Awal Oktober lalu, tepatnya saat peringatan Hari Batik 2 Oktober 2022, saya menghadiri acara Supermentor ke-27. Acara ini digelar di ballroom Djakarta Theater XXI di bilangan Thamrin, Jakarta. Acara Supermentor yang digagas oleh Dino Patti Djalal memang selalu menarik.
Di seri ke-27 ini Supermentor terasa istimewa sekali, karena menghadirkan walikota dan gubernur juara. Mereka adalah Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Bima Arya. Acara yang dimulai pukul 16.00 ini pesertanya membludak.Â
Semua kursi penuh. Bahkan banyak yang rela berdiri di dalam ballroom. Beberapa orang, bahkan rela duduk di ruang tunggu di luar ballroom. Luar biasa.
Beruntung saya datang awal, yaitu pukul 14.30, jadi masih dapat tempat duduk di dalam ballroom. Acara ini diawali dengan perkenalkan Dino Patti Djalal mengenai acara Supermentor.Â
Supermentor memang keren sih, karena selalu menghadirkan pembicara top. Beberapa di antaranya yang pernah jadi pembicara di acara ini adalah Sri Mulyani, Tony Fernandes, Sri Dato Tahir, Maudy Ayunda, dan tentu saja tiga pembicara seri ke-27 kemarin.
Pembicara pertama acara ini adalah Walikota Bogor yang menjelaskan kebijakan-kebijakan di Kota Bogor. Ada banyak hal menarik dipaparkan oleh Bima. Misalnya saja kebijakan terbaru yang mengubah Taman Topi menjadi Alun-alun Bogor.
Ada banyak cerita dari kebijakan ini, misalnya langkah tersebut dilakukan untuk memutus penyalahgunaan ruang publik (Taman Topi) yang dijadikan tempat prostitusi. Saya malah baru tahu kalau Taman Topi jadi tempat prostitusi.
Pembicara kedua giliran Kang Emil. Gubernur Jawa Barat ini menjelaskan kebijakan-kebijakan yang diambil di masa pemerintahannya. Salah satu fokusnya adalah politik arsitektur. Wajar sih ya Kang Emil bahas ini, karena dia kan seorang arsitek ya. Kang Emil menjelaskan pengembangan arsitektur sebagai sebuah warisan bagi generasi hari ini dan masa mendatang.
Pembicara terakhir acara Supermentor 27 adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mayoritas peserta yang hadir di acara ini sepertinya adalah fans dan supporter Anies. Hal ini terlihat dari tepuk tangan yang sangat meriah ketika Anies naik ke panggung.
ABW, begitu dia biasa dipanggil, menjelaskan program-program yang sudah dijalankan selama memimpin Jakarta. Konsep-konsep yang dijabarkan ABW cukup menarik. Hal pertama yang dibahas ternyata bukan trotoar untuk pejalan kaki, maupun transportasi publik. Tebak, kira-kira apa yang pertama dibahas?