Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Optimalkan Manajemen Risiko: Dari Subyektif ke Kuantifikasi Risiko

16 Januari 2023   11:32 Diperbarui: 16 Januari 2023   11:43 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Paradigma Baru Manajemen Risiko | pexels.com/Natalia V

Dulu, mendengar kata risiko, seringkali berkonotasi dengan hal-hal yang berbau negatif. Seperti  kerugian, ketidakpastian, ancaman, kelemahan, hal yang berbeda dari yang diharapkan, dan hal lain yang sebangsa dengan itu.

Namun dengan perubahan zaman, sekarang risiko itu sudah ditempatkan pada proporsi yang lebih baik, dimana risiko harus benar-benar dapat dikelola sedemikian rupa sebelum dan selama aktivitas bisnis berdenyut. Dan tentu saja harus di-review kemudian secara terukur.

Berguru langsung dari Bapak Roy Sembel, saya mendapat beberapa paradigma baru mengenai risk management. Manfaatnya, dalam aplikasi di lapangan, saya selalu mengkaitkan solusi atas masalah dalam risk management dengan beberapa paradigma baru ini.

Sesuai tuntutan jaman, kini risk management telah dan akan terus bertransformasi. Perkembangan dari "evolusi" risk management ini bercirikan dari pengukuran subyektif beralih pada kuantifikasi risiko, semacam risiko yang terukur. Yaitu seberapa besar batas toleransi risiko dapat terjadi, diterima akal sehat, dan terantisipasi.

Dengan kata lain, kini terus berkembang semacam Evolusi Pandangan Manajemen tehadap Risiko. Pengelola dan pemerhati manajemen risiko kini, kian tercerahkan.

Dari paradigma lama "From back room" beralih pada yang dulu paradigma baru "to Board Room". Dahulu pemantauan risiko menjadi salah satu fungsi internal audit di level "rendahan", kini pemantauan risiko sudah menjadi pekerjaan seorang CEO. Hingga tak heran, ada jabatan Direktur Kepatutan, Risk Management Director hingga Chief Risk Officer (CRO).

Paradigma Baru Di Internal Audit

Dalam tataran yang lebih sederhana pada fungsi audit internal misalnya, ditemukan juga pergeseran paradigma didalamnya. Khususnya paradigma lama dan paradigma baru dari audit internal berbasis risiko. Paradigma lamanya yang menggunakan cara-cara tradisional saat melakukan audit internal, lebih menitikberatkan pada pemeriksaan dokumen dan rekaman, serta melakukan pemeriksaan secara terpisah dari proses bisnis.

Sedangkan, paradigma baru adalah cara baru dari melakukan audit internal, yang lebih menitikberatkan pada pengidentifikasian dan pengukuran risiko, serta melakukan pemeriksaan secara terintegrasi dalam proses bisnis.

Manajemen Legal Risk

Hal yang sama, juga kita temukan pada perbedaan paradigma lama dan baru pada manajemen risiko hukum. Pada paradigma lama dari manajemen risiko hukum, lebih menitikberatkan pada pengendalian risiko hukum setelah terjadinya masalah hukum, serta lebih mengutamakan pada aspek hukum dan compliance. Sedangkan, paradigma baru dari manajemen risiko hukum lebih menitikberatkan pada pengendalian risiko hukum sebelum terjadinya masalah hukum, serta lebih mengutamakan pada aspek strategi dan value creation.

Perbedaan lainnya adalah Paradigma lama dari manajemen risiko hukum, risiko hukum diidentifikasi dan diukur dari hasil pemeriksaan dan analisa dokumen serta dari laporan dari pihak luar. Sedangkan Paradigma baru dari manajemen risiko hukum, risiko hukum diidentifikasi dan diukur melalui kajian internal dari proses bisnis, dengan memperhatikan perkembangan peraturan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Banyak contoh lain yang menggembirakan mengenai perubahan paradigma ini, selain dua contoh pada perubahan paradigma di internal audit dan manajemen risiko hukum. Penulis pun yakin, perubahan ini juga berlaku saat kita membahas risiko kredit, likuiditas, operasional,  pasar (market), reputasi, kepatuhan hingga risiko stratejik. 

Pendekatan PAS

Pada manajemen risiko dengan pendekatan PAS (Pengendalian Aktivitas Strategis), ditemukan juga adanya pergeseran dari paradigma lama ke paradigma baru. Pada paradigma lama dari manajemen risiko, lebih menitikberatkan pada pengendalian risiko setelah terjadinya risiko. Juga lebih mengutamakan pada aspek hukum dan compliance. Sedangkan, paradigma baru dari manajemen risiko lebih menitikberatkan pada pengendalian risiko sebelum terjadinya risiko, serta lebih mengutamakan pada aspek strategi dan value creation.

Pendekatan PAS adalah suatu pendekatan yang lebih menitikberatkan pada pengendalian risiko sebelum terjadinya risiko dan pengintegrasian risiko dalam proses bisnis.

Pendekatan PAS menitikberatkan pada pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara mengintegrasikan pengendalian risiko dalam proses bisnis, sehingga risiko dapat dikendalikan sejak dini dan dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi. Hal ini diorientasikan semata-mata agar perusahaan dapat bertindak secara cepat, tepat, presisi dan berkelanjutan.

Enterprise Risk Management

Risiko, dalam pandangan modern juga bukan lagi faktor negatif yang harus dikontrol, namun lebih dipandang sebagai sebuah peluang. Bukan juga risiko yang dikelola secara terpisah dalam sebuah organisasi, namun risiko harus dikelola secara terintegrasi secara utuh, menyeluruh, sistematis dan terprogram dalam Enterprise Risk Management (ERM).

Tanggungjawabnya, bila dulu didelegasikan pada level yang lebih rendah, sekarang ini manajemen risiko sudah menjadi tanggungjawan Direktur Risk Management, atau senior / line management.

Hal lain, bila dulu masih tidak terstruktur dan terpecah pada berbagai fungsi yang berbeda, maka sekarang ini risk management harus dibangun kedalam seluruh corporate management system.

Jadi, cukup bergengsi bukan peran, kedudukan dan nilai strategis dari risk management division sekarang ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun