Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kanjuruhan, Ajakan Kebaikan dan Peradaban

15 Oktober 2022   08:24 Diperbarui: 15 Oktober 2022   09:48 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumentasi Pribadi

 

Di dunia nyata, hampir selalu setiap masalah antar manusia yang ditemui, mayoritas berkisar yang tak jauh dari persoalan ini. Yaitu, adab, kesantunan, etika, kerendahatian, empati, surti, kepatutan, kepantasan, kesopanan, keberlimpahan, emotional quotient, meminta maaf dan memaafkan, dan respek.

 

Di kalangan professional expert, adab ini digolongkan pada satu kelompok dengan akhlak atau karakter. Sebanding dengan unity, amanah, konsep diri yang positif, jujur, dapat dipercaya, dan rendah hati,  

 

Sayang sekali semua itu kini seperti luntur dan kian melemah. Di ruang publik contohnya, kalau ada sesuatu yang kurang berkenan dan tak pantas, selalu saja pendekatannya adalah pendekatan formal dan legal. Publik dipertontonkan dengan drama saling lempar tanggung jawab, dan saling menyalahkan pihak-pihak terkait. Keduanya itu - saling lempar tanggungjawab dan menyalahkan - adalah bukti dari kacaunya mindset, leadership, system, dan kelembagaan. Seringkali kita temukan juga, para petinggi terkait yang harus bertanggungjawab atas sebuah kasus, selalu saja berlindung dibawah aturan formal ini dan itu. Padahal bila adab dikedepankan, maka keadilan dan kebenaran substantif jauh lebih mudah didapatkan dan diterapkan.  

 

Dengan kata lain, bila kita menggunakan pendekatan moral, semua masalah itu akan jadi jauh lebih sederhana, lebih jelas, dan lebih cepat selesainya. Contoh yang sangat jelas disini, adalah kasus tewasnya ratusan korban di Stadion Kanjuruhan Malang. Disisi lain, di event sebesar itu, risk manajemen sepertinya tidak dijalankan. Tak ada jaminan keselamatan maksimum bagi semua penonton.

 

Kasus Kanjuruhan misalnya, itu adalah sebuah potret kehidupan yang nyata. Dan disinilah, peran pendakwah -- dan guru-guru serta kaum pendidik -- harus juga ikut serta. Bahwa dalam kehidupan masyarakat, khususnya kaum muda, adab harus mendapat porsi perhatian yang pertama dan utama.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun