Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pemimpin Terbaik dalam Diri: Panduan Berpikir Strategis dengan Perspektif Islam untuk Kemajuan Karir

11 Februari 2023   06:07 Diperbarui: 11 Februari 2023   09:11 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berpikir strategis dalam islam adalah dengan memegang teguh pada 10 prinsip-prinsip diatas. kita dapat berpikir strategis dalam pandangan Islam dan membuat keputusan yang berkait erat dengan nilai-nilai Islam dan membantu mencapai matlamat dan tujuan yang baik.

7 Cara Menjadi Manusia yang Bermanfaat Bagi Umat dengan Islam

Menjadi manusia yang bermanfaat bagi umat, memerlukan pemikiran dan tindakan yang strategis dan bertanggung jawab. Islam menyediakan beberapa cara untuk membantu kita dalam hal ini, seperti :

1. Ibadah dan doa. Ibadah dan doa membantu meningkatkan kesadaran diri dan memelihara kesucian hati. Ini membuat kita lebih bijak dalam membuat keputusan dan bertanggung jawab.
2. Belajar Al-Qur'an. Al-Qur'an mengandung banyak nasihat dan ajaran yang membantu menjadi pribadi yang lebih baik.
3. Mengetahui dan mempelajari sejarah Rasulullah. Belajar dan memahami sejarah hidup Rasulullah dan para sahabat melalui sumber yang terpercaya, membantu menjadi lebih baik dalam berpikir dan bertindak.
4. Hormat pada orang tua dan masyarakat. Islam mengajarkan untuk menghormati orang tua dan masyarakat. Ini membantu bertindak bijak dan membuat keputusan yang tepat bagi lingkungan sekitar.
5. Berpikir melingkar dengan menyertakan 99 sifat Allah (asmaul husna) sebelum bersikap dan mengambil tindakan. Setiap keputusan yang akan diambil harus menunjukkan sifat kasih, sayang, benar, tegas, adil dan sifat-sifat baik lainnya.
6. Berkontribusi positif. Berbagi ilmu, membantu orang yang membutuhkan, dan berpartisipasi dalam kegiatan bermanfaat bagi masyarakat, adalah cara untuk berkontribusi positif.
7. Hidup bertanggung jawab. Islam mengajarkan untuk hidup dengan tanggung jawab dan memikul tanggung jawab atas tindakan. Ini membantu berpikir baik dan bertindak bijak dalam situasi apapun.

Dengan mempraktikkan ajaran Islam dan menjalankan tindakan yang tepat, kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi umat dan memiliki pemikiran yang strategis dalam setiap tindakan.

Kesimpulannya, berpikir strategis merupakan proses membuat dan mengevaluasi pilihan yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Ini melibatkan identifikasi situasi saat ini, memahami tujuan dan visi, mengevaluasi alternatif tindakan, dan membuat keputusan jangka panjang. Berpikir stratejik pada akhirnya juga bisa membantu kita untuk kemajuan karir, optimalisasi potensi, selain sebagai bentuk transformasi berpikir dalam kepemimpinan.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan sulitnya seseorang berpikir strategis, seperti fokus pada tugas sehari-hari, kurangnya waktu untuk refleksi, tergantung pada rutinitas, kurangnya pengetahuan tentang proses berpikir strategis, kemampuan mengatasi tekanan, mindset kurang proaktif, dan kurangnya sumber daya. Namun, dengan memahami dan mengatasi hambatan tersebut, individu dapat memperkuat kemampuan berpikir strategis mereka. Dalam perspektif Islam, berpikir strategis juga memerlukan pandangan yang berlandaskan akan nilai-nilai agama dan moral yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun