5. Menerima atas ketetapan Allah. Bersikap rida dengan apa pun yang telah ditetapkan Allah dan bersikap tawadhu' (sederhana, bersahaja, rendah hati dan tidak sombong).
6. Pandai bersyukur. Bila kita bersyukur, maka rasa syukur itu sesungguhnya untuk dirinya sendiri. Rasa syukur ini yang menumbuh kembangkan kebagiaan lebih besar lagi. Rasa syukurnya ia landasi dengan husnuzhan kepada Allah dan tetap optimis disetiap kondisi.
7. Selalu memberi salam dan memberikan kebaikan kepada orang lain. Auranya penuh kesalehan, kasih dan sayang. Memiliki pasangan hidup yang saleh, keturunan yang saleh yang selalu mendoakan orang tuanya, bergaul dengan sahabat master mind orang-orang saleh, serta penyayang kepada sesama makhluk ciptaan Allah SWT.
8. Dermawan dan hidup dengan sederhana. Senantiasa sederhana dalam urusan dunia dan senantiasa mencintai urusan akhirat, serta menjaga diri agar hartanya berkah dari perkara yang haram dan perkara yang syubhat (belum jelas halal dan haramnya suatu perkara).
9. Menebar banyak manfaat untuk semua makhluk. Usia yang berkah adalah panjang umur dan beramal baik berdasarkan ilmu. Berbuat kebaikan dan jadi pelopor kebaikan, serta sedikit bicara dalam perkara yang tidak dibutuhkan, dan memaafkan segala kesalahan orang lain.
10. Selalu ingat kematian dan menjaga komitmen kepada Allah. Karena itu, ia lebih sibuk dengan aibnya sendiri & ingin sekali meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Selain itu, ia pun selalu berdoa memohon kebahagiaan kepada Allah, disambut malaikat rahmat, mendapatkan ampunan dan jaminan surga, bisa berkumpul di surga, hingga mendapatkan rida dari Allah swt.
Dengan mempertimbangkan syarat-syarat di atas, kita dapat mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya. Kebahagiaan yang bukan hanya sekedar rasa senang semu, sebatas kepemilikan, menjadi orang yang terkenal, punya jabatan yang tinggi, gelar yang banyak. Namun lebih pada merasa bahagia dengan diri sendiri, Tuhan, serta hidup dan kehidupan yang diberikan Tuhan.
Jadikan kebahagiaan sebagai tujuan utama dalam hidup kita, dan jangan lupa untuk selalu memperjuangkannya dengan proses yang baik, benar dan sesuai syariatnya.
Terakhir, mari kita saling doakan serta nasehat menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Saya pun mendoakan, agar para pembaca senantiasa bahagia dan memiliki kebahagiaan dengan keluarga, pekerjaan, dan keyakianannya. Aamiin ya robbal alamain."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H