Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memperbaiki Citra Organisasi Publik, Hindari Mengungkap Kegelisahan di Ruang Publik

1 Maret 2023   08:55 Diperbarui: 2 Maret 2023   14:30 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: memecahkan masalah perusahaan. (sumber: UNSPLASH/HEADWAY via kompas.com)

Organisasi publik memiliki tanggung jawab besar terhadap masyarakat. Pimpinannya memiliki tanggungjawab untuk menyampaikan visi dan misi, dan mentargetkan program kerjanya. 

Juga memotivasi agar organisasinya dapat terus berbenah. Termasuk didalamnya, memberikan contoh dan keteladanan untuk tetap hidup bersahaja dan tak bermewah-mewah.

Kita menemukan dengan potret yang besar, gaya hidup para pejabat dipertontonkan dengan vulgar. Akibatnya, gaya hidup dan kebiasaan yang dilakukan oleh pejabat publik bisa menimbulkan persepsi negatif masyarakat. 

Seperti halnya ketika pejabat memamerkan kendaraan mewah atau memiliki sumber kekayaan yang tidak jelas. Karenanya, jangan memamerkan kekayaan atau gaya hidup mewah yang bisa menimbulkan persepsi negatif masyarakat.

Ada yang berpendapat, apabila kendaraan mahal atau mewah tersebut diperoleh dan dibeli dengan uang halal dan gaji resmi, maka mengendarai dan memamerkan kendaraan itu dapat dianggap atau dikategorikan telah melanggar azas kepatutan dan kepantasan publik.

Dalam kasus tertentu, pejabat yang hidup mewah dan tidak normal dibandingkan pendapatannya bisa memicu kecurigaan masyarakat. Mereka patut diduga memiliki sumber pendapatan lain yang tidak jelas.

Masalah tersebut semakin diperparah ketika pejabat publik mengungkapkan curhatannya secara terbuka di media sosial atau di ruang publik. 

Pejabat yang geram, marah, atau kecewa dengan organisasinya via medsos dapat menimbulkan persepsi negatif masyarakat. Bahkan malah bisa membuat publik meragukan integritas organisasi tersebut.

Selesaikan Masalah di Internal Saja, Jangan Giring Opini di Dunia Maya

Bila ada masalah, lebih elok selesaikan secara internal. Sudah selayaknya perbaikan organisasi harus dilakukan secara internal, dan tidak dengan instruksi publik atau curhat di ruang publik. Melalui medsos di dunia maya misalnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun