Bisa jadi, cerita siswa yang sering jadi trouble maker itu, adalah karena siswa itu selama ini diasuh dalam keluarganya dalam pola pengasuhan yang tidak penuh hormat. Ia jadi tidak tahu, bagaimana seharusnya dia bersikap, bergaul, dan menerapkan adab.
Pengasuhan yang penuh hormat (respectful parenting) menurut saya sendiri adalah semacam pengasuhan dengan menggunakan otak kiri dan otak kanan. Antara hati, ilmu, sikap, pengalaman dan imajinasi buat mereka. Menghargai individualitas anak dan tidak mendikte anak bagaimana mereka harus merespon dan bersikap. Tidak permisif, memanjakan secara berlebihan untuk menghindari konflik, over protectif, atau pun "otoriter". Tidak juga berkomunikasi satu arah, namun dialogis sesuai kebutuhan emosional anak. Mereka adalah makhluk yang unik, mandiri, rasional dan ingin eksistensinya dihargai.
Intinya pola pengasuhan "respectful parenting" ini akan menjadi kunci kesuksesan pengasuhan anak yang bijaksana untuk kini dan masa depan anak nanti.
Jangan Terlalu Terlibat, Beri Mereka Ruang Gerak
Orang tua yang sukses membesarkan anaknya mereka punya gaya "tidak terlalu terlibat" dalam pola pengasuhannya. Mereka memberikan anak-anak mereka kebebasan dan kemandirian untuk mengejar passion mereka, sekaligus memberikan dukungan moral dan finansial. Jadi, bukan dengan gaya orang tua yang "terlalu terlibat" yang cenderung mengontrol setiap gerakan anak-anak. Sebuah pilihan yang tidak bijak bila orang tua over protective, over possive, dan seringkali menentukan jalur hidup anak-anak mereka.
Orang tua yang sukses akan selalu memberikan dukungan moral dan finansial kepada anak-anak mereka, serta memberikan mereka kebebasan untuk mengejar passion mereka. Dalam waktu yang bersamaan, mereka juga membantu anak-anak mereka untuk menjadi lebih mandiri dan memiliki rasa percaya diri yang kuat. Hal ini dapat mengarah pada kesuksesan dalam bidang apapun yang anak-anak tersebut minati.
Karena bagaimana pun juga, anak adalah anak. Anak adalah selembar kertas yang membutuhkan cinta, batasan, keleluasaan dan dekapan hangat. Potensi mereka akan muncul justru saat kita punya pengetahuan dan kebijaksanaan mengenai pola asuh spiritual yang mendalam, bukan dengan pendekatan kekuasaan. Harus ini, harus itu. Tak boleh ini, dan tak boleh itu.
Lima Pilar Pengasuhan yang Penuh Hormat
Ada banyak cara, pendekatan dan metode dalam pengasuhan anak. Dalam pengasuhan yang penuh hormat, setidaknya ada tiga pilar yang harus diperhatikan, tanpa mengesampingkan hal-hal lain yang bisa mendukung terbentuknya pola pengasuhan yang penuh hormat.
Pertama, niat dan adab. Niatkan sebagai media untuk beribadah kepada Allah atas titipan atau amanah ini. Juga niatkan untuk menjaga kehormatannya, nama baiknya, dan benar sejak awal dalam setiap pilihan aktivitasnya. Selain itu, orang tua pun wajib membimbing anak pada pergaulan yang sesuai tuntutan agama, serta mencegah dari perbuatan yang dilarang-Nya.
Sementara soal adab adalah memberikan keteladanan bagaimana menghormati orang lain, respect kepada orang yang lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih muda. Adab disini juga berarti mentaati ajaran-ajaran kebaikan dan peraturan yang diberlakukan, serta bersyukur pada apa yang ada dan pada segala karunia yang telah diberikan-Nya.