Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Habis Pandemi, Terbitlah Resesi? Tenang, Ambil Solusi Ini !

7 November 2022   09:33 Diperbarui: 7 November 2022   14:55 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2023 diprediksi jadi tahun kegelapan. Gelombang tsunami PHK sudah terjadi dimana-mana. PHK terjadi di sejumlah startup atau usaha rintisan di dalam negeri, termasuk starup digital. Tak hanya itu, intaian gelombang tsunami PHK juga mengintai kuat pada industri tekstil, dan industry padat karya. Ada yang berpendapat, barang sekarang itu lebih murah impor, dan barang import itu lalu dijual di dalam negeri. Disisi lain, biaya bahan baku naik, kemudian ongkos angkutan tak sejalan dengan naiknya daya beli masyarakat.

Akibatnya, ada banyak pekerja yang terkena PHK, ada juga pekerja yang terikat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) tidak diteruskan. Hasil akhirnya, harus diakui kondisi ketenagakerjaan kita kurang mengembirakan dan tidak sedang baik-baik saja. Disrupsi teknologi, antar generasi, pandemi, dan digitalisasi tak bisa kita hindari.

Terlepas dari tahun kegelapan 2023 itu, dalam lingkar pengaruh pribadi, mode survival harus segera diaktifkan. Saatnya kita mengasah kemampuan dan mengambil keuntungan untuk selalu berpikir kreatif dan berinovasi. Proses kreatif sendiri lebih berfokus pada produksi ide. Sementara, inovasi mempunyai fokus untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Sejauh yang saya kenal dengan banyak praktisi di berbagai lintas profesi, para praktisi sendiri tak mau dipusingkan dengan berbagai istilah atau pun terminasi. Baik itu cara berpikir lateral, kreatif, inovatif, hingga istilah out of the box thingking (thinking outside the box). Yang jelas, ada yang berpikir lateral yaitu cara berpikir kreatif dengan menemukan cara asimetri, keluar dari cara linier, dan ada yang berpikir out of the box. Dimana cara terakhir ini adalah cara berpikir di luar batasan, melampaui batasan, atau menggunakan perspektif yang baru. Yang penting pikirkan apa yang tak terpikirkan, dan hasilkan ide baru  yang tak terpikirkan sebelumnya.

Banyak contoh yang bisa kita ungkap dari hasil cara berpikir out of the box. Misalnya, di dunia marketing ada istilah co-branding. Seperti di dunia bisnis, ada merger Blibi, Tiket.com, dan Ranch Market. Di tingkat lapangan, ada patroli bersama TNI & Polisi. Juga bagi kantor polisi yang memiliki area lahan parkir, tahun 2015 pernah disampaikan bahwa masyarakat yang mau mudik boleh menitipkan kendaraan roda 2 atau empatnya di kantor polisi. Masyakarat, jelas sangat menyambut antusias gagasan cemerlang ini.

Contoh lain, di dunia properti terlahirnya konsep Ruang Kerja Bersama (coworking wpace) sebagai shared office space. Di ritel, Indomaret ber-cobranding dengan berbagai bank. Dimana bisnis pembayaran memungkinkan pengguna tidak wajib datang ke bank atau ATM untuk melakukan transaksi, karena semua bisa bayar di Indomaret.

Di ritel supermarket sebagai contoh lain, ada penjual pisang yang menuliskan Pick Me I'm Single untuk untuk dijual satuan, karena pisang mrotol lepas dari sisirnya. Jadi si penjual jualan satu sisir dan juga jual satuan. Lain hal, dengan pedagang kuliner banyak juga kita jumpai inovasinya. Seperti ada penjual baso di Jember dimana si abangnya pakai dasi, berpenampilan rapi, pake jas, dasi, dan bersepatu pantofel. Wuih, kereen !

Di sektor produksi sekala kecil seperti di Blitar, ada seorang kakek tamatan SD yang mampu membuat destilator limbah plastik dan mengubahnya jadi BBM premium, solar dan minyak tanah, dengan harga lebih murah !

Berpikir Out Of The Box

Permasalahan apa pun pasti ada solusinya. Cara kerja yang lebih sederhana, efisien, efektif, lebih murah hingga lebih produktif dan bermakna, bisa kita dapatkan dengan meningkatkan kemampuan berpikir out of the box ?

Berikut beberapa cara yang bisa kita pilih :

1. Berguru kepada orang kreatif dan berkumpul ama orang kreatif. Orang kreatif itu pandai mengamati lalu cari celah niche market atau peluang cemerlang. Prosesnya tak jauh dengan cara ATM : Amati - Tiru - Modifikasi.

2. Jangan jadi PHP -- Pemberi Harapan Palsu. Memulai saja dari akhir, begin with the end in mind (backward planning, yaitu memutuskan goal yang ingin dicapai sebelum mencari tahu langkah apa yang bisa dipakai.

3. Bikin dia jatuh cinta. Cintai apa yang sedang kita kerjakan, dan kerjakan dengan penuh rasa cinta. Lalu, bayangkan minimal 4 manfaat yang akan didapat bila kita berhasil. Pakai kacamata lebah, yaitu bekerja memanfaatkan kekuatan diatas peluang.

4. Jadilah seniman. Menggambar, melukis, nikmati musik / instrumentalia, bernyanyi, sambil sesekali memikirkan permasalahan kita.

5. Move on aja, dan lupakan. Mundur selangkah, lupakan : jangan bahas sekarang ! (Besok pikirkan lagi).

6. Jadilah 400% lebih cerdas. Pekerjakan orang pinter. Tanya 4 senior, 4 kolega di asosiasi, 4 praktisi sukses, 4 sahabat ! Catat, dan In Syaa Allah selesai !

7. Keluar kantor, atau ngopi aja. Hirup udara segar, buat outdoor meeting, bahas sambil ngopi.

8. Terjunkah ke Hollywood. Banyak nonton film (video, youtube) yang related dengan masalah kerjaan kita. YouTube, Instragram Reels, dan Tiktok itu tambang emas ide-ide baru.

9. Jadilah pengantin baru. Membuat sesuatu setiap hari (misalnya satu hari, satu artikel), atau cara lain sesuai minat pribadi.

10. Buat rutinitas baru. Baik di rumah maupun di tempat kerja. (Mis. Ganti meja kerja, lay out, kerja di luar Rumah).

11. Jadilah Abunawas. Berpikirlah kritis. Dahulukan bertanya Bagamana, lalu Apa, dan terakhir Mengapa. Bila dimulai dari Mengapa, dapatkan Big Why-nya apa agar kita lebih termotivasi.

12. H2N : Hadapi, hayati, nikmati, seperti halnya mendalami hobi.

13. Seperti anak kecil. Sederhanakan masalah, seperti kita saat menjelaskan sesuatu ke anak kecil.

14. Gunakan 2 otak : Mind maps.

15. Jadilah Agen Rahasia. Pelajari ilmu lain / industry lain di luang waktu, siapa tahu ada analogi pemecahannya.

16. Bergayalah seperti mahasiswa. Beli buku baru penunjang profesi. Baca buku 4 halaman / hari, atau jadilah predator buku. Bukan kutu buku.

17. Belajarlah di "sekolah dasar". Ikut kursus / kelas online yang related dengan profesi kita.

18. Gedein gengsi. Mana yang lebih besar : dirimu, atau masalahmu. Tekad semangatmu, atau permasalahanmu ?

19. Libatkan Staf Ahli Presiden. Punya Mastermind : temen diskusi mendalam, mintai pendapatnya, karena kita presidennya.

20. Dapatkan bisikan langit : Panjatkan doa. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus, Always Allah !

21. Wariskan legacy. Niatkan bahwa kita bisa mewariskan legacy, bahwa kita pernah hidup di dunia ini. Dan biarlah semua itu menjadi otentik versi diri kita sendiri, terlepas itu orisinal atau pun hasil benchmarking.

Nah, sampai disini, silakan bila sahabat-sahabat mau menambahkan. Karena senyatanya, imajinasi untuk mencari solusi itu seluas langit dan bumi !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun