian tindakan koordinasi dan respons yang cepat yang diterapkan dalam situasi krisis atau bencana.

Dari sisi risk management, dapat dipertimbangkan untuk mengaktifkan rencana tanggap darurat atau mekanisme pengendalian risiko yang ada. Namun, apakah tindakan "Red Alert" atau "Aksi Tanggap Darurat" perlu diambil tergantung pada seberapa serius dan mendesak situasi yang dihadapi, serta tingkat dampaknya pada institusi atau masyarakat.

Dalam kasus Kemenkeu, meskipun terdapat beberapa kasus serius yang mengguncang institusi tersebut, belum jelas apakah situasi ini membutuhkan tindakan "Red Alert" atau "Aksi Tanggap Darurat" yang mendesak. Sebaiknya institusi ini melakukan evaluasi risiko yang cermat dan menyusun rencana tindakan yang tepat untuk menangani setiap kasus secara terpisah.

Langkah-Langkah untuk Mencegah Kejahatan Keuangan dan Penipuan di Kementerian Keuangan: Fokus pada Risk Management dan Pencegahan

Langkah-langkah yang dapat diambil untuk menangani rentetas kasus ini, tentu harus jelas dan tegas. Antara lain adalah melakukan investigasi menyeluruh untuk menemukan akar permasalahan, memberlakukan peraturan yang lebih ketat untuk mencegah terulangnya pelanggaran dan korupsi di masa depan, serta memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku kejahatan.

Selain itu, Kemenkeu juga perlu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam operasinya, sehingga dapat membangun kepercayaan masyarakat dan mengembalikan integritas institusi. Sebuah tanggung jawab besar yang membutuhkan kerja keras dan kerja sama dari seluruh staf dan pemimpin Kemenkeu.

Kejahatan keuangan dan penipuan menjadi perhatian stabilitas keuangan. Belajar dari kasus ini, kita perlu menyoroti pentingnya pemantauan dan pencegahan kejahatan finansial. Artinya, sangat penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah kejahatan semacam itu terjadi di masa depan.

Sebagai tindakan praktis, Risk Management perlu segera mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi potensi risiko yang mungkin muncul dari kasus ini. Risk Management perlu melakukan analisis risiko secara menyeluruh dan merinci setiap risiko yang terkait dengan kasus ini, termasuk risiko reputasi, risiko kepatuhan, dan risiko keuangan.

Setelah mengidentifikasi risiko-risiko tersebut, Risk Management perlu mengembangkan rencana tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko-risiko tersebut. Rekomendasi tindakan yang dapat diambil meliputi :

1. Menyusun kebijakan dan prosedur kepatuhan yang ketat untuk mengurangi risiko penipuan dan korupsi di lingkungan Kementerian Keuangan. Hal ini termasuk peningkatan pengawasan, pelaporan transaksi keuangan, serta prosedur pemeriksaan yang lebih ketat.
2. Mengembangkan program pelatihan dan kesadaran untuk meningkatkan kesadaran pegawai tentang pentingnya integritas dan kepatuhan. Program pelatihan harus menyoroti tindakan yang harus dihindari dan memberikan penekanan pada pentingnya melapor jika terjadi kecurangan atau tindakan korupsi.
3. Menyusun rencana tanggap darurat untuk menghadapi kemungkinan situasi yang memicu risiko reputasi dan keuangan yang signifikan. Rencana ini perlu mencakup prosedur yang jelas untuk memberikan informasi publik yang akurat dan transparan tentang situasi, dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengendalikan kerusakan yang ditimbulkan.
4. Mengidentifikasi dan menetapkan tindakan hukum yang perlu diambil untuk mengatasi pelanggaran hukum dan korupsi yang terjadi. Hal ini termasuk menyelidiki tindakan yang dilakukan oleh pegawai dan kontraktor yang terlibat, serta memastikan bahwa pelanggaran hukum yang terjadi ditindaklanjuti sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
5. Memperkuat sistem pengawasan dan pengendalian internal, termasuk sistem pelaporan dan audit keuangan. Hal ini termasuk memperkuat sistem pengendalian internal yang ada, menambahkan kontrol tambahan jika diperlukan, dan mengembangkan sistem pelaporan dan audit yang lebih efektif dan efisien.
6. Memastikan kepatuhan pada peraturan dan standar internasional yang berlaku, seperti FATF (Financial Action Task Force) dan GCG (Good Corporate Governance). Hal ini termasuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur kepatuhan mengikuti standar internasional yang berlaku, dan memastikan bahwa semua pegawai memahami dan mematuhi standar ini.
7. Secara intens terus bekerja sama dengan KPK, PPATK dan pihak-pihak berkepentingan lainnya untuk memperbaiki masalah internal di Kemenkeu, khususnya di Ditjen Pajak dan Bea Cukai.

Kesimpulan dan Saran

Kementerian Keuangan sedang dihadapkan pada serangkaian kasus serius yang mengguncang institusi tersebut. Dalam situasi seperti ini, penting untuk menetapkan komunikasi yang terbuka dan transparan dengan semua pihak yang terkait, termasuk publik dan regulator. Bagian yang bertanggungjawab berkait dengan Risk Management, harus bekerja sama dengan manajemen senior untuk mengatasi masalah ini dengan cepat dan efektif. Juga memastikan bahwa tindakan yang diambil sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku.

Saat ini yang dibutuhkan adalah melakukan evaluasi risiko yang cermat dan menyusun rencana tindakan yang tepat untuk menangani setiap kasus secara terpisah.

Langkah-langkah yang dapat diambil adalah melakukan investigasi menyeluruh, memberlakukan peraturan yang lebih ketat, memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku kejahatan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam operasinya untuk membangun kepercayaan masyarakat dan mengembalikan integritas institusi. Ini adalah tanggung jawab besar yang membutuhkan kerja keras dan kerja sama dari seluruh staf dan pemimpin Kementerian Keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun