Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Transformasi dalam HCM: 25 Pergeseran Paradigma Terbaru untuk Mencapai Kesuksesan Bisnis

13 Februari 2023   09:13 Diperbarui: 13 Februari 2023   12:24 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paradigma manajemen sumber daya manusia selalu berubah | Unsplash.com/Yolk CoWorking

Ada satu pertanyaan yang selalu menggoda saya saat saya belajar tentang manajemen sumber daya manusia. Mulai dari konsep personalia, HRD hingga Human Capital Management (HCM). Pertanyaan itu adalah bagaimana memahami dan menerapkan pergeseran paradigma dalam HCM untuk kesuksesan bisnis ?

Kebutuhan akan sumber daya manusia yang handal dan terampil memaksa dunia kerja untuk beradaptasi dengan pergeseran paradigma terbaru dalam HCM. Dalam era yang semakin kompetitif ini, pemahaman akan perubahan-perubahan dalam bidang HCM sangat penting bagi pimpinan dan organisasi untuk dapat menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang.

Dalam artikel ini, kita akan mengungkap 25 pergeseran paradigma "terbaru" dalam HCM dan bagaimana pimpinan dapat memanfaatkannya untuk keberhasilan organisasi. Namun, sebelumnya kita ketahui terlebih dahulu faktor-faktor penyebabnya.

 

Faktor Penyebab Pergeseran Paradigma dalam HCM

Perubahan demografi, teknologi, dan bisnis memengaruhi bagaimana perusahaan mengelola sumber daya manusia (SDM). Inilah faktor-faktir yang mempengaruhi pergeseran paradigma dalam HCM, antara lain:

1. Kehadiran teknologi canggih seperti AI, automation, dan data analytics mempengaruhi bagaimana perusahaan mengelola SDM.
2. Globalisasi dan kerja internasional membutuhkan strategi baru untuk manajemen SDM.
3. Pertumbuhan jumlah pekerja senior dan diversitas memerlukan strategi inclusif dan berfokus pada karyawan.
4. Perubahan budaya kerja, misalnya prioritas keseimbangan kerja-keluarga, membuat perusahaan harus menyesuaikan HCM.
5. Karyawan yang lebih terdidik dan memahami hak mereka memerlukan perubahan praktik HCM.
6. Regulasi hak karyawan dan perlindungan data karyawan mempengaruhi bagaimana perusahaan mengelola SDM.
7. Persaingan bisnis dan perubahan pasar membuat perusahaan harus menyesuaikan strategi HCM.
8. Disrupsi teknologi, transformasi digital dan digitalisasi mempengaruhi bagaimana perusahaan mengelola pekerjaan, kinerja, pelatihan, dan pengembangan SDM.
9. Disrupsi antar generasi
10. Disrupsi pasca pandemi

Pergeseran paradigma terbaru dalam HCM cukuplah banyak, seperti pergeseran dari fokus pada output ke fokus pada proses, dari orientasi bisnis ke orientasi pengembangan karyawan, dan lain-lain. Ini 25 padigma terbaru selama 20 tahun terakhir yang dapat saya sampaikan berkait mulai dari konsep kepersonaliaan, HRD hingga konsep dan praktik HCM sekarang :

1. Workforce Agility: Kemampuan memanfaatkan dan mengatur sumber daya manusia secara efektif dan efisien.
2. Employee Experience: Pengalaman karyawan selama bekerja, termasuk bagaimana mereka merasa tentang perusahaan dan posisi mereka.
3. Diversity, Equity, and Inclusion (DEI): Fokus pada keragaman, kesetaraan, dan inklusi dalam rekrutmen, pengembangan karir, dan pengembangan organisasi.
4. Remote Work: Praktik kerja jarak jauh yang memungkinkan karyawan bekerja dari tempat kerja mereka sendiri.
5. Artificial Intelligence (AI) and Machine Learning (ML): Implementasi teknologi AI dan ML dalam proses rekrutmen, pengembangan karir, dan pengelolaan kinerja.
6. Employee Well-being: Fokus pada kesejahteraan karyawan dan pengembangan kesehatan mental dan fisik mereka.
7. Employer Branding: Strategi membangun merek perusahaan sebagai tempat bekerja yang menarik bagi kandidat dan karyawan.
8. Employee Engagement: Tingkat kepuasan dan komitmen karyawan terhadap pekerjaan mereka dan perusahaan.
9. Talent Management: Proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan berkualitas tinggi.
10.Workforce Planning: Perencanaan dan pengembangan strategi sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan organisasi.
11. Total Rewards: Pendekatan holistik untuk mengelola paket imbalan karyawan, termasuk gaji, tunjangan, dan manfaat lainnya.
12. Succession Planning: Perencanaan dan pengembangan karir karyawan untuk memastikan kelangsungan bisnis.
13. Performance Management: Proses mengukur dan mengelola kinerja karyawan untuk memastikan kinerja yang efektif dan efisien.
14. Leadership Development: Pembentukan dan pengembangan kepemimpinan karyawan untuk memastikan keberhasilan organisasi.
15. Learning and Development: Proses pengembangan keterampilan dan pengetahuan karyawan untuk memastikan kesiapan mereka dalam memenuhi kebutuhan organisasi.
16. Employee Benefits: Manfaat yang diberikan kepada karyawan, seperti asuransi kesehatan, cuti tahunan, dan program pensiun.
17. Workforce Diversity: Keragaman dalam sumber daya manusia, termasuk keragaman usia, jenis kelamin, latar belakang, etnis, dan kemampuan.
18.  Flexible Work Arrangements : Kemampuan untuk menyesuaikan jam kerja dan tempat kerja untuk memenuhi kebutuhan karyawan.
19. Employee Retention: Strategi untuk mempertahankan karyawan berkualitas tinggi dan mengurangi turnover.
20. Career Path Planning: Perencanaan dan pengembangan jalur karir karyawan untuk memastikan kesiapan mereka untuk mengambil tanggung jawab dan posisi lebih tinggi.
21. Employee Advocacy: Fokus pada mempromosikan dan memperjuangkan kepentingan karyawan.
22. Employee Recognition: Penghargaan dan pengakuan atas prestasi karyawan dan kontribusi mereka.
23. Work-Life Balance: Kemampuan untuk menyeimbangkan tugas pekerjaan dan tugas pribadi.
24. Employee Empowerment: Memberikan kekuasaan dan otonomi kepada karyawan untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan.
25. Social Responsibility: Tanggung jawab sosial perusahaan untuk memastikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan.

Sebagai catatan, padangma dalam bidang HCM dapat berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan dunia kerja dan teknologi. Oleh karena itu, penting untuk terus memantau dan mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang ini.

Untuk Menangani Pergeseran Paradigma, Ada Beberapa Langkah Strategis yang Perlu Dilakukan

Pimpinan Human Capital Management (HCM) harus memiliki langkah strategis untuk mengatasi pergeseran paradigma yang sedang terjadi. Salah satunya adalah mengevaluasi ulang strategi HR, memberikan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan, dan membangun budaya perusahaan yang inklusif.

Berikut adalah sepuluh langkah strategis yang dapat dilakukan oleh pimpinan HCM:

1. Kemampuan data-driven. Pimpinan harus bisa menggunakan data untuk memahami dan mengatasi pergeseran paradigma.
2. Pelatihan dan pengembangan. Terus-menerus mengikuti pelatihan dan pengembangan untuk memastikan pemahaman dan kesiapan mengatasi pergeseran paradigma.
3. Kerjasama dengan departemen terkait, seperti TI dan bisnis/marketing, untuk memastikan mereka siap mengatasi pergeseran paradigma.
4. Penggunaan teknologi modern seperti AI, automation, dan data analytics untuk membantu mengatasi pergeseran paradigma.
5. Fokus pada kultur. Pastikan budaya perusahaan mendukung pergeseran paradigma dan memfasilitasi perubahan dan pengembangan.
6. Kebijakan yang inklusif. Pastikan kebijakan dan praktik HCM berorientasi pada karyawan dan inklusif.
7. Monitoring dan evaluasi secara terus-menerus untuk memastikan pemahaman dan kesiapan mengatasi pergeseran paradigma.
8. Keterbukaan dan transparansi dalam pengelolaan SDM dan memastikan karyawan paham pergeseran paradigma.
9. Keterlibatan karyawan. Pastikan karyawan terlibat dalam pergeseran paradigma dan siap beradaptasi.
10. Kebijakan dan praktik HCM yang fleksibel dan memungkinkan perusahaan beradaptasi dengan pergeseran paradigma.

Agar langkah strategis ini dapat berjalan sesuai harapan, maka pastikan sejumlah kesalahan fatal dalam HCM dapat dihindari

10 Kesalahan Fatal dalam HCM

Pimpinan HCM seringkali terjebak dalam kesalahan yang sama, seperti kurangnya inovasi, terlalu memikirkan biaya dan melupakan pengembangan karyawan. Beberapa di antaranya bisa kita jadikan pelajaran :

1. Abaikan inovasi. Pimpinan HCM kadang terlalu angkuh dan tidak mau belajar hal baru dalam dunia HCM.
2. Bereaksi terlambat. Terkadang pimpinan HCM terlalu lamban dalam merespons perubahan dunia HCM.
3. Terlalu fokus bisnis. Mereka kadang terlalu terpaku pada proses bisnis dan lupa bahwa sumber daya manusia adalah hal yang penting.
4. Terlalu bergantung pada teknologi. Pimpinan HCM seringkali terlalu mengandalkan teknologi sebagai solusi akhir, padahal teknologi hanyalah alat bantu.
5. Kultur yang salah. Pimpinan HCM seringkali tidak memastikan kultur perusahaan mendukung perubahan dan perkembangan.
6. Kebijakan yang diskriminatif. Kebijakan dan praktik HCM yang tidak inclusif dan tidak memperhatikan kebutuhan karyawan.
7. Evaluasi yang lemah. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan pimpinan HCM seringkali kurang baik dan tidak memastikan mereka siap untuk menghadapi perubahan.
8. Keterbukaan yang buruk. Pimpinan HCM seringkali kurang memastikan transparansi dan keterbukaan dalam pengelolaan sumber daya manusia.
9. Keterlibatan karyawan yang rendah. Pimpinan HCM kadang terlalu memandang rendah terhadap keterlibatan karyawan dalam perubahan.
10. Kebijakan yang kaku. Kebijakan dan praktik HCM yang kaku dan tidak memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan dunia HCM.

Simaklah 10 kesalahan ini dan jangan sampai terjebak dalam kesalahan yang sama!

Indikator Keberhasilan Pimpinan HCM

Pimpinan HCM memiliki beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan mereka, seperti tingkat kepuasan karyawan, tingkat retensi karyawan, dan kinerja bisnis. Semakin banyak dan detail indikatornya, semakin baik pula hasilnya. Berikut adalah beberapa indikator penting yang menunjukkan keberhasilan pimpinan HCM dalam mengatasi pergeseran paradigma di lingkungan kerja :

1. Tingkat kepuasan karyawan. Tingkat kepuasan yang tinggi menandakan bahwa pimpinan HCM sukses memastikan karyawan merasa terlibat dan dihargai.
2. Retensi karyawan. Tingkat retensi yang tinggi menandakan bahwa pimpinan HCM sukses membuat karyawan merasa nyaman dan memiliki prospek karier yang baik.
3. Tingkat produktivitas. Tingkat produktivitas yang tinggi menandakan bahwa pimpinan HCM sukses memotivasi karyawan dan membuat mereka merasa terlibat.
4. Keterlibatan karyawan. Tingkat keterlibatan yang tinggi menandakan bahwa pimpinan HCM sukses memastikan karyawan memiliki peran yang jelas dan merasa terlibat.
5. Kemampuan rekrut dan mempertahankan talenta. Kemampuan untuk rekrut dan mempertahankan talenta menunjukkan bahwa pimpinan HCM sukses memastikan perusahaan memiliki sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas.
6. Dukungan dari karyawan. Dukungan dari karyawan menandakan bahwa pimpinan HCM sukses memastikan karyawan memahami dan merasa terlibat dalam perubahan.
7. Keuntungan perusahaan. Tingkat keuntungan yang tinggi menunjukkan bahwa pimpinan HCM sukses memastikan sumber daya manusia yang efisien dan efektif.
8. Kemampuan beradaptasi. Kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat dan efektif menandakan bahwa pimpinan HCM sukses mempersiapkan perusahaan untuk menghadapi perubahan.
9. Tingkat inovasi. Tingkat inovasi yang tinggi menandakan bahwa pimpinan HCM sukses memastikan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif.
10. Reputasi perusahaan. Memiliki reputasi baik berarti pimpinan HCM sukses memimpin pergeseran paradigma dan menjaga budaya dan nilai-nilai positif perusahaan yang diterima oleh seluruh karyawan.
11. Turnover karyawan. Tingkat turnover rendah menunjukkan pimpinan HCM berhasil memberikan lingkungan nyaman dan prospek karier yang baik bagi para karyawan.
12. Absensi karyawan. Tingkat absensi yang rendah menandakan pimpinan HCM sukses memberikan keseimbangan work-life yang baik dan memastikan karyawan sehat.
13. Pelatihan dan pengembangan karyawan. Pelatihan dan pengembangan berkualitas tinggi berarti pimpinan HCM sukses memberikan akses sumber daya dan teknik untuk meningkatkan keterampilan para karyawan.
14. Kolaborasi dan komunikasi. Tingkat kolaborasi dan komunikasi yang tinggi menunjukkan pimpinan HCM sukses membuat para karyawan merasa terlibat dan memiliki akses informasi dan sumber daya lain.
15. Kepuasan klien. Tingkat kepuasan klien yang tinggi berarti pimpinan HCM sukses memberikan keterampilan dan motivasi bagi para karyawan untuk melayani klien dengan baik.
16. Inisiatif karyawan. Tingkat inisiatif karyawan yang tinggi menandakan pimpinan HCM sukses memotivasi para karyawan untuk berkontribusi dan mengambil inisiatif.
17. Memenuhi target. Kemampuan mencapai target menunjukkan pimpinan HCM sukses memberikan akses sumber daya dan teknik bagi para karyawan untuk mencapai target mereka.
18. Memecahkan masalah. Kemampuan memecahkan masalah dengan efektif menunjukkan pimpinan HCM sukses memberikan keterampilan dan teknik bagi para karyawan untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang tepat.
19. Bekerja dalam tim. Kemampuan bekerja dalam tim yang baik berarti pimpinan HCM sukses memberikan akses sumber daya dan teknik bagi para karyawan untuk bekerja secara efektif dalam tim.
20. Kreativitas dan inovasi. Tingkat kreativitas dan inovasi yang tinggi menunjukkan pimpinan HCM sukses memberikan akses sumber daya dan teknik bagi para karyawan untuk berkreasi dan menciptakan sesuatu yang baru.
21. Kemampuan adaptasi perubahan. Pimpinan HCM yang handal dapat mengatasi pergeseran paradigma dan membuka jalan bagi karyawan untuk mengakses sumber daya dan teknik untuk beradaptasi dengan baik terhadap perubahan.
22. Tahan stres. Pimpinan HCM yang handal dapat mengatasi pergeseran paradigma dan membantu karyawan mengatasi stres dengan memberikan akses ke sumber daya dan teknik yang tepat.
23. Motivasi karyawan tinggi. Pimpinan HCM yang handal dapat mengatasi pergeseran paradigma dan membuka jalan bagi karyawan untuk mencapai motivasi yang tinggi melalui akses ke sumber daya dan teknik yang tepat.
24. Kemampuan bernegosiasi. Pimpinan HCM yang handal dapat mengatasi pergeseran paradigma dan membantu karyawan untuk bernegosiasi dengan baik dengan memberikan akses ke sumber daya dan teknik yang tepat.
25. Kemampuan memimpin. Pimpinan HCM yang handal dapat mengatasi pergeseran paradigma dan membantu karyawan untuk memimpin dan membuat keputusan yang tepat dengan memberikan akses ke sumber daya dan teknik yang tepat.

Demikian indikator yang bisa digunakan untuk menilai keberhasilan pimpinan HCM dalam mengatasi pergeseran paradigma di lingkungan kerja. Indikator ini bisa berubah sesuai kondisi perusahaan dan sesuai tuntutan pekerjaan di industrinya.

 

Kesimpulan dan Rekomendasi

Pergeseran paradigma dalam Human Capital Management (HCM) memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan organisasi dalam era yang semakin kompetitif. Faktor seperti teknologi, globalisasi, perubahan budaya kerja, dan regulasi hak karyawan mempengaruhi bagaimana perusahaan mengelola sumber daya manusia (SDM). Pimpinan dan praktisi HR perlu memahami 25 paradigma terbaru dalam HCM seperti Workforce Agility, Employee Experience, Diversity, Equity, and Inclusion (DEI), Remote Work, dan lain-lain untuk menyesuaikan strategi HCM mereka.

Saran yang dapat diberikan adalah untuk memastikan bahwa praktisi HR memahami pergeseran paradigma dan mengimplementasikannya ke dalam praktik HCM mereka. Ini akan membantu perusahaan menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan. Selain itu, perusahaan juga harus terus memantau dan menyesuaikan strategi HCM mereka untuk mengikuti perkembangan dan perubahan dalam bidang tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun