Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Inilah Cara Melakukan Percepatan Transformasi Selain Digitalisasi

19 Desember 2022   17:32 Diperbarui: 20 Desember 2022   08:31 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh sederhana saya dapatkan di sebuah Klinik dan Apotik Harapan Sehat Cilaku Cianjur yang telah mendapat penghargaan dari presiden. Juga visi dan misi sederhana dari Richeese Factory, sebuah makanan cepat saji ayam krispi keju pedas. Tak heran, Richeese sekarang sudah punya setidaknya 177 outlet yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi.

Bila visi dan misi yang tak jelas, maka otomatis membicarakan garis-garis besar haluan organisasi seperti road map dan blue print akan sulit diterapkan.

Blueprint program kerja tahunan sendiri, senyatanya harus dijahit dengan apik sedemikian rupa. Mulai dari penyatuan beragam program antar bagian, mempresentasikan bersama oleh setiap bagian, hingga "kastemisasi" dan finalisasi program keseluruhan yang terintegrasi. Ini sendiri, biasanya cukup memakan waktu 2 hingga 3 bulan sebelum awal tahun berjalan.

Keempat, core values dan budaya kerja yang sudah merasuk tertanam doktrinnya hingga prajurit terdepan. Bukan sekadar core values yang ikut-ikutan, disamain, dan yang penting ada dan keren kelihatan atau singkatannya.

Lucunya, sekarang ini soal core values, tak sedikit organisasi yang tak menyadari ini. Malah, pimpinannya lebih berorientasi cari aman dan cari selamat saja. Tak berani bicara itu, dan dikatakan Oh itu, soal sakral. Kita fokus saja pada pekerjaan-pekerjaan rumah yang harus kita kerjakan dan kita selesaikan.

Kelima, soliditas team. Ini yang cukup sulit. Koordinasi, ego sektoral, dan kesamaan langkah agar ada sinkronisasi program bukan soal yang gampang diselesaikan.

Celakanya, ada pejabat yang sudah merasa bekerja saat sudah melakukan rapat koordinasi. Wah, celaka, kalau udah punya pikiran seperti ini.

Transformasi Individual

Nah ini cara yang paling suka saya bahas. Cara yang paling murah dan cukup efektif dilakukan, di mana setidaknya bisa kita lakukan dengan dua cara.

Pertama, strong leadership. Dimana kekuatan sosok pemimpin ini bisa merubah mindset dan sistem yang sudah ada. Seperti program yang sudah bagus tetap dijaga dan dikembangkan. Program yang kurang bagus diperbaiki. Program yang tak bagus dan memakan anggaran, dihapuskan.

Terakhir, program baru yang inovatif dan diyakini membawa perubahan dan kemaslahatan lebih banyak, ya diciptakan dan digulirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun