Selain itu bisa juga jadi mubah, atau diperbolehkan, bila usaha tersebut memberikan tambahan dari kebutuhan atau dengan tujuan berhias dan menikmati. Hanya saja bisa jadi makruh, bila usahanya itu untuk dapat dibangga-banggakan, bermegah-megahan, menyombongkan diri hingga melewati batas. Tapi kekayaan itu bisa jadi haram, saat dicari dengan cara suap, riba, atau hal yang dilarang oleh agama.
Kekayaan, Bukanlah Tujuan Utama Kita Hidup Di Dunia
Menurut Islam, kekayaan bukanlah tujuan utama dalam hidup manusia. Kekayaan hanyalah salah satu aspek dari hidup manusia yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membantu orang lain. Ada beberapa konsep dan makna penting tentang kekayaan dalam Islam, antara lain :
1. Kekayaan adalah anugerah dari Allah SWT yang harus dipergunakan dengan baik dan bijaksana.
2. Kekayaan tidak boleh menjadi tujuan akhir hidup manusia. Kekayaan harus dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, memperbaiki kualitas hidup, dan membantu sesama manusia.
3. Kekayaan harus didapatkan dengan cara yang halal, sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Islam sangat menekankan pentingnya memperoleh kekayaan dengan cara yang benar dan jujur, tanpa merugikan orang lain atau melakukan tindakan yang dilarang dalam agama.
4. Kekayaan adalah ujian dari Allah SWT. Allah memberikan kekayaan kepada manusia untuk menguji kesetiaan dan ketaatan mereka kepada-Nya. Oleh karena itu, manusia harus mempergunakan kekayaan dengan bijaksana dan bertanggung jawab.
5. Kekayaan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Manusia sebagai khalifah di bumi diberi tanggung jawab untuk memelihara dan memanfaatkan kekayaan sesuai dengan kehendak Allah SWT dan kepentingan umat manusia.
Dalam Islam, kekayaan bukanlah tujuan akhir hidup manusia, melainkan hanya sebuah sarana untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan material dan spiritual, agar hidup manusia dapat terpenuhi dengan baik di dunia dan di akhirat.
Mengumpulkan Kekayaan dalam Perspektif Islam
Perspektif Islam tentang mengumpulkan kekayaan adalah bahwa kekayaan itu sendiri bukanlah tujuan utama dalam hidup manusia. Sebaliknya, Islam mengajarkan bahwa kekayaan harus diperoleh dengan cara yang halal dan harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup dan membantu orang lain.
Islam juga menekankan bahwa kekayaan yang diperoleh secara tidak adil atau dengan cara yang dilarang dalam agama, seperti riba atau penipuan, adalah haram dan tidak dapat diterima dalam Islam. Oleh karena itu, cara-cara yang tidak jujur atau merugikan orang lain untuk memperoleh kekayaan tidak diterima dalam pandangan Islam.
Islam juga menekankan pentingnya mempergunakan kekayaan dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Kekayaan bukanlah milik individu semata, melainkan adalah amanah dari Allah SWT yang harus dipertanggungjawabkan oleh manusia.
Dalam perspektif Islam, kekayaan dapat menjadi ujian bagi manusia, dan manusia harus dapat mempergunakan kekayaannya dengan cara yang baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Kekayaan harus dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas hidup dan membantu sesama manusia, serta sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Oleh karena itu, Islam mengajarkan bahwa mengumpulkan kekayaan bukanlah tujuan utama dalam hidup manusia, namun merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat dengan cara yang benar dan jujur