Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ternyata, Inilah 9 Rahasia Tersembunyi Penulis Pembelajar

21 Oktober 2022   08:57 Diperbarui: 26 Oktober 2022   10:56 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : pexels.com - suzy hazelwood

Keenam, pilih sikap yang memberdayakan. Tak jarang, saya pun suka mudah terhanyut dan merasa kagum saat ada penulis yang mampu memaparkan ide, gagasan, inspirasi atau temuannya dengan memukau. Padahal sikap itu -- kekaguman itu -- adalah salah. Jauh lebih tepat bila kita memilih sikap untuk bersyukur ada penulis yang menuliskan percikan karunia-NYA dan memberikan kedalaman makna pada pembacanya.

Ketujuh, bertanggungjawablah. Di dunia fiksi, tentu saja lain lagi. Saat penulis biasa menulis fiksi, pada umumnya orang menganggapnya bahwa menulis fiksi adalah mengarang dengan khayalan, agar bisa menghibur para pembacanya. Namun, hal yang berbeda saya temukan pada penulis pembelajar saat mereka menulis fiksi. Bagi penulis pembelajar, menulis fiksi itu jelas memerlukan untuk berpikir serius, bertanggungjawab secara moral, memberikan pencerahan bagi pembacanya, dan karena itu jelas harus cerdas.

Kedelapan, jadikan tantangan. Bagi orang biasa, ide itu diyakini bisa datang tak diundang, dan bisa datang kapan saja setiap saat. Padahal senyatanya, bagi penulis pembelajar justru mereka merasa tertantang -- dan menjadi keasyikan tersendiri -- saat mencari, menemukan, dan menggali ide itu sendiri. Mencari ide dan mengemasnya, itu petualangan tersendiri.

Kesembilan, tulis ulang dan ikatlah makna. Akhirnya, saya setuju 101% dengan apa yang dikatakan oleh Joe Vitale, penulis buku Hypnotic Writing, bahwa "Tidak ada penulis yang hebat, yang ada hanyalah penulis ulang yang hebat" yang memberi makna, manfaat, pencerahan dan inspirasi bagi para pembacanya.

Akhirnya, jadilah penulis pembelajar untuk menjadikan diri sebagai insan pembelajar. Bukan jadi orang yang terkenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun