* Ingin memperoleh pengakuan dan pujian dari orang lain
* Ingin menunjukkan prestasi dan pencapaian kepada orang lain
* Ingin memperlihatkan kehidupan yang terlihat bahagia dan sempurna
* Ingin membangun citra diri yang baik di mata orang lain
* Ingin melampaui "pertunjukkan diri" karena rasa iri atau dengki untuk "membalas" pencapaian atau "penampakan" status sekarang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Pamer di Media Sosial
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang untuk pamer di media sosial antara lain:
* Kebutuhan untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan
* Kebutuhan untuk memperoleh dukungan sosial dari orang lain
* Kebutuhan untuk memperoleh status sosial yang lebih tinggi
* Faktor psikologis seperti kecemasan, depresi, dan ketidakpercayaan diri
* Faktor lingkungan seperti tekanan sosial dari lingkungan sekitar dan budaya yang memuja citra diri yang sempurna di media sosial
Namun, perlu diingat bahwa pamer di media sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang, seperti rasa tidak puas dengan diri sendiri dan perbandingan sosial yang merugikan. Oleh karena itu, penting untuk menghindari perilaku pamer yang berlebihan dan mempertahankan keseimbangan dalam penggunaan media sosial.
Dampak Negatif Pamer Di Media Sosial Dalam Era Digital
Pamer di media sosial dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesehatan mental dan hubungan sosial di era digital saat ini. Salah satu dampaknya adalah tekanan dan kecemasan yang lebih besar pada individu yang sering pamer di media sosial. Mereka terus membandingkan diri dengan orang lain dan merasa tidak bahagia dengan kehidupan mereka sendiri, yang dapat menyebabkan depresi dan masalah kesehatan mental lainnya. Termasuk dapat menyebabkan iri hati dan dengki pada orang lain.
Orang yang melihat postingan pamer tersebut mungkin akan merasa kurang bahagia dengan kehidupan mereka sendiri dan berusaha meniru perilaku tersebut. Hal ini dapat menyebabkan mereka menjadi tidak autentik dan kurang bahagia dalam kehidupan
Sebagai contoh, ketika seseorang melihat postingan temannya yang berlibur ke luar negeri atau membeli barang mewah, mereka mungkin merasa iri dan kurang bahagia dengan kehidupan mereka sendiri. Sebagai hasilnya, mereka mungkin berusaha meniru perilaku tersebut dan memposting hal-hal yang sama ke media sosial mereka, meskipun sebenarnya hal tersebut tidak mencerminkan kehidupan sebenarnya mereka.
Pamer di media sosial juga dapat mempengaruhi hubungan sosial, spiritualitas, dan nilai-nilai sosial yang seharusnya ditekankan. Hal ini dapat menghasilkan perasaan rendah diri dan kecemburuan sosial pada orang lain yang melihat postingan tersebut.
Selain itu, penggunaan media sosial yang berlebihan menurut sebuah riset juga dapat menyebabkan perubahan pada otak. Yaitu membuat seseorang menjadi lebih mudah terangsang secara emosional. Oleh karena itu, penting untuk menghindari perilaku pamer di media sosial dan memperhatikan kesehatan mental kita.
Dalam konteks ibadah, pamer dapat menyebabkan kehilangan nilai dari amal yang dilakukan, serta dapat menimbulkan kesombongan dan keinginan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.