Ketinggian derajatmu, ada pada kerendahatian atau ketawadhuanmu. Bukan keras hati, takabur, atau pun sombong. Caranya sungguh mudah, Nak. Pertama, adalah saat kau tidak melihat orang lain lebih rendah dari dirimu. Kedua, kau selalu melihat orang lain dengan prasangka baik, dan ketiga kau selalu mampu melihat kelebihan orang lain dari mu di aspek-aspek lainnya.
Murnikan jiwamu
Luhurkan budi pekertimu
Dan jaga adabmu
Nak, lembutkan hatimu untukku.... Juga pada keluargamu, pada orang-orang terdekat di sekelilingmu, pada orang yang mencintai dan menyangimu. Pada semua orang yang bisa kau sentuh, kau temui, dan berbincang dan berkata-kata denganmu. Karena hanya itu ukuran keberhasilan diriku sebagai ayahmu.
Nak, lembutkan hatimu untukku.... Tak perlu keras hati. Karena dunia dan kehidupan ini, hanya dimenangkan dengan hati yang lembut, hangat, tulus, dan murni. Agar kelak, saat aku menghadap Tuhanku, aku sudah meninggalkan anak yang soleh dan sholehah. Adabnya terjaga. Budi pekertinya mulia. Sikapnya sederhana. Lembut hatinya. Karena yang kutahu, doa-doamu untukku yang baik adalah doa-doa dari yang orang-orang yang selalu melembutkan hatinya.
Nabi Muhammad sudah mencontohkannya. Adab yang bagus, karakter yang baik, watak yang indah, dan akhlak yang mulia. Di wajahnya, selalu ada senyum dan senyuman indah.
Nak, lembutkan hatimu untukku... agar aku yakin, bahwa itu sudah jadi kebiasaan dan karaktermu. Adab sebelum ilmu, karakter sebelum pinter. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H