Sebelum program atau strategi diluncurkan untuk mengatasi keengganan anak muda bekerja secara WFO, maka perlu disepakati terlebih dahulu prinsip-prinsip penting ini.
1. Fleksibilitas. Memberikan fleksibilitas dalam cara bekerja seperti rotasi kerja, jam kerja yang fleksibel, dan membuat kesempatan untuk WFH sesekali, dapat membuat anak muda merasa lebih nyaman dan termotivasi.
2. Empati. Memahami perasaan dan kebutuhan anak muda, dan berkoordinasi dengan mereka untuk menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
3. Komunikasi. Melakukan komunikasi yang jelas, komunikatif dan terbuka dengan anak muda agar dapat memahami perasaan dan kebutuhan mereka.
4. Support. Menyediakan dukungan dan pelatihan yang diperlukan agar anak muda dapat menyesuaikan diri dengan WFO.
5. Recognition. Memberikan apresiasi dan pengakuan atas kinerja anak muda saat bekerja di kantor.
6. Work-Life Balance. Menyediakan keseimbangan yang baik antara kerja dan kehidupan pribadi anak muda.
Bila cara mensikapi, program atau strategi dan prinsip sudah difahami, maka HR Dept atau Human Capital Dept perlu mengeluarkan semacam surat edaran atau SOP yang berisi panduan kerja. Yaitu panduan yang baik yang mengatur pada saat bagaimana, atau kapan sebuah beban pekerjaan bisa di WFH-kan, berikut kriteria-kriterianya.
Sebagai contoh saja, untuk menentukan kapan sebuah beban pekerjaan dapat dikerjakan dari rumah (WFH), beberapa kriteria ini perlu dipertimbangkan atau mungkin bermanfaat :
1. Ketersediaan teknologi yang diperlukan. Apakah anak muda memiliki akses terhadap perangkat kerja yang diperlukan dan dapat dihubungkan dengan jaringan internal perusahaan.
2. Nature of the work. Apakah pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang dapat dilakukan secara independen atau dapat dikerjakan tanpa perlu berkomunikasi secara langsung dengan rekan kerja.