Adab dan akhlak yang baik itu stratejik. Ia akan mampu menolong dan mempercepat untuk mendapatkan, memahami dan mengamalkan ilmu yang berkah, yaitu ilmu yang terus bertambah dan mendatangkan manfaat dunia dan akhirat. Yusuf bin Al Husain rahimahullah pernah mengatakan : "Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh".
Survey membuktikan, semua sosok orang sukses di berbagai lintas profesi selalu saja menomorsatukan adab, karena adab merupakan amal dan ilmu. Karena itu pula, sudah selayaknya kita meyakini sepenuhnya, bahwa saat semua adab kebaikan yang diamalkan, maka dengan sendirinya Allah akan menambahkan kepadanya pemahaman tentang agamanya, kemuliaan kehidupannya, dan keberkahan umurnya. Dengan kata lain, karakter sebelum pinter akan jadi kunci kemuliaan sejati insan pembelajar dan orang profesional.
Untuk itu semua, sangat penting diperhatikan bahwa sejak kita berada diperjalanan awal kita berkarir dan mengeluti profesi kita, penting untuk menempatkan bahwa adab dalam menuntut ilmu yang juga merupakan bagian dari ilmu. Adab itu tentu harus bersumber dari dalil-dalil yang kita peroleh dari para pecinta ilmu yang kapasitasnya dan ketawadhuannya sudah teruji dan terbukti, karena ia sendiri telah mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Adab yang sedikit, jauh lebih kita butuhkan daripada ilmu yang banyak, karena adab terhadap ilmu dan orang yang berilmu, merupakan adab kepada Allah dan Rasul-Nya. Juga karena adab dalam amalan merupakan tanda diterimanya amalan, berkahnya kebaikan, dan semakin dekatnya kita kepada Allah Yang Maha Menggenggam Segala Urusan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H