Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pesan Ayah: Niatkan Menuntut Ilmu Sebagai Ibadah, Bukan untuk Dunia

9 Maret 2023   16:21 Diperbarui: 9 Maret 2023   16:22 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesan ayah buat anakku yang tengah menuntut ilmu : "Luruskan niat, dan niatkan untuk ibadah" | Foto: pixabay.com

Anakku tersayang,

Sungguh, ayah senang mengantarmu ke tempatmu menuntut ilmu. Engkau mendapat lingkungan baru, dan itu menceriakanmu. Bahagia dan semangatmu itu jadi rasa syukurku. Namun, agar engkau bisa fokus dan meraih pengetahuan paripurna, lakukan persiapan terbaik ini agar engkau jadi seorang pembelajar yang baik, dan benar sejak awal.

Pertama, luruskan niat. Niatmu ini akan menuntun aktivitas ibadahmu. Juga menjadi landasan utama dalam memulai setiap aktivitas kebaikan. Niatkan ya Nak untuk ibadah, bukan untuk rutinitas. Bukan untuk mendapat izasah dan gelar. Bukan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan bergengsi. Bukan juga untuk mendapat pengetahuan itu sendiri. Intinya, jagalah dan sucikan niatmu bukan untuk duia, karena engkau tak akan dapat pahala karenanya.

Selama engkau niatkan untuk kebaikan akhirat, maka kebaikan dunia akan kau dapat. Namun saat engkau menginginkan dunia, engkau akan mendapatkan dunianya saja, tidak akhiratnya. Juga jangan sampai engkau menuntut ilmu demi mengharap ridha Allah, tapi kemudian ditujukan untuk meraih keinginan dunia, maka itu akan jadi sia-sia. Rasulullah mengatakan, "ia tidak akan mencium wangi surga di hari kiamat kelak" karenanya.

Jangan kau kejar prestise dunia, tapi kejarlah prestasi yang Allah ridhai.

Jadikanlah niat dan proses belajarmu sebagai wasilah ibadah demi mendekatkan diri kepada Allah Swt semata. Allah Yang Maha Mengetahui dan memberi cahaya kepada setiap hamba yang berniat mencari ilmu sebagai ibadah dan untuk akhiratnya.

Kedua, jaga keikhlasanmu. Karena kadar dan sinar pahala yang didapatkan seorang penuntut ilmu itu ada pada keikhlasannya. Jagalah keikhlasan niatmu itu saat mulai belajar. Jangan sampai agar engkau dipandang sebagai orang pintar, seorang pembelajar, atau bisa membodohi orang. Atau mungkin untuk mencari popularitas, banyak pengikut atau followernya. Bukan, bukan itu. Bukan juga  agar engkau jadi orang yang pandai mendebat orang yang berilmu. Karena faktanya, riset membuktikan, orang pintar menghindari debat liar.

Ingatlah Nak, ketidakikhlasan itu akan mengundang dosa, dan menghilangkan pahala. Orang-orang pintar yang menyesatkan ilmunya untuk dunianya, maka orang-orang yang disesatkan kelak menututnya. Agar ia mendapat siksa yang berlipat dan terlaknat. Sebuah nestapa berkepanjangan yang ia akan dapatkan. Audzubillah himin dzalik.

Ikhlas itu kebaikan. Saat engkau menuntut ilmu dengan keikhlasan, maka Allah akan hadirkan ketenangan. Tiada gusar, tapi justru  ada sabar dalam prosesnya, dan mengembalikan setiap kesulitan hanya pada-Nya dan selalu bersandar pada-Nya.

Jadilah murid yang ikhlas dalam belajar. Karena hati yang baik selalu siap menerima ilmu dan pengetahuan, seperti halnya tanah terbaik yang siap untuk ditanam.

Ketiga, berpenampilanlah yang baik. Karena itu adab dalam belajar. Engkau akan nyaman dan siap belajar saat berpenampilan baik. Suasana hatimu pun akan lapang dan bahagia, dan engkau akan lebih siap menerima ilmu karenanya. Karena itu, bila engkau mau menuntut ilmu di suatu tempat, datanglah lebih awal. Lalu perhatikan pakaianmu, dan usahakan selalu berpenampilan baik.

Keempat, ini penting : jaga emosimu. Persiapkan sejak awal, atau datanglah lebih awal. Bila perlu, ambillah air wudhu, basuh mukamu. Segarkan rambut dan pikiranmu. Tenangkan diri terlebih dahulu. Luruskan niat dan ikhlaskan dirimu, lalu berdoalah agar engkau mendapat ilmu yang bermanfaat. Mulailah dengan Basmallah, lalu fokuslah !

Jaga benar emosimu, karena kamudahan dirimu saat menuntut ilmu, itu ada di emosimu. Tetaplah tenang dengan segala ketidaknyamanan yang mungkin engkau dapatkan. Ambilah jarak dengan masalahmu. Ambillah nafas. Istirahatkan dirimu, dan ambillah wudhu, dan bukalah ayat-ayat suci yang bisa menenangkanmu.

   

Kelima, siapkan alat perang. Alat tulis, buku tulis, buku referensi, kertas coretan, kalkulator, gadget atau aplikasimu, juga wifi atau kuota internetmu. Singkirkan komunikasi smartphonemu untuk sementara yang bisa mengganggu. Silent-kan itu. Fokuslah, dan yakinlah bahwa semua perangkat itu sudah engkau siapkan semua, dan engkau tidak disibukkan dengan ini dan itu. Jadilah pemburu ilmu, dan preator buku. Ingat, ilmu itu bagaikan kijang yang lincah. Bila engkau tidak mengikatnya, maka ia akan mudah lari.

Ketujuh, tentukan prioritas materi. Tanyakan kepada gurumu, pada pakar dan orang berilmu, pada senior yang mau menuntunmu, sistematika ilmu itu harus dari mana memulainya. Mereka sudah belajar dan punya jam terbang. Mereka lebih tahu cara terbaik memulai belajar dan menuntut ilmu itu dimulai dari mana. Sungguh, itu akan membuat belajar dan penguasaan ilmumu akan jadi lebih efisien, efektif dan produktif.

Petakan kebutuhan, dan pilih materi yang diperlukan. Mulailah bertahap, agar engkau bisa lahap. Percayalah Nak, dengan caa itu pelajaran dan ilmu itu akan terasa lebih mudah dan benar untuk diamalkan.

Ketujuh, pilihlah guru yang shalih, benar, dan tawadhu. Atau praktisi sukses, seorang specialist, pakar, coach, trainer, atau senior yang bisa kau jadikan guru. Orang-orang yang mulia budi pekertinya, baik agamanya, sempurna keahliannnya, dan mendalam pemahamannya. Ini penting sekali, karena ada banyak ilmu yang tidak bisa dipelajari sendiri. Namun butuh bimbingan yang benar sejak awal. Ya, hanya dengan car aitu maka engkau akan dimudahkan dalam proses belajar. Juga mendapatkan pemahaman yang benar, kedalaman ilmu, dan wawasan yang luas. Dengan cara itu, In Syaa Allah, engkau akan ilmu yang berkah dan dapat diamalkan, selain engkau akan pandai untuk berpikir global, dan bertindak lokal.

Lalu, kedelapan, miliki karakter pembelajar ini : sabar -- rendah hati -- serius. Sebagaimana pejuang di medan perang, kesabaran menuntut ilmu adalah senjata utama untuk kesempurnaan ilmu. Jadi seorang ahli itu tidak mudah. Ada yang mengatakan, relatif butuh waktu 10.000 jam terbang untuk jadi pakar. Namun, ayah kurang percaya itu. Karena, jika semua syarat diatas terpenuhi, dan Allah ridho itu, maka engkau bisa menguasainya jauh lebih cepat lagi. Bahkan dengan bantuan kecerdasan buatan, engkau bisa 8 hingga 10 kali lebih cepat, efektif dan produktif.

Tapi ujian ilmu itu akan menghadang. Lalui setiap ujian dengan ekstra kesabaran. Jadikan itu sebagai sebuah kebiasaan. Karena kebiasaan, adalah induk kesempurnaan. Sungguh, Allah Pemilik Ilmu bersama para penyabar, dan Allah akan memberi kabar gembira pada para penyabar.

Terakhir, kesembilan, amalkan ilmumu itu. Jangan hanya jadi lisan. Jangan pula hanya jadi hiasan tulisan. Atau bangga dengan koleksi buku yang kau miliki. Ingat Nak, ilmu tanpa amal itu ibarat pohon tanpa buah. Namun sebelumnya, ikatlah ilmu dengan menuliskannya. Selalu bawalah catatan dan menuliskan apa pun yang penting yang disampaikan gurumu. Itu akan mengikat ilmu. Jangan andalkan daya ingatmu untuk mencari ilmu. Catatan dan rekaman, jauh lebih baik dan bisa diandalkan.

Pada akhirnya, orang tak akan peduli seberapa tinggi engkau memiiki kecerdasan. Namun keluarga dan orang di sekitarnya, lebih peduli dengan ilmu yang engkau amalkan. Serta dapat manfaat dan kebaikan apa dari ilmu yang telah engkau dapatkan. Karena, sebaik-baik manusia, adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

Dari jauh, ayah dan ibumu selalu doakan. Semoga engkau selalu mendapat kebaikan, keberkahan, dan kemudahan.

Dekap erat dan hangat dari jauh,
Ayahmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun