Gejala gangguan kepribadian psikopatik
Gangguan kepribadian psikopatik memiliki ciri-ciri perilaku dan gejala yang khas. Ada beberapa gejala umum yang sering ditemukan pada individu dengan gangguan kepribadian psikopatik. Yaitu antara lain : kurangnya empati dan rasa bersalah terhadap orang lain, perilaku impulsif tanpa memikirkan konsekuensi. Gejala lainnya bisa berupa manipulasi, pembohongan, kekerasan (meskipun tidak selalu), dan ketidakstabilan emosional.
Seorang psikolog, bisasanya suka mendiagnosis gangguan kepribadian psikopatik ini melihat tidak hanya pada gejala yang ditunjukkan. Tetapi juga pada pola perilaku jangka panjang, dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Jika ada karyawan yang mengalami gejala-gejala tersebut, sangat disarankan untuk mencari bantuan dari tenaga medis terlatih melalui bagian SDM.
Psikopat Mencari Kekuasaan dan Kepuasan Pribadi
Individu dengan gangguan kepribadian psikopatik memiliki motivasi dan tujuan yang berbeda-beda. Namun, kebanyakan dari mereka mencari kekuasaan, kontrol, dan kepuasan pribadi tanpa memperhatikan perasaan atau kesejahteraan orang lain. Mereka cenderung menggunakan manipulasi, pembohongan, dan kekerasan untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Tujuan dan motivasi lain yang mungkin dicari oleh psikopat antara lain: kebutuhan untuk merasa "hidup", merasa superior, atau hanya memperoleh keuntungan pribadi tanpa memperdulikan perasaan orang lain. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua psikopat memiliki tujuan atau motivasi yang sama. Setiap individu memiliki keinginan yang berbeda-beda dan tidak semuanya melakukan tindakan kekerasan atau merugikan orang lain.
Karakteristik yang Membuat Seseorang Rentan Jadi Sasaran Psikopat
1. Orang dengan gangguan kepribadian psikopatik dapat memilih siapa pun sebagai target, tapi ada beberapa karakteristik yang membuat seseorang lebih mudah jadi sasaran. Beberapa faktor yang dapat memperbesar kemungkinan jadi target psikopat meliputi:
2. Orang yang terlalu percaya: Sifat mudah percaya dan terlalu mempercayai orang lain, membuat seseorang lebih rentan dijadikan korban psikopat. Pasalnya, psikopat dapat memanfaatkan kepercayaan ini dengan taktik manipulatif demi keuntungan pribadi.
3. Orang yang empatinya tinggi: Rasa empati yang tinggi dan mudah merasa simpati terhadap orang lain, membuat seseorang rentan dijadikan target psikopat. Pasalnya, psikopat tidak memiliki kemampuan merasakan empati atau simpati, dan memanfaatkan kelemahan ini untuk kepentingan pribadi.
4. Orang yang rentan secara finansial: Kondisi finansial yang kurang stabil atau butuh bantuan keuangan, membuat seseorang jadi sasaran psikopat. Pasalnya, psikopat dapat menggunakan taktik manipulatif dan pembohongan demi memperoleh keuntungan finansial.